Nelangsa ku tak terlihat, karena yang kau mamah hanyalah serat-serat kegiranganku yang tampak.
Ia bersembunyi dibalik lapisan kulit ketenangan. Ia tertutupi kain keagresifan.
Nelangsa itu ada. Hanya saja logika ku senantiasa menjadi tamengnya.
No comments:
Post a Comment