Alasan Masuk Akal atau Menenangkan ?
6:08 PMMana yang harus kita pilih, alasan yang masuk akal atau alasan yang menenangkan ?
ada yang bilang bahwa jika sesuatu itu masuk akal dan menenangkan, kenapa harus memilih ? ah yang bilang seperti ini biasanya bermental politikus. Atau setidaknya bermental sebagai tukang iklan. Yang selalu bilang bahwa keduanya bisa saja, namun ujung-ujungnya ya untuk memenangkan pendapatnya saja. Padahal itu adalah kebutuhan orang lain.
Kembali ke topik di atas ?
Masuk akal saja sih sebenarnya jika harga barang naik karena ekonomi dunia yang lagi susah. tapi apakah itu alasan yang menenangkan ? jelas tidak. Buktinya Presiden kita masih saja kena bully (walau kemudian kritikus bidang ekonominya langsung ia angkat jadi menteri perekonomian).
Masuk akal sih sebenarnya jika menteri Puan Maharani tidak di reshuffle karena kerjanya ga kelihatan masalahnya. tapi apakah itu jawaban yang menenangkan ? jelas tidak.
Sebaliknya, sangat menenangkan jika seorang anak pemalas tidak naik kelas karena alasan takdir (?). Jawaban yang menenangkan sebenarnya walau bagi para idealist itu jawaban paling tidak masuk akal.
Begitu juga jawaban seorang koruptor yang masuk penjara karena ketahuan korupsinya lalu memberi alasan bahwa itu semua adalah takdir. jawaban itu menenangkan baginya, tapi jelas sangat naif dan tidak masuk akal.
hal yang sama dengan jawaban seorang artis yang sehariannya buka-bukaan aurat lalu ketangkep menggunakan obat terlarang. Dengan tenang ia menjawab bahwa itu semua adalah ujian serta takdir Tuhan. Jawabannya menenangkan, tapi ga masuk akal.
pada akhirnya, sepertinya kita semua selalu memilih jawaban yang menenangkan walau akal di sekeliling kita menolak alasannya. Itu semua karena kita sudah lupa bahwa nikmat terbesar manusia sekaligus satu-satunya yang membuat manusia itu manusia adalah akalnya. Semestinya alasan-alasan masuk akal haruslah menjadi pegangan. Karena ketika alasan masuk akal tidak bisa kita raih, jawaban-jawaban menenangkan seperti "sudah takdirnya" atau "itulah jalannya" sebenarnya adalah jawaban yang masuk akal. Ia masuk akal karena akal kita tahu bahwa usahanya sudah sampai di sana.
dan itu lebih mulia dari yang tidak mau berpikir dan bersembunyi di balik jawaban "itu sudah takdirnya..."
0 komentar