Ketimpangan Tidak Pernah Produktif

6:12 AM

Bagi pecinta olahraga balap motor moto gp, musim ini kembali menikmati kepiawaian legenda balap motor sport Valentino Rossi. Setelah beberapa musim sebelumnya anjlok dan tidak berada di 3 besar, musim kali ini Rossi masih stabil berada di posisi dua menempel ketat pembalap muda asal Spanyol Mark Marquez. Rossi yang sudah tidak lagi dalam usia emasnya masih terlihat apik saat menunggangi motor yamaha, tim yang saat ini ia bela.

Semua orang tahu kepiawaian Rossi. Ia adalah legenda hidup dalam balap motor sport. Berbagai macam gelar juara sampai rekor dunia telah ia raih. Saat ia masih di tim Honda, nyaris tak ada yang mampu menandinginya. Sampai-sampai penonton bosan karena ia terus yang menjadi juara. Itulah mungkin yang menjadi salah satu sebab kenapa ia pindah ke pabrikan yang motornya selevel di bawah Honda yang ia tunggangi waktu itu. Ia hengkang ke motor pabrikan Yamaha. Namun, skill nya tetap menunjukkan bahwa ia adalah juara sejati. Walau menunggangi motor yang agak lemah, ia tetap juara.

Sayangnya, regulasi baru dalam balapan moto gp, membuat persaingan antar pabrikan semakin menunjukkan jurang. Musim ini, kita melihat perbedaan yang tidak seimbang antar pabrikan. Motor bikinan Honda terlihat begitu digdaya dan jumawa di arena balapan. Rossi yang kembali menunggangi Yamaha setelah sebelumnya sempat hijrah ke Ducati, mengeluhkan hal tersebut. Motor Yamaha masih belum mampu bersaing dengan Honda. Efeknya, kemampuan Rossi yang hebat tidak mampu diterjemahkan oleh motornya di arena. Keahliannya masih belum mampu menyaingi motor Honda yang ditunggangi Marquez. Ia seringkali kalah dalam hal akselerasi.

Kemampuan, kematangan mengemudi, serta pengalaman Rossi di balapan motor tidak terlalu berefek saat motor yang ia tunggangi masih rendah standarnya. Walau tentu saja ia masih terus berjuang dengan harapan motornya perlahan-lahan akan melakukan perbaikan.

Saya ingin mengambil sedikit pelajaran dari hal ini. Disini kita melihat dua entitas yang saling melengkapi sebuah sistem perjuangan menuju kemenangan. Rossi sebagai aktor balapan dan Motornya sebagai objek. Dalam dunia organisasi, Rossi adalah representasi subjek sedangkan motor adalah konsepsi organisasi itu sendiri.

Kita tidak akan bisa mencapai kemenangan dengan hanya bertumpu pada skill orang-orang yang menggerakkan organisasi tersebut jika disaat yang sama konsepsi organisasinya tidak bagus. Hal yang sebaliknya pun juga berlaku. Konsepsi organisasi yang bagus namun dijalankan oleh orang-orang yang tidak ahli, tujuan tidak akan tercapai dengan maksimal. Ibarat motor Honda yang bagus namun dijalankan oleh orang yang belum mampu naik motor sport.

Bagaimana solusinya ? disinilah bermain yang namanya saling memahami. Konsepsi mestinya dibuat agar subjek bisa berkembang sekaligus mengembangkan konsepsi itu sendiri nantinya. Jika anda baru bisa menaiki motor bebek tanpa kopling, maka anda harus bawa motor tanpa kopling dulu sambil sesekali belajar naik motor bebek yang pakai kopling. Saat sudah biasa naik motor bebek pakai kopling, mulailah sedikit demi sedikit naiki motor besar. Proses peningkatan perlahan-lahan lah yang dibutuhkan.

Hal yang lucu saat kita baru bisa naik motor bebek namun memaksakan diri naik motor besar. Mungkin motornya masih bisa jalan, namun apakah bisa melaju dengan cepat dan tepat ? sangat kecil kemungkinannya. Begitu juga kalau Rossi disuruh balapan moto Gp pakai motor bebek, apakah bisa juara ? kita bercanda.

Kesesuaian antara memahami subjek dan objek akan mengantarkan kita pada harmoni. Bahwa perubahan sebuah sistem yang terdiri dari “orang” dan “konsep” haruslah seirama. Kita tidak bisa meng-ideal-kan konsep sementara orangnya belum mampu untuk menjalankannya. Sebaliknya, kita tidak mungkin meng-ideal-kan orang disaat konsep masih acak-acakan.

Hari-hari ini, kenapa banyak organisasi timpang lantaran para aktor hanya memikirkan konsep saja atau orang saja. Masing-masing menganggap bahwa satu entitas lebih utama dari yang lain sehingga harus dijadikan ideal terlebih dahulu. Padahal yang namanya sistem adalah suatu paket yang terdiri dari orang dan konsep. Mengidealkan keduanya haruslah bersama-sama, saling menyesuaikan.

Karena, ketimpangan tidak pernah menghasilkan sesuatu yang produktif, setidaknya begitulah sejarah mengajarkan kita.

1 Juni 2014 / 3 Sya’ban 1435 Hijriyah


Posted via Blogaway

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images