Tentang Universitas Al-Azhar (Part 2)
4:12 PM
Masa keemasan Al Azhar terjadi pada abad 9 H. (15 M.) banyak ilmuan dan ulama’ islam bermunculan di Al Azhar saat itu, seperti ibnu khaldun, Al farisi, As-Syuyuthi, Al ‘Aini, Al Khawi, Abdul Lathif Al Baghdadi, ibnu Khaliqon, Al Maqrizi dan lainnya yang banyak mewariskan ensiklopedi Arab.
Iklim kemunduran kembali hadirketika dinasti Utsmani berkuasa di Mesir (1517-1798 M.) Al-Azhar mulai kurang berfungsi disertai kepulangan para ulama’ dan mahasiswa yang berangsur angsur menninggalkan kairo. Meski begitu tambahan berbagai bangunan tetap diupayakan atas prakarsa amir amir Utsmani dan kaum muslimin sedunia.
Kepemimpinan Muhammad ali Pasha di Mesir pada tahap berikutnya telah membentuk sistem pendidikan yang paralel tapi terpisah, yaitu pendidikan tradisional dan pendidikan modern sekuler, ia juga berusaha menciutkan peranan Al Azhar sebagai lembaga yang berpengaruh sepanjang sejarah, antara lain dengan menguasai badan Wakaf Al Azhar yang merupakan urat nadinya. Seterusnya pada masa pemerintahan Khedive Isma’il Pasha (1863-1879 M.) mulai diusahakan reorganisasi pendidikan, dan dari sini pendidikan tradisional mulai bersaing dengan pendidikan modern sekuler. Serangan terhadap pendidikan tradisional sering tampak dari usaha yang menginginkan perbaikan Al Azhar sebagai pusat pendidikan islam terpenting.
Sejak awal abad 19, sistem pendidikan barat mulai diterapkan di sekolah sekolah mesir. Sementara Al Azhar masih saja menggunakan sistem tradisional. Dari sini muncul suara pembaharuan.
Diantara pembaharuan yang menonjol adalah dicantumkannya system ujian untuk mendapatkan ijazah Al ‘Alamiyah (kesarjanaan) Al Azhar pada februeri 1872 M., juga pada tahun 1896 M., buat pertama kali dibentuk Idarah Al Azhar (Dewan Administrasi). Usaha pertama dari dewan ini adalah mengeluarkan peraturan yang membagi masa belajar di Al Azhar menjadi dua preode: pendidikan Dasar 8 tahun serta menengah dan tinggi 12 tahun. Kurikulum Al Azhar ikut diklasifikasikan dalam dua kelas: Al ‘Ulum Al Manqulah (Bidang study Agama) Al ‘Ulum Al Manqulah (Bidang study Umum).
Menyebut pembaharuan di Al Azhar, kita perlu mengingat Muhammad Abduh (1849-1905 M.) mengusulkan perbaikan system pendidikan Al Azhar dengan memasukkan ilmu-ilmu modern kedalam kurukulumnya. Gagasan tersebut mulanya kurang disepakati Syekh Muhammad Al Ambabi. Baru ketika Syekh An Nawawi memimpin Al Azhar, ide Muhammad Abduh bisa berpengaruh. Berangsur angsur mulai diadakan pengaturan masa libur dan masa belajar. Uraian pelajaran yang bertele- tele yang dikenal dengan syarah al hawasyi disederhanakan. Sementara itu kurikulum seperti fisika, ilmu pasti, filsafat, sosiologi dan sejarah, telah menerobas A Azhar. Berbarengan ini puladirenofasi ruang Al Azhar sebagai pemondokan bagi guru dan mahasiswa.
AL AZHAR KINI
Pada abad XXI ini, Al Azhar mulai memandang perlunya mempelajari system penelitihan yang dilakukan oleh Universitas di Barat, dan mengirim Alumni terbaiknya untuk belajar ke Eropa dan Amirika. Tujuan mengirim ini adalah untuk mengikuti perkembangan ilmiah ditingkat internasional sekaligus upaya perbandingan dan pengukuhan pemahaman islam yang benar. Cukup banyak duta Al Azhar yang berhasil meraih gelar Ph.D dari Universitas luar tersebut, diantaranya ialah: Syekh DR. Abdul Halim Mahmud, Syekh DR. Muhammad Al Bahy, Dan banyak lagi.
Sebelumnya, pada tahun 1930 M, keluar undang undang no 49 yang mengatur Al Azhar mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, dan membagi Universitas Al Azhar menjadi tiga fakultas yaitu: Syari’ah, Usuluddin, Bahasa Arab.
Fakultas induk Syari’ah wal qonun di Cairo merupakan bangunan pertama yang berdiri pada tahun 1930 M. semula berama Syari’ah, lalu pada tahun 1961 dirubah menjadi nama seperti sekarang. Fakultas indul Usuluddin dan bahasa Arab di Kairo juga didirikan pada tahun 1930 M. penjurusan diatur kembali pada tahun 1961 M. fakultas Dakwah islamiyyah didirikan dengan keputusan presiden (keppres) no 380 tahun 1978 yang dikeluarkan pada 16 Ramadlon 1398 H. (20 Agustus 1978). Fakultas Dirasah islamiyah wal Arabiyah memulai kuliahnya pada tahun 1965 M. sebagai salah satu jurusan dari Fakultas Syari’ah. Pada tahun 1972 keluar keppres no 7 yang menjadikan fakultas ini sebagai lembaga tersendiri dengan nama Ma’had Dirasat Al Islamiyah Wal Arabiyah (Institut of Islamic and Arabic studies) namun pada tahun 1976 M. keluar keppres no 299 yang kembali menjadikan institut ini sebagai fakultas tersendiri, dengan jurusan: usuluddin syari’ah islamiyah bahasa dan sastra Arab.
Angin pembaharuan kembali berhembus di Al Azhar pada 5 mei 1961 M. dimasa kepemimpinan Syekh Mahmoud Syalthout. Peran Syaikh Al Azhar diciutkan menjadi jabatan simbolissehingga kurang mempunyai pengaruh langsung terhadap lembaga pendidikan yang ada dibawah pimpinannya. Undang-undang pembaharuan ini disebut undang-undang revosusi mesir nomor 103 tahun 1961 M. undang-undang ini memberikan kemungkinan besar perubahan structural pendidika di Al Azhar, sehingga diantarany membolehkan lulusan SD atau SMP Al Azhar untuk melanjutkan studinya ke SMP atau SMA milik Departemen pendidikan, atau sebaliknya. Dalam ruang lingkup pendidikan tinggi, disamping fakultas-fakultas keislaman, ditambahkan pula berbagai fakultas baru seperti: Tarbiyah, Kedokteran, Perdagangan/Ekonomi, Sains, Pertanian, Teknik, Farmasi, dan sebagainya. Juga dibangun fakultas khusus putrid (Kulliyatul Banat) dengan berbagai jurusan.
Al Azhar mempunyai 3 rumah sakit Universitas: Husein Hospital, Zahra’ Hospital, dan Bab el Sya’riah Hospital. Sementara itu, Nasser Islamic Mission City (Madinat Nasser Lil Bu’ust Al Islamiyah) untuk orang asing dibuka pada bulan September 1959 M.
Universitas (Jami’ah) Al Azhar hanyalah salah satu lembaga resmi yang dimiliki Al Azhar masih ada lembaga lain yang sempat terbentuk, seperti:
Lembaga pendidikan Dasar dan Menengah (Al Ma’ahid A Azhariyah).
Biro Kebudayaan dan missi Islam (Idarah Ats-tsaqofah wal Bu’uts Al Islamiyah).
Majlis tinggi Al Azhar (Al Majlis Al A’la Lil Azhar)
Lembaga Riset Islam (Majma’ Al Buhuts Al Islamiyah).
Hai’ah Ighatsah Al Islamiyah.
Sejak mula berdirinya, studi Al Azhar selalu terbuka untuk semua pelajar dari seluruh dunia, hingga kini Universitas Al Azhar memiliki lebih dari 50 Fakultas yang tersebar diseluruh pelosok mesir dengan jumlah Mahasiswa/i melebihi angka 200 ribu orang. Itulah potret Al Azhar yang tetap tegar dalam kurun usia senja
1 komentar
Subhanallah.. Al-Azhar bagian dari cita-cita hidupku yang belum kesampaian...
ReplyDelete