AKSI TANPA KEKERASAN
2:40 PMAKSI TANPA KEKERASAN
Bagian 1: Kekuasaan dan Perjuangan
¨ Sumber daya manusia: jumlah orang yang mematuhi peraturan
¨ Pengetahuan dan ketrampilan: hal yang diketahui penguasa
¨ Faktor yang tidak kelihatan: kebiasaan dan sikap rakyat
¨ Sumber-sumber material: kontrol penguasa terhadap hak milik, sumber daya alam, sistem ekonomi, dll.
¨ Sanksi-sanksi: hukuman dan peraturan yang dapat digunakan penguasa untuk melawan rakyat atau penguasa lain
1. Protes dan himbauan tanpa kekerasan: pembentukan barisan, parade.
2. Non-kooperatif: ekonomi, sosial dan politik
3. Campur tangan tanpa kekerasan: aksi duduk, pemerintahan tandingan
Bagian 2: Metode-Metode Aksi-Tanpa-Kekerasan
2. non-kooperatif dalam even-even sosial, budaya, dan kelembagaan: seperti demonstrasi pelajar, menarik diri dari lembaga-lembaga sosial, boikot terhadap masalah-masalah sosial
3. penarikan diri dari sistem sosial: seperti tidak keluar rumah selama beberapa waktu, pemilu tandingan
2. aksi oleh pekerja dan produsen: seperti boikot yang dilakukan oleh pekerja, menolak untuk menggunakan alat-alat tertentu dan menolak untuk menjual atau membuat produk tertentu
3. aksi oleh kalangan menengah: seperti boikot oleh pemasok
4. aksi oleh pemilik dan pengelola: seperti penolakan oleh pemilik toko untuk membeli dan menjual barang-barang tertentu
5. aksi oleh lembaga keuangan: seperti penolakan untuk membayar fee, pinjaman atau bunga dan penarikan deposito bank
6. aksi oleh pemerintah: boikot secara ekonomi, penolakan untuk menjual barang, dan menghentikan kegiatan perdagangan ke negara-negara lain.
2. Penolakan rakyat untuk bekerjasama dengan pemerintah: contohnya, penolakan bekerjasama dengan tidak ikut dalam pemilihan umum, tidak ikut dalam pelayanan terhadap pemerintah, penolakan untuk membantu polisi
3. Alternatif rakyat untuk patuh: contohnya, melanggar hukum bila tak ada yang melihat, menolak membubarkan pertemuan meskipun diminta pemerintah
4. Tindakan oleh pegawai pemerintah: contohnya, tidak mematuhi perintah, menghentikan penyampaian pesan, dan penolakan tentara untuk mematuhi perintah (disebut pemberontakan)
5. Tindakan oleh pemerintah daerah: contohnya: pemerintahan lokal dan propinsi menolak untuk bekerja sama dengan pemerintah pusat
6. Tindakan diplomatik pemerintah: contohnya: menghentikan hubungan diplomatik, menarik kembali keanggotaan dalam organisasi internasional
Metode ini berbeda dari metode-metode yang lain karena aksi intervensi dalam suatu situasi dilakukan dengan cara mengacaukan atau menghancurkan kebijakan, institusi, dll. lalu memulai sesuatu yang baru dari awal .
2. Intervensi fisik: contohnya, aksi duduk (untuk menutup jalan bagi kegiatan normal), berdoa (memasuki gereja atau tempat-tempat religius dimana tidak seorang pun boleh masuk)
3. Intervensi sosial: contohnya, mengacaukan even sosial, institusi atau perilaku sosial, penciptaan sistem komunikasi yang baru, tuntutan pelayanan di luar kemampuan institusi.
4. Intervensi ekonomi: contohnya, melakukan kebalikan dari pemogokan (bekerja tanpa upah untuk menunjukkan pentingnya pekerjaan), membuat uang palsu, menciptakan situasi ekonomi dan transportasi baru.
Bagian 3: Dinamika Aksi-Tanpa-Kekerasan
Cara-cara represif oleh lawan akan memperkuat kelompok ATK karena mereka akan menderita bersama yang akhirnya akan membuat kelompok ATK merasa tindakan mereka benar-benar sah. Jika represi digunakan, orang awam akan lebih bersimpati dan memberikan dukungan kepada kelompok ATK. Perlu diingat bahwa cara-cara represi oleh pihak lawan akan memberikan citra buruk terhadap lawan. Dan ini harus ditanggapi oleh mereka. Dengan kata lain, represi itu tidak selalu buruk, sebab dengan cara represi itu menunjukkan kebutuhan lawan untuk mencoba dan mengontrol kekuatan yang dimiliki oleh kelompok ATK.
Konversi terjadi ketika pihak lawan mengubah pandangannya dan benar-benar ingin membuat perubahan seperti yang diinginkan oleh kelompok ATK. Metode ini mencakup keinginan lawan untuk berbuat baik. Penderitaan yang dialami oleh ATK akan membawa perubahan karena menggugah emosi lawan. Banyak keberhasilan perubahan yang tergantung pada pandangan kelompok ATK. Jika pihak lawan tidak melihat kelompok ATK sebagai manusia, perubahan tidak akan terjadi.
Faktor luar:
a) seberapa penting isu tersebut bagi lawan
b) jarak sosial
c) kepribadian lawan
d) kepercayaan yang dianut oleh kedua kelompok
e) peranan pihak ketiga
Faktor-faktor ini berada dalam kontrol ATK.
a) tidak menggunakan kekerasan atau permusuhan
b) tidak mempermalukan pihak lawan
c) mencoba untuk meraih kepercayaan lawan
d) mau berkorban
e) bekerja dengan kemampuan sendiri
f) menjaga kontak pribadi dengan lawan
g) mempercayai lawan
Dalam metode akomodatif, pihak lawan tidak diubah atau dipaksa berubah tetapi diantara keduanya. Ini mungkin metode yang paling umum digunakan yang dapat membawa sukses bagi kampanye anti kekerasan. Ini terjadi ketika lawan memberikan harapannya kepada kelompok ATK tetapi tidak mengubah pikiran mereka tentang isu yang dilontarkan. Beberapa faktor yang memberi kontribusi bagi munculnya akomodasi adalah kesadaran lawan bahwa penggunaan represi secara terus menerus adalah salah, ketakutannya kepada pandangan pihak ketiga, atau kelompok ATK sudah begitu menyulitkan sehingga lebih baik bagi lawan untuk menyerah.
Metode ini terjadi ketika lawan harus menyerah terhadap keinginan kelompok ATK. Perbedaannya dengan metode akomodasi adalah pihak lawan benar-benar tidak punya pilihan.
Metode ini dapat terjadi dengan tiga cara:
1. Tentangan dari kelompok ATK terlalu besar untuk dapat dikontrol oleh lawan
2. Tentangan ini tidak memungkinkan lagi bagi bekerjanya sistem sosial, ekonomi, dan politik kecuali tuntutan kelompok ATK dikabulkan
3. Kemungkinan penggunaan cara-cara repressi tidak memungkinkan lagi
0 komentar