Bulan Persiapan
9:57 PMBulan-bulan ini adalah bulan persiapan. Pelajar kelas 3 SLTA yang baru saja menerima tanda kelulusannya akan bersiap untuk mengikuti ujian masuk ke universitas yang di tahun ini semakin ribet saja namanya. SBMPTN alias Seleksi Bersama Mandiri Perguruan Tinggi Nasional. Ribet bukan ?. Setiap hari saya melihat gerombolan remaja belia keluar dari lembaga-lembaga bimbingan belajar, berbondong dan bercerita. Belajar mereka adalah bagian dari persiapan, agar saat ujian seleksi nanti mereka bisa memenuhi target nilai yang diminta. Mereka membiasakan diri menjawab dan menganalisa soal-soal, agar nanti tidak terlalu kaget dan lebih mudah dalam mengerjakannya pas waktu ujian.
Begitu pula yang sedang dialami oleh pelajar kelas 3 SLTP dan kelas 6 SD. Mereka semua sedang menyiapkan keperluan untuk mendaftarkan diri di sekolah yang lebih tinggi tingkatannya. Mereka sedang bersiap menuju tantangan yang lebih baru. Berganti identitas menjadi pelajar di sekolah yang levelnya setingkat dari sekolah mereka sebelumnya.
Tak lupa pula dengan siswa lainnya yang sedang bersiap menempuh ujian semester. Hari-hari ini sudah memasuki libur tenang. Menenangkan diri sembari menyiapkan segala sesuatunya yang dibutuhkan saat ujian. Bahan-bahan pelajaran yang sekiranya akan keluar dalam soal ujian sudah dilahap pokok-pokok besarnya. Tinggal merapikan hafalan agar lebih mantap saat ujian.
Persiapan menjadi hal sangat penting dalam upaya mencapai keberhasilan. Seorang pelajar menyiapkan dirinya dengan belajar setekun mungkin agar ia berhasil meraih nilai yang bagus. Seorang pedagang menyiapkan dagangannya serapi dan semenarik mungkin agar ia berhasil mencapai target penjualannya. Seorang guru menyiapkan bahan pengajarannya sesempurna mungkin agar ia berhasil dalam mengajar dan mendidik murid-muridnya.
Tidak ada yang mau gagal. Setidaknya sebelum ada vonis, maka potensi gagal harus dihindari sejauh mungkin. Bersiap diri adalah keniscayaan. Orang yang mengharapkan kesuksesan tanpa persiapan adalah orang yang sombong dan tidak tahu diri.
Bulan-bulan ini adalah bulan persiapan.
Saya baru sadar bahwa ternyata hari ini sudah masuk 1 Sya’ban. Bulan kedelapan dalam hitungan lunar kalender yang jadi patokan tahun Hijriyah. Satu bulan lagi menjelang bulan penuh berkah yang dinantikan, Ramadhan. Ramadhan sering dipersepsikan sebagai bulan pembakaran dosa. Bulan pensucian. Ibarat sebuah motor yang dikotori oleh debu dan lumpur jalanan selama 6 hari, maka hari minggu adalah hari pencuciannya agar ia bersih kembali. Begitu pula anggapan kita tentang Ramadhan. Setelah 11 bulan kita penuh dosa, menipu, berdusta, mencaci, bergunjing dan dosa besar kecil lainnya, tibalah saatnya Ramadhan kita bersungguh-sungguh agar seluruh dosa tadi terhapus.
Saya tidak ingin berpanjang-panjang dalam celoteh kali ini. Seperti yang sudah saya singgung diatas, bahwa bulan-bulan ini adalah bulan persiapan. Bagi yang ingin Ramadhan-nya sukses, penuh arti, maka Sya’ban adalah bulan persiapannya. Tidak mungkin kita maksimal dalam mengisi Ramadhan sedangkan kita tidak pernah bersiap sebelumnya. Bukan hal yang mudah untuk menahan nafsu makan dan syahwat secara total dalam kurun waktu kurang lebih 14 jam. Bukan hal gampang untuk melaksanakan shalat dengan 20 rakaat dengan penuh khusyuk. Bukan hal yang sederhana untuk membaca al-qur’an beberapa juz perharinya. Ini butuh pembiasaan.
Maka, Sya’ban adalah waktu yang tepat untuk membiasakan semuanya. Jika ingin puasa Ramadhan kita sukses, maka mulailah menyiapkannya dengan membiasakan berpuasa di Sya’ban. Jika ingin shalat tarawih kita lancar, maka biasakanlah dengan memperbanyak shalat malam di Sya’ban. Jika ingin tilawah kita banyak di Ramadhan, maka biasakanlah tilawah di Sya’ban. Begitu pula amalan-amalan lain yang ingin kita raih di Ramadhan, mulailah dibiasakan di Sya’ban.
Sekarang sudah 1 Sya’ban, mari kita bersiap, mari kita berencana, mari kita melakukan. Udah, gitu aja.
29 Mei 2014 / 1 Sya’ban 1435 Hijriyah
Posted via Blogaway
0 komentar