Berhubung lagi “kena” wajib ngepost, maka saya post ini aja yah....

Katanya manusia itu adalah makhluk sosial. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Manusia punya kebutuhan untuk bersosialisasi dan tentu saja menegaskan posisinya dalam struktur sosial yang ia tempati (busyet, bahasanya tinggi banget yah :D ). Intinya adalah manusia itu suka bersosial dan punya hasrat ingin eksis di dalamnya. Walaupun memang dalam kondisi tertentu keinginan untuk eksis itu bisa menjadi penyakit yang kita sebut dengan narsis.

Okeh, inof... cukup... kafa...alah tu da...

Saya sendiri cukup hobi dalam bersosialisasi dalam komunitas-komunitas. Banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan dari setiap komunitas yang saya ikuti. Prinsip saya “Setiap tempat adalah sekolah, setiap orang adalah guru”....

Maka......postingan kali ini akan bercerita tentang saya dan komunitas yang saya ikuti. Postingan ini bertujuan untuk bagi pengalaman dan cerita saja. Mengingat cerita komunitas ini cukup banyak bahasannya, maka cerita dalam postingan ini saya batasi yakni sekedar menceritakan keikutsertaan saya di komunitas itu, apa saja yang telah saya lakukan dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Terima kasih atas bantuan bapak dosen yang terhormat terima kasih sudah membaca postingan paksaan ini...

Pertama, Pelajar Islam Indonesia (PII)

PII adalah komunitas pertama yang saya ikuti. Saya direkrut (ceile bahasanye) pada bulan Ramadhan tahun 2004 di Lubuk Sikaping, Pasaman. Ceritanya PII ini mengadakan rekrutmen berbentuk pesantren ramadhan selama semingguan. Saya pun ikut karena memang pas bulan ramadhan ga ada kerjaan. Pesertanya waktu itu 19 orang. Seminggu itu penuh pengalaman dan penderitaan pelajaran (dan tragisnya ada yang cinlok2an, walaupun satu sukses, satu ditolak, dan satu memendam rasa sama ehm ehm saya *sarap kali yang cinlok sama saya). Sejak saat itu, saya aktif di komunitas ini, resminya sampai 2013, namun sampai detik ini saya masih sering dilibatkan dalam kegiatan2nya walaupun tidak aktif dalam struktur.

PII ini adalah organisasi pelajar Islam pertama dan tertua di Indonesia. Lahir pada tanggal 4 Mei 1947. Bertahun-tahun, PII ini dianggap organisasi yang bikin pelajar tingkat SLTP dan SLTA menjadi cepat dewasa. Bayangkan saja, kadernya SMP saja pernah ikut perang lawan agresi militer Belanda (walau akhirnya harus gugur). Kalau saat sekarang, kadernya yang masih SMP udah berani berorasi di depan pejabat pemerintahan (disaat banyak anak SMP lain malah sibuk cetingan). PII ini sudah banyak menghasilkan tokoh besar di Indonesia, diantaranya: Wapres RI Pak Jusuf Kalla, Dahlan Iskan, Sofyan Djalil (menteri), Mahfudh MD (mantan ketua MK) dan lain-lain.

Di PII, ada sistem kaderisasi berjenjang mulai dari basic sampai advance. Saya sendiri sudah mengikuti seluruh jenjang tersebut. Alhamdulillah....

Pengalaman saya di PII cukup banyak. Saya pernah jadi ketua pengurus daerah PII untuk kota Bukittinggi dan kabupaten Agam periode 2006-2007. Pas kuliah di Mesir pernah diamanahi jadi koordinator departemen ta’lim tahun 2009 dan ketua umum Perwakilan PII Mesir periode 2010-2012 serta ketua dewan ta’dib tahun 2013. Pas pulang ke Indonesia sempat ditawari jabatan di Pengurus Besar PII di Jakarta, namun terpaksa saya tolak karena pengen dekat sama orang tua dulu.

Kedua, Assosiasi Santri Pasaman (ASSIPA)

Assipa ini adalah organisasi santri asal kabupaten Pasaman. Dahulu namanya Generasi Muda Pasaman Rantauan (GEMPAR). Saya aktif disini pada tahun 2006 sampai 2008. Menjabat sekretaris pada masa bakti 2006-2007 dan dewan penasehat 2007-2008.

Ketiga, Foksa-01

Foksa-01 ini adalah organisasi yang dibentuk oleh teman-teman angkatan saya di ponpes MTI Canduang pada tahun 2006. Pembentukannya didasarkan pada keprihatinan terhadap kurangnya tanggapan pihak sekolah terhadap santri yang bermasalah. Titik pembentukannya adalah saat salah seorang teman angkatan kami, alm. Hendra Hidayat, berpulang ke Rahmatullah tanpa ada perhatian berarti dari sekolah.

Foksa-01 ini pada awalnya bergerak di bidang sosial. Kita mengumpulkan dana yang kemudian disalurkan pada santri yang membutuhkan. Saya jadi ketua sepanjang masa disini.

Keempat, Organisasi Santri Tarbiyah Islamiyah (OSTI)

Osti ini semacam osis kalau di sekolah negeri. Keterlibatan saya disini sebenarnya hanya jadi pemeriah saja. Namun karena akhirnya osti ini tidak dianggap keberadaannya di sekolah, maka saya bersama teman2 santri lain pun akhirnya bikin propaganda besar hingga akhirnya osti disegani. Saya sebenarnya tidak pernah tercatat sebagai pengurus resmi osti, namun selalu diminta ikut rapat2 resmi hehehe. Tahun terakhir saya di ponpes, saya dan teman2 seangkatan berhasil mengubah struktur osti menjadi seperti negara, dengan saya menjawab ketua Majelis Permusyawaratan Santri (seperti mpr kalau di negara kita).

Kelima, Senat Mahasiswa Fakultas Syariah Islamiyah

Keikutsertaan saya di SEMA FSI ini sebenarnya iseng. Sebagai mahasiswa baru di Mesir, saya butuh teman baru, terutama yang satu jurusan. Akhirnya saya ikut program kaderisasi SEMA FSI yang bernama Paket Kader Syariah alias PAKASI. Namun keaktifan saya disini Cuma setahun. Penyakitnya adalah sering molor waktu, salah satu hal yang saya tidak sukai dari mahasiswa.

Keenam, Interisti Mesir

Nah kalau yang satu ini ga usah ditanya. Dari namanya saja sudah jelas kalau ini fan klub bola INTERNAZIONALE MILAN.

Ketujuh, Blogger Palanta

Nah kalau yang ini komunitas keren hehehe *nyogok teman-teman palanta :D. Sebenarnya saya sudah ingin bergabung dengan komunitas ini sejak 2008, satu tahun setelah berdirinya komunitas blogger sumbar PALANTA ini, dan dua tahun sejak saya mulai ngeblog. Namun entah kenapa tidak mau diterima pendaftarannya di web palanta. Akhirnya saya baru gabung lagi tahun 2011 sampai sekarang. Kegiatan di Palanta ini banyak, namun yang penting itu kopdar hahaha. Saya sendiri baru bisa ikut kopdar paska pulang dari mesir. Alhamdullah pertama kali ketemu teman-teman blogger palanta saat buka puasa bareng ramadhan 2014.

Itu kira-kira beberapa komunitas yang pernah saya ikuti.

Ada pertanyaan pak ?