Kairo di musim panas.Asap knalpot kendaraan dan debu bertebaran,menemani setiap langkah kaki yang berjalan.Bahkan ketika menaiki kendaraan umum pun , hawa itu tetap terasa melewati setiap jendela dan pintu , lalu turun menyentuh setiap jengkal wajah dan tubuh.Suhu udara lumayan tinggi, berkisar antara 35o - 45o Celcius , suhu maksimal yang sangat jarang ditemukan tatkala berada di Indonesia.
Perjalanan ke kuliah dari rumah memakan waktu cukup lama (kurang lebih 40 menit dengan bis kalau tidak macet,bisa berjam-jam kalau macet).Perjalanan ini seakan menjadi ujian bagi setiap bagian tubuh,terutama wajah.Wajah yang tidak tertutup pun menjadi sasaran amukan debu panas yang beterbangan.Ditambah lagi dengan asap kendaraan yang ikut memenuhi wajah dengan makhluk hidup unik bernama bakteri.Cukup untuk membuat wajah sedikit meringis menahan perih.
Sampai di kuliah,aktifitas mencuci wajah pun menjadi sebuah kewajiban.Tidak enak rasanya kalau wajah serasa digelayuti getah,kusam dan berdebu.Mood untuk mengikuti kuliah pun bisa hilang jadinya.Membasuh dan mencuci wajah pun akhirnya menjadi aktifitas rutin ketika sampai di kuliah , Meski sebenarnya nanti siang, air pun akan membasahi wajah tatkala azan zuhur berkumandang .
Hal yang sama juga dialami ketika pulang kuliah.Kembali melewati perjalanan yang dipenuhi oleh asap knalpot kendaraan dan debu padang pasir yang berhembusan.Bahkan teriknya matahari di musim panas pun menambah “indah”nya perjalanan.Panasnya cukup untuk membuat semua cadangan air yang tersimpan di bawah kulit,keluar melewati pori lalu membasahi sekujur tubuh.Ketika dicium ...whuiih... dahsyat.Mandi pun menjadi aktifitas wajib ketika sampai di rumah.
Aktifitas seperti ini nyaris berlangsung setiap hari.Bahkan ketika tubuh hanya diam di rumah tanpa aktifitas fisik yang berarti ,wajah dan tubuh tetap menjadi bagian yang paling sering dibersihkan.Kita tidak akan pernah lupa untuk membasuh wajah ketika terasa kusam dan berdebu.Begitu juga ketika tubuh penuh keringat dan terasa lekat,mandi menjadi hal yang bahkan sangat sukar untuk dihindari.Membersihkan yang kotor dan kusam memang suatu hal yang sangat sukar untuk dihindari apalagi dilupakan.Bahkan hal ini pun dilakukan sesegera mungkin tanpa menghiraukan aktifitas lain yang akan menghalangi.
***
Perasaan yang tidak nyaman akibat adanya kotoran yang melekat di fisik,semestinya juga kita rasakan tatkala hati kita dikotori.Baik sadar ataupun tidak,noda – noda kotor selalu singgah di hati kita,bahkan dengan intensitas yang melebihi jumlah kotoran yang tampak di tubuh dan wajah kita.
Yang namanya kotoran,tentu tidak akan hilang dengan sendirinya.Butuh pembersihan yang rutin.bahkan kalau bisa,ketika kotoran itu menempel,waktu itu pula kita membersihkannya.Kotoran yang tidak dibersihkan,tentunya semakin hari akan semakin menumpuk,membuat proses pembersihannya pun akan semakin sulit.Kotoran yang ada dalam hati pun seperti itu halnya.Ia tidak akan bersih dengan sendirinya.Ia harus dibersihkan secepat mungkin agar jangan sampai kotoran itu mengeras dan akhirnya sukar untuk dibersihkan.
Namun sejujurnya kita lebih sering lupa untuk membersihkan kotoran yang menempel di hati ketimbang yang tampak di tubuh maupun wajah kita.Mungkin karena kotoran yang tampak diluar bisa dilihat orang lain sedangkan yang di hati bisa kita sembunyikan rapat-rapat dari pandangan manusia.
Atau mungkin karena hati kita sudah terlalu banyak kotorannya,yang telah mengeras dan menyatu dengan setiap sendi ruang hati kita,sehingga tanpa kita sadari,kita pun akhirnya nyaman dengan kotoran tersebut,lalu tak ingat lagi kapan akan membersihkannya.Na’dzubillah min dzalik.
Perjalanan ke kuliah dari rumah memakan waktu cukup lama (kurang lebih 40 menit dengan bis kalau tidak macet,bisa berjam-jam kalau macet).Perjalanan ini seakan menjadi ujian bagi setiap bagian tubuh,terutama wajah.Wajah yang tidak tertutup pun menjadi sasaran amukan debu panas yang beterbangan.Ditambah lagi dengan asap kendaraan yang ikut memenuhi wajah dengan makhluk hidup unik bernama bakteri.Cukup untuk membuat wajah sedikit meringis menahan perih.
Sampai di kuliah,aktifitas mencuci wajah pun menjadi sebuah kewajiban.Tidak enak rasanya kalau wajah serasa digelayuti getah,kusam dan berdebu.Mood untuk mengikuti kuliah pun bisa hilang jadinya.Membasuh dan mencuci wajah pun akhirnya menjadi aktifitas rutin ketika sampai di kuliah , Meski sebenarnya nanti siang, air pun akan membasahi wajah tatkala azan zuhur berkumandang .
Hal yang sama juga dialami ketika pulang kuliah.Kembali melewati perjalanan yang dipenuhi oleh asap knalpot kendaraan dan debu padang pasir yang berhembusan.Bahkan teriknya matahari di musim panas pun menambah “indah”nya perjalanan.Panasnya cukup untuk membuat semua cadangan air yang tersimpan di bawah kulit,keluar melewati pori lalu membasahi sekujur tubuh.Ketika dicium ...whuiih... dahsyat.Mandi pun menjadi aktifitas wajib ketika sampai di rumah.
Aktifitas seperti ini nyaris berlangsung setiap hari.Bahkan ketika tubuh hanya diam di rumah tanpa aktifitas fisik yang berarti ,wajah dan tubuh tetap menjadi bagian yang paling sering dibersihkan.Kita tidak akan pernah lupa untuk membasuh wajah ketika terasa kusam dan berdebu.Begitu juga ketika tubuh penuh keringat dan terasa lekat,mandi menjadi hal yang bahkan sangat sukar untuk dihindari.Membersihkan yang kotor dan kusam memang suatu hal yang sangat sukar untuk dihindari apalagi dilupakan.Bahkan hal ini pun dilakukan sesegera mungkin tanpa menghiraukan aktifitas lain yang akan menghalangi.
***
Perasaan yang tidak nyaman akibat adanya kotoran yang melekat di fisik,semestinya juga kita rasakan tatkala hati kita dikotori.Baik sadar ataupun tidak,noda – noda kotor selalu singgah di hati kita,bahkan dengan intensitas yang melebihi jumlah kotoran yang tampak di tubuh dan wajah kita.
Yang namanya kotoran,tentu tidak akan hilang dengan sendirinya.Butuh pembersihan yang rutin.bahkan kalau bisa,ketika kotoran itu menempel,waktu itu pula kita membersihkannya.Kotoran yang tidak dibersihkan,tentunya semakin hari akan semakin menumpuk,membuat proses pembersihannya pun akan semakin sulit.Kotoran yang ada dalam hati pun seperti itu halnya.Ia tidak akan bersih dengan sendirinya.Ia harus dibersihkan secepat mungkin agar jangan sampai kotoran itu mengeras dan akhirnya sukar untuk dibersihkan.
Namun sejujurnya kita lebih sering lupa untuk membersihkan kotoran yang menempel di hati ketimbang yang tampak di tubuh maupun wajah kita.Mungkin karena kotoran yang tampak diluar bisa dilihat orang lain sedangkan yang di hati bisa kita sembunyikan rapat-rapat dari pandangan manusia.
Atau mungkin karena hati kita sudah terlalu banyak kotorannya,yang telah mengeras dan menyatu dengan setiap sendi ruang hati kita,sehingga tanpa kita sadari,kita pun akhirnya nyaman dengan kotoran tersebut,lalu tak ingat lagi kapan akan membersihkannya.Na’dzubillah min dzalik.
*Ini nasihat untuk diri pribadi, agar selalu ingat untuk membasuh hati tatkala ternoda. Seingat ketika wajah ini tak nyaman setiap kali banyak debu melekat. Astaghfirullah wa’atuubu ilaih…