Tradisi Menjelang Ramadhan Di Minangkabau
9:49 AMBulan Ramadhan adalah salah satu saat yang dinanti oleh umat Islam. Umat Islam berlomba-lomba menyambutnya dengan kegiatan-kegiatan yang unik. Di Minangkabau, ada beberapa tradisi unik dan menarik yang biasa dilakukan oleh uma Islam menjelang datangnya bulan 'Puasa' itu. Di antara tradisi itu adalah:
1. Balimau
Tradisi balimau adalah tradisi mandi menggunakan air yang biasanya dicampur dengan jeruk nipis (limau kasai). Mandi balimau biasanya dilakukan di sungai-sungai, air terjun atau danau. Tradisi ini sebenarnya sebatas tafaulan (harapan dan doa) agar bulan puasa diawali dengan hati dan diri yang bersih, sebagaimana seseorang yang selesai membersihkan dirinya (mandi). Tradisi balimau pada mulanya memiliki makna yang positif, yaitu sebagai bentuk kesiapan batin sebelum memasuki Ramadhan, yang dibuktikan dengan kesiapan lahir berupa pembersihan diri. Mandi di tempat yang airnya mengalir bermakna doa semoga Allah juga menghanyutkan dosa-dosa sehingga Ramadhan diawali dengan diri yang suci.
Akan tetapi dalam perkembangannya terdapat banyak penyimpangan. Mandi balimau dijadikan ajang untuk melakukan pelanggaran berat terhadap hukum Islam dan adat Minangkabau, seperti bercampur antara laki-laki dan perempuan, saling membuka aurat, bahkan tidak jarang terjadi pelecehan seksual. Perbuatan ini jelas hal yang tidak bisa ditolerir. Tindakan jelek dan hina di atas jelas melecehkan dan menghilangkan makna dari mandi balimau yang sebenarnya. Sangat diharapkan peran orang tua, niniak mamak, alim ulama, cerdik pandai, dan seluruh masyarakat untuk mengubah kebiasaan yang buruk di atas.
2. Ziarah kubur keluarga dan membersihkannya
Bisa dibilang, pergi ziarah kubur keluarga dan membersihkannya adalah tradisi yang jamak ditemukan di Indonesia, termasuk di Minangkabau. Tradisi ini seringkali menjadi ajang silaturahmi antara anggota keluarga sembari saling memaafkan dalam rangka menyambut Ramadhan. Biasanya tradisi ini dimulai dengan menziarahi kubur anggota keluarga dan membaca surat Yaasin serta berdoa untuk keluarga yang telah meninggal dunia. Tidak lupa juga berdoa agar Allah mengampuni dosa yang masih hidup serta dimudahkan dalam menjalani dan menggapai pahala sebanyak-banyaknya di bulan Ramadhan. Kemudian dilanjutkan dengan goro bersama membersihkan area kuburan. Tradisi ini diakhiri dengan makan bersama dan silaturahim keluarga.
3. Ziarah kubur ulama
Ziarah kubur ulama adalah tradisi yang juga dilakukan oleh sebagian umat Islam di Minangkabau menjelang Ramadhan. Makam ulama yang diziarahi biasanya ulama yang dahulunya kuat menyebarkan dan mendakwahkan Islam, serta aktif dalam salah satu tarekat. Biasanya, yang lebih aktif dalam ziarah kubur ini adalah ibu-ibu anggota majelis ta'lim dan jama'ah tarekat. Selain itu, beberapa santri pesantren salaf juga suka mengajak keluarganya untuk ziarah kubur tersebut.
4. Goro bersama membersihkan masjid
Membersihkan masjid biasanya adalah bagian dari tugas marbot masjid (di Minangkabau, garin). Tetapi menjelang Ramadhan, pimpinan masyarakat akan mengajak seluruh anggota masyarakat untuk goro bersama membersihkan masjid. Pada saat kegiatan akan terlihat kekompakan masyarakat yang giat membersihkan masjid, bahkan mendekorasi tampilannya. Ibuk-ibuk dan remaja putri sibuk memasak serta menyiapkan konsumsi untuk semua masyarakat. Di akhir acara akan ada acara makan bersama sekaligus silaturahim sambil saling bermaafan. Membersihkan masjid ini adalah bukti simbolik umat Islam di Minangkabau bahwa mereka siap untuk menghadapi Ramadhan dan meramaikan masjid dengan ibadah.
5. Malamang
Malamang artinya memasak lemang. Lemang adalah semacam makanan yang berasal dari bahan ketan, yang kemudian dimasukkan ke dalam bambu yang sudah berlapis daun pisang muda. Tak jarang lemang juga diisi dengan pisang. Tradisi ini hampir ditemui di beberapa daerah di Minangkabau beberapa hari menjelang Ramadhan. Tradisi malamang biasanya dilakukan secara bergotong royong, sebagai bagian dari kebiasaan yang dilakukan secara komunal oleh sekelompok masyarakat, atau setidaknya kerabat dekat. Lamang kemudian dibagikan ke orang-orang terdekat. Lemang juga biasanya diberikan kepada orang-orang yang dihormati dan 'ditinggikan salangkah' oleh orang yang malamang itu, seperti kepada tetuat masyarakat (niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai).
6. Mambantai
Mambantai artinya menyembelih. Tradisi mambantai adalah tradisi menyembelih sapi, kerbau, atau kambing. Daging-daging itu kadang dibagikan, atau kadang dijual. Tujuannya adalah sebagai rasa syukur atas datangnya bulan Ramadhan. Daging itu diolah menjadi berbagai makanan seperti sup, soto padang, dendeng, dan yang paling umum adalah rendang. Biasanya, hampir seluruh keluarga memiliki persiapan daging sebagai lauk di awal Ramadhan.
7. Marandang
Tradisi marandang adalah kelanjutan dari tradisi mambantai di atas. Keluarga dan kerabat dekatnya biasanya berkumpul bersama, lalu mengolah daging sapi, kerbau, atau daging menjadi rendang. Rendang merupakan salah satu makanan adat yang hanya bisa ditemui pada hari-hari atau momen tertentu. Rendang yang dimasak itu lalu disantap bersama-sama.
8. Maapam
Beberapa daerah di Minangkabau ada yang memiliki tradisi maapam menjelang Ramadhan. Apam adalah makanan seperti surabi yang biasanya dimasak pada momen tertentu. Surabi itu dimasak bersama-sama lalu dimakan ketika acara berdoa bersama sebagai rasa syukur atas datangnya bulan Ramadhan.
9. Malam lelang singgang ayam
Beberapa daerah di Minangkabau juga ada yang memiliki tradisi unik yaitu melakukan malam lelang singgang ayam. Biasanya diadakan acara pertujukan kesenian rakyat di malam hari, lalu malam itu diisi dengan melelang singgang ayam. Dana yang terkumpul pada malam itu digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial masyarakat.
Tradisi yang ada di Minangkabau selalu bernilai sosial komunal yang menunjukkan betapa kuatnya masyarakat Minangkabau memelihara persatuan di kampungnya. Sebuah nilai yang mulai luntur tergerus arus individualisme yang menjalar saat ini.
Bagaimana tradisi di tempat anda ?
0 komentar