Memaknai prinsip perjuangan islam dalam Surat al-Mudatstsir 1-7
12:08 PMMemaknai prinsip perjuangan islam dalam Surat al-Mudatstsir 1-7
(Sebuah mini introspeksi terhadap gerakan PII)
Hai orang yang berselimut.(1) Bangunlah lalu berikanlah peringatan (2) dan Tuhanmu agungkanlah (3) dan Pakaianmu bersihkanlah (4) dan perbuatan dosa maka tinggalkanlah (5) dan janganlah kamu memberi dengan maksud untuk menerima balasan yang banyak (6) Dan untuk tuhanmu bersabarlah (7)
{Q.S.Al-Mudatstsir :1-7}
Ayat diatas telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw kira2 14 abad yang silam dimana kisahnya waktu turunnya ayat tersebut adalah Nabi Muhammad yang telah lama tidak kedatangan malaikat Jibril paska wahyu pertama di gua hira’, tiba-tiba ketakutan ketika melihat ke langit terlihat sosok Jibril dalam versi yang berbeda dari kedatangan nya pada wahyu pertama maka Nabi pun lari ke rumah dan menyelimuti diri,maka ketika itu pun Jibril membisikkan wahyu diatas kepada Nabi sehingga paska kejadian itu lah muncul kekuatan pada diri Nabi untuk menjalankan tugasnya.Ketakutan Nabi Muhammad waktu itu sesungguhnya bukan karena takut dengan kedatangan Jibril dengan bentuk yang agak berbeda tapi Nabi telah merasakan bahwa tugas yang diembannya sangat lah berat.
Tugas profetik yang dibawa Nabi pun akhirnya terlaksana sehingga ajaran islam pun berkembang di muka bumi.Namun dewasa ini terjadi semacam dekadensi atau penurunan dalam islam,baik dibidang pemeluknya ataupun dalam bidang desakralisasi ajarannya oleh pemeluknya sendiri.Kejahatan serta amoralisasi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat semakin menjadi-jadi.Terutama di kalangan masyarakat pelajar.Saat ini pelajar seakan dijauhkan dari yang namanya islam,sehingga karena kekeringan ajaran agama dalam diri pelajar membuat pelajar -yang dalam proses pencarian jati diri tersebut- terombang-ambing dalam kesesatan.
Pelajar Islam Indonesia ( PII ) dewasa ini sangat menyadari betul kondisi yang terjadi dalam masyarakat khususnya masyarakat pelajar yang merupakan lahan garapan dakwahnya PII.Islam sebagai inti perjuangan PII membuat PII diharuskan bertanggung jawab dalam menangani masalah yang dialamai oleh masyarakat pelajar ini.Kader PII yang merupakan kader profetik yang akan menjalankan misi profetiknya tentunya memiliki peran penting dalam proses perubahan dalam masyarakat pelajar.Namun akhir-akhir ini terjadi semacam penurunan gerakan di dalam tubuh PII sendiri.Tidak tahu pasti apa sebabnya namun yang pasti PII harus menemukan kembali Ghirahnya untuk memperjuangkan tujuannya dan kembali ke koridornya sebagai agen perubahan.
Kembali kepada ayat diatas yang telah menguatkan Nabi dalam perjuangannya,penulis melihat beberapa prinsip gerakan di ayat tersebut yang insya allah dapat dipertimbangkan oleh kader PII semua dalam menemukan kembali ghirah perjuangannya.Prinsip-psrinsip tersebut adalah :
Bergerak di mulai sekarang tanpa harus menunggu-nunggu apa pun yang akan terjadi ( Bangun dan berilah peringatan )
Kebanyakan kesalahan dalam pergerakan PII sekarang adalah kurang tanggap terhadap isu yang berkembang.Tanggapan ini tentunya berupa gerakan konkrit.Intelegensi kader dalam melakukan pembacaan terhadap kondisi di wilayahnya akan sangat menentukan pergerakan PII itu sendiri.
Dengan Pembacaan-pembacaan yang dilakukan maka harus ditanggapi segera dengan berbagai tindakan yang tentunya relevan dengan kondisi dan situasi.Segera bertindak dalam menanggapi hasil analisis dari pembacaaan akan sangat berpengaruh terhadap gerakan PII.Jangan lalai dan lengah dalam menanggapi secuil apapun perobahan yang terjadi dan selalu tanggap terhadap perobahan.
Melakukan gerakan dengan niat tulus ikhlas untuk meninggikan kalimat ulya (dan Tuhanmu agungkanlah)
Bagi penulis sekarang ini sering di PII terjadi perubahan niat yang tampaknya kecil namun berefek besar sehingga secara tidak langsung menurunkan gerakan PII itu sendiri.Sering kita di PII ini hanya memperjuangkan PII sebagai organisatoris namun melupakan islam sebagai inti perjuangan,Hal ini kelihatan ketika seorang kader melakukan pelanggaran terhadap ajaran islam itu dianggap biasa namun ketika merusak nama PII baru dianggap kelewatan.Sebuah organisasi islam sering kali melakukan kesalahan dengan lebih meninggikan nama organisasinya ketimbang islamnya sehingga memudarkan pergerakannya.maka bagi PII kembali memaknai islam sebagai inti perjuangannya dan mengimplementasikannya adahal sebuah hal yang sangat penting saat ini untuk dilaksanakan.
Membersihkan kembali setiap sesuatu yang berkaitan erat dengan gerakan PII baik citra diri kader maupun PII sebagai organisasi sendiri. ( dan Pakaianmu bersihkanlah)
Kesalahan kedua terbesar yang terjadi di PII adalah rendahnya citra diri kader yang ada.Banyaknya kader PII (sebagai oknum) yang melakukan pelanggaran terhadap norma dan nilai yang ada baik sebagai pelajar maupun sebagai masyarakat.Sebagai contoh;ketika PII bicara tentang haramnya pacaran namun ternyata dimasyarakat pelajar telah mengenal bahwa seorang kader PII ternyata Pacaran,maka meskipun sebagai oknum namun itu akan membawa terhadap rusaknya nama PII.
Memang di PII kita memahami kemajemukan kita,kita paham dengan kondisi kader apapun itu dan berharap akan ada peru bahan terhadap diri kader tersebut.Namun terkadang kita harus juga tegas atau kalau perlu mengeksekusi kader yang nyata-nyata melakukan pelanggaran berat,karena kalau dibiarkan akan menurunkan nilai dari gerakan PII itu sendiri
Teliti dan cekatan dalam melakukan pembacaan perubahan (dan perbuatan dosa maka tinggalkanlah)
Sebuah ketelitian dan cekatan dalam melakukan pembacaan terhadap perubahan akan sangat menjadikan PII sebagai sebuah organisasi yang berarti.Memilah-milah serta Meninggalkan kerja dan isu yang tidak perlu sangatlah penting,sehingga hal demikian akan membuat kita fokus dalam melakukan pergerakan.
Fokus juga menjadi hal yang sangat penting dalam melakukan pergerakan,seringkali pembacaan kita terhadap peluang yang tidak jelas sehingga kita tidak fokus dalam menanggapi peluang tersebut.
Ikhlas dalam berjuang (dan janganlah kamu memberi dengan maksud untuk menerima balasan yang banyak)
Ikhlas adalah ruh perjuangan,tanpa adanya keikhlasan dalam diri kader mustahil PII akan dapat mencapai tujuannya,malah yang ada hanyalah kehancuran PII.Keikhlasan ini terimplementasikan dalam setiap bentuk perbuatan dan tindakan yang dilakukan dalam setiap gerakan.
Namun sering terjadi sekarang adalah ketika kader Memanfaatkan PII untuk kepentingan pribadinya sendiri.Sehingga ini mengindikasikan pudarnya keikhlasan sebagai ruh perjuangan PII.
Maka untuk mengembalikan gerakan PII ke koridornya kembali,kita mesti kembali meikhlaskan diri kita untuk perjuangan.Yakinlah bahwa perjuangan yang ikhlas karena Allah pasti akan dibalasi oleh Allah
Sabar dalam perjuangan (Dan untuk tuhanmu bersabarlah)
Sabar tentunya mesti ada dalam diri setiap kader,karena dalam perjuangan selalu akan datang saat-saat dimana kita harus berkorban hal pribadi yang besar dan itu perlu kesabaran yang cukup,tapi ingatlah Allah selalu menyertai orang yang sabar terhadapNYA.
Semua hal diatas kembali kepada diri kader,sebagai penerus cita-cita profetik kader tentunya harus kembali memahami sebuah nilai dari pergerakan dan sebagai kader diperlukan bekal dan kesiapan yang mutlak adanya.Dalam rangka mewujudkan cita-cita PII izzul islam wal muslimin
0 komentar