Lelaki penghuni Surga
9:31 AM
Anas
bercerita, “Pada suatu hari kami duduk bersama Rasulullah SAW, kemudian
beliau bersabda, ‘Sebentar lagi akan muncul di hadapan kalian seorang
laki-laki penghuni surga’. Tiba-tiba muncullah laki-laki Anshar yang
janggutnya basah dengan air wudhunya. Dia mengikat kedua sandalnya pada
tangan sebelah kiri.”
Esok harinya, Rasulullah SAW berkata begitu juga, “Akan datang seorang lelaki penghuni surga.” Dan muncullah laki-laki yang sama. Begitulah Nabi mengulang sampai tiga kali.
Ketika majelis Rasululah selesai, Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a mencoba mengikuti seorang laki-laki yang disebut oleh Nabi sebagai penghuni surga itu. Kemudian dia berkata kepadanya, “Saya ini bertengkar dengan ayah saya, dan saya berjanji kepada ayah saya bahwa selama tiga hari saya tidak akan menemuinya. Maukah kamu memberi tempat penginapan buat saya selama hari-hari itu?”
Abdullah mengikuti orang itu ke rumahnya, dan tidurlah Abdullah di rumah orang itu selama tiga malam. Selama itu Abdullah ingin menyaksikan ibadah apa gerangan yang dilakukan oleh orang itu yang disebut oleh Rasulullah sebagai penghuni surga. Tetapi selama itu pila dia tidak menyaksikan sesuatu yang istimewa di dalam ibadahnya.
Kata Abdullah, “Setelah lewat tiga hari aku tidak melihat amalannya sampai-sampai aku hampir-hampir meremehkan amalannya, lalu aku berkata, Hai hamba Allah, sebenarnya aku tidak bertengkar dengan ayahku dan tidak pula aku menjauhinya. Tetapi aku mendengar Rasulullah SAW berkata tentang dirimu sampai tiga kali, ‘Akan datang seorang darimu sebagai penghuni surga, ‘Aku ingin memperhatikan amalanmu supaya aku dapat menirunya. Mudah-mudahan dengan amal yang sama ku mecapai kedudukanmu.”
Lalu orang itu berkata, “Yang aku amalkan tidak lebih daripada apa yang engkau saksikan”. Ketika aku berpaling, kata Abdullah, dia memanggil lagi, kemudian berkata, “Demi Allah, amalku tidak lebih daripada apa yang engkau saksikan itu. Hanya saja aku tidak pernah menyimpan pada diriku niat yang buruk terhadap kaum Muslim, dan aku tidak pernah menyimpan rasa dengki kepada mereka atas kebaikan yang diberikan Allah kepada mereka.” Lalu Abdullah bin Amr berkata, “Beginilah bersihnya harimu dari perasaan dengki. Inilah tampaknya yang menyebabkan engkau sampai ke tempat yang terpuji itu. Inilah justru yang tidak pernah bisa kami lakukan.”
#Sumber : Kitab Hayat Ash-Shabahah karangan Al-Kandahlawi
Esok harinya, Rasulullah SAW berkata begitu juga, “Akan datang seorang lelaki penghuni surga.” Dan muncullah laki-laki yang sama. Begitulah Nabi mengulang sampai tiga kali.
Ketika majelis Rasululah selesai, Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a mencoba mengikuti seorang laki-laki yang disebut oleh Nabi sebagai penghuni surga itu. Kemudian dia berkata kepadanya, “Saya ini bertengkar dengan ayah saya, dan saya berjanji kepada ayah saya bahwa selama tiga hari saya tidak akan menemuinya. Maukah kamu memberi tempat penginapan buat saya selama hari-hari itu?”
Abdullah mengikuti orang itu ke rumahnya, dan tidurlah Abdullah di rumah orang itu selama tiga malam. Selama itu Abdullah ingin menyaksikan ibadah apa gerangan yang dilakukan oleh orang itu yang disebut oleh Rasulullah sebagai penghuni surga. Tetapi selama itu pila dia tidak menyaksikan sesuatu yang istimewa di dalam ibadahnya.
Kata Abdullah, “Setelah lewat tiga hari aku tidak melihat amalannya sampai-sampai aku hampir-hampir meremehkan amalannya, lalu aku berkata, Hai hamba Allah, sebenarnya aku tidak bertengkar dengan ayahku dan tidak pula aku menjauhinya. Tetapi aku mendengar Rasulullah SAW berkata tentang dirimu sampai tiga kali, ‘Akan datang seorang darimu sebagai penghuni surga, ‘Aku ingin memperhatikan amalanmu supaya aku dapat menirunya. Mudah-mudahan dengan amal yang sama ku mecapai kedudukanmu.”
Lalu orang itu berkata, “Yang aku amalkan tidak lebih daripada apa yang engkau saksikan”. Ketika aku berpaling, kata Abdullah, dia memanggil lagi, kemudian berkata, “Demi Allah, amalku tidak lebih daripada apa yang engkau saksikan itu. Hanya saja aku tidak pernah menyimpan pada diriku niat yang buruk terhadap kaum Muslim, dan aku tidak pernah menyimpan rasa dengki kepada mereka atas kebaikan yang diberikan Allah kepada mereka.” Lalu Abdullah bin Amr berkata, “Beginilah bersihnya harimu dari perasaan dengki. Inilah tampaknya yang menyebabkan engkau sampai ke tempat yang terpuji itu. Inilah justru yang tidak pernah bisa kami lakukan.”
#Sumber : Kitab Hayat Ash-Shabahah karangan Al-Kandahlawi
0 komentar