Beberapa minggu lalu, ibu saya menelpon. Hah dasar anak tidak tahu diri (baca:saya) karena memang sudah lama saya tidak menelpon beliau. Ada banyak sebab kenapa saya jarang menelpon. Nantilah saya ceritakan jika ada kesempatan. Nah, dalam kesempatan itu, ibu tercinta meminta saya untuk mengirimkan surat keterangan dari Universitas tentang saya. Ini masalahnya.
Bukannya saya tidak mau untuk meminta surat keterangan tersebut. Bukan pula lantaran birokrasi berbelit yang harus dilalui untuk memintanya. Namun bulan-bulan oktober dan November adalah bulan "Antrian" di seluruh aktivitas kampus, termasuk meminta surat keterangan tersebut yang biasa kita sebut dengan Tasdiq. Tahun lalu saja, untuk meminta tasdiq tersebut buat perpanjangan visa tinggal, saya harus antri sejak pukul 6 pagi sampai pukul 4 sore selama seminggu full dan hasilnya nihil. Bayangkan rasa capek yang akan saya lalui. Walau pada akhirnya, Alhamdulillah Tasdiq saya peroleh pun lantaran "Keajaiban" dan sedikit "Curang".
Namun karena yang meminta adalah ibu tercinta, akhirnya semua hal tersebut saya arungi. Alhamdulillah proses tahun ini tidak sedahsyat tahun lalu. Meski tetap saya harus antri sekitar 6 jam untuk mendapatkannya.
Masalah kedua muncul ketika saya melihat tasdiq tersebut. Saya sempat berpikir untuk menterjemahkannya terlebih dahulu ke dalam bahasa indonesia lalu nanti di legalisir oleh pemerintah Mesir dan Indonesia disini. Nah, memikirkan akan menghadapi birokrasi lagi, saya pun mengurungkannya dan memilih untuk tetap mengirimkan surat keterangan aka tasdiq yang asli dan masih berbahasa arab tersebut.
Masalah lain adalah muncul kekhawatiran bahwa nanti Surat keterangan saya tersebut dianggap palsu. Kalian tahu kawan ? Tasdiq disini tidaklah semegah surat print-an komputer seperti di Indonesia. Surat Keterangan tersebut merupakan kopian jelek dan menggunakan kertas bekas. Namun jangan remehkan kesaktiannya di Mesir. Dengan surat tersebut, kita bisa mendapatkan izin tinggal 1 tahun disini. Kertas kusam itu juga bisa menjadi pengantar untuk mencari beasiswa. Bahkan dalam kondisi tertentu, kertas bertuliskan "Itsbat Qaid" tersebut bisa menggantikan fungsi paspor. Keren bukan
Ini penampakannya :
gimana meyakinkan ga buat kalian ?
Tapi itu resmi dan asli lo. Di cap langsung oleh Universitas dan Lambang resmi mesir.
Ini terjemahannya:
Universitas Al-Azhar
Fakultas Syari'ah wal Qanun
Kairo
Nama : Zamzami Saleh bin Zuarlis
Kewarganegaraan : Indonesia
Tingkat : 4 (di Azhar tidak memakai sistem SKS tapi Tingkatan. 1 tingkat 2 Semester)
Jurusan : Syariah Islamiyah (Hukum Islam)
Tahun Pendidikan : 2012-2013
Status kuliah : Mustajid di Tingkat 4 (Mustajid artinya naik tingkat murni) dengan Nilai Jayyid (Baik)
Lalu setelah itu ada keterangannya. Dan ditanda tangani oleh 4 orang : 1. Petugas Adm 2. Kepala Bagian Adm 3. Kepala Tata Usaha bidang Pendidikan 4. Kepala Bidang Administrasi Fakultas
Yah semoga nanti orang Indonesia Percaya, Amin. Kapan-kapan saya akan cerita tentang warna-warni Mahasiswa di Mesir ini :D *jangan sekarang, lagi mau jadwal membimbing diktat junior *
Bukannya saya tidak mau untuk meminta surat keterangan tersebut. Bukan pula lantaran birokrasi berbelit yang harus dilalui untuk memintanya. Namun bulan-bulan oktober dan November adalah bulan "Antrian" di seluruh aktivitas kampus, termasuk meminta surat keterangan tersebut yang biasa kita sebut dengan Tasdiq. Tahun lalu saja, untuk meminta tasdiq tersebut buat perpanjangan visa tinggal, saya harus antri sejak pukul 6 pagi sampai pukul 4 sore selama seminggu full dan hasilnya nihil. Bayangkan rasa capek yang akan saya lalui. Walau pada akhirnya, Alhamdulillah Tasdiq saya peroleh pun lantaran "Keajaiban" dan sedikit "Curang".
Namun karena yang meminta adalah ibu tercinta, akhirnya semua hal tersebut saya arungi. Alhamdulillah proses tahun ini tidak sedahsyat tahun lalu. Meski tetap saya harus antri sekitar 6 jam untuk mendapatkannya.
Masalah kedua muncul ketika saya melihat tasdiq tersebut. Saya sempat berpikir untuk menterjemahkannya terlebih dahulu ke dalam bahasa indonesia lalu nanti di legalisir oleh pemerintah Mesir dan Indonesia disini. Nah, memikirkan akan menghadapi birokrasi lagi, saya pun mengurungkannya dan memilih untuk tetap mengirimkan surat keterangan aka tasdiq yang asli dan masih berbahasa arab tersebut.
Masalah lain adalah muncul kekhawatiran bahwa nanti Surat keterangan saya tersebut dianggap palsu. Kalian tahu kawan ? Tasdiq disini tidaklah semegah surat print-an komputer seperti di Indonesia. Surat Keterangan tersebut merupakan kopian jelek dan menggunakan kertas bekas. Namun jangan remehkan kesaktiannya di Mesir. Dengan surat tersebut, kita bisa mendapatkan izin tinggal 1 tahun disini. Kertas kusam itu juga bisa menjadi pengantar untuk mencari beasiswa. Bahkan dalam kondisi tertentu, kertas bertuliskan "Itsbat Qaid" tersebut bisa menggantikan fungsi paspor. Keren bukan
Ini penampakannya :
gimana meyakinkan ga buat kalian ?
Tapi itu resmi dan asli lo. Di cap langsung oleh Universitas dan Lambang resmi mesir.
Ini terjemahannya:
Universitas Al-Azhar
Fakultas Syari'ah wal Qanun
Kairo
Nama : Zamzami Saleh bin Zuarlis
Kewarganegaraan : Indonesia
Tingkat : 4 (di Azhar tidak memakai sistem SKS tapi Tingkatan. 1 tingkat 2 Semester)
Jurusan : Syariah Islamiyah (Hukum Islam)
Tahun Pendidikan : 2012-2013
Status kuliah : Mustajid di Tingkat 4 (Mustajid artinya naik tingkat murni) dengan Nilai Jayyid (Baik)
Lalu setelah itu ada keterangannya. Dan ditanda tangani oleh 4 orang : 1. Petugas Adm 2. Kepala Bagian Adm 3. Kepala Tata Usaha bidang Pendidikan 4. Kepala Bidang Administrasi Fakultas
Yah semoga nanti orang Indonesia Percaya, Amin. Kapan-kapan saya akan cerita tentang warna-warni Mahasiswa di Mesir ini :D *jangan sekarang, lagi mau jadwal membimbing diktat junior *