ISLAM DALAM PEMIKIRAN MAHASISWA

1:06 PM

ISLAM DALAM PEMIKIRAN MAHASISWA
Dalam beberapa tahun terakhir ini,pemikiran islam mulai berkembang secara signifikan di tengah-tengah kelompok mahasiswa.Baik pemikiran yang mengarah kepada inklusivisme islam maupun yang mengarah kepada fundamentalisme islam.Implikasi dari perkembangan ini pada akhirnya mengelompokkan para mahasiswa yang memiliki respon terhadap pemikiran islam tersebut kepada beberapa kelompok.Setidaknya ada beberapa yang dominan, diantaranya :
· Mahasiswa dengan Pemikiran Islam liberal Pemikiran liberal mulai mewabah di Indonesia sekitar tahun 1960-an.Para seniornya diantaranya adalah ahmad wahib, djohan effendi,Prof.mukti ali,gus dur,Prof,Harun nasution,yang kemudian ditambah dengan ide sekularisasi Nurcholis madjid.Pemikiran ini sekarang hampir menjadi trend para mahasiswa di tanah jawa.Banyak kasus yang merupakan pelecehan islam adalah ulah para aktifis islam liberal seperti;kasus “anjinghu akbar”,kasus al-qur’an yang diinjak,sampai kasus monas yang juga dimotori oleh para aktifis islam liberal.
Pemikiran islam liberal sendiri mengalami kemajuan paska digelontorkannya pemikiran Nurcholis madjid tentang ide sekularisasi sebagai pembaharuan islam dalam diskusi tertutup PII, HMI , dan GPI di Menteng raya 58 ( secretariat PB PII ) yang direspon dengan baik oleh beberapa pihak.Semula naskah hasil diskusi ini hanya untuk kalangan tersendiri namun naskah tersebut “bocor” dan tersebar sehingga mengundang beberapa pihak untuk menentang gagasan tersebut seperti Prof.M.Rasyidi,Endang saefudin Anshari,ismael Hassan metarium dll.
Sedikitnya ada 3 aspek islam yang diserang oleh liberal yaitu; (1) Syari’at islam, yang dilakukan dengan cara perubahan metodologi ijtihad dan itsbat hukum (2)Al-qur’an dan tafsir al-qur’an, dilakukan dengan cara dekonstruksi konsep wahyu dalam islam dan penggunaan metode hermeneutika dalam penafsiran al-qur’an (3) aqidah islam, dengan penyebaran paham pluralism agama (semua agama itu sama)
Pemikiran liberal yang menjadi trend di Jawa ini seringkali melakukan sesuatu atau menelorkan ide-ide yang nyeleneh dengan mendasarkan kepada 3 aspek tadi,maka banyak kita temukan perobahan hukum islam seperti hukum zina,homoseks yang menurut mereka tidak sesuai dengan zaman, sehingga sangat memusingkan orang awam yang ortodok,dan harus kita sadari bahwa pemikiran ini merupakan penyakit agama yang berbahaya. · Mahasiswa dengan Pemikiran Islam relatif
Pemikiran islam relative ini merupakan sebuah pemikiran baru yang mulai merebak di kalangan mahasiswa dan pemikiran ini akan membawa kepada pemikiran liberal, bahkan pemikiran ini akan membawa seseorang kepada kekafiran dan tidak mengakui Allah.Pemikiran relative ini bukan hanya merebak dikalangan islam namun juga di kalangan Kristen.
Pemikiran relative ini mengeluarkan ide bahwa akal manusia itu relative,sedangkan kekuasaan tuhan itu mutlak (absolut) sehingga tidak semua kebenaran tuhan yang dapat dipahami oleh manusia sehingga pemikiran ini akan berujung kepada keraguan terhadap banyak hal seperti apakah shalat itu seperti yang kita lakukan? Apakah memang benar zina itu haram? Apakah syariah masih berlaku ? bahkan sampai kepada “tuhan itu tidak ada karena tuhan adalah representasi dari kebaikan dan syetan representasi dari kejahatan”
Namun yang membuat kita kaget , pemikiran ini adalah pemikiran yang dianut oleh banyak mahasiswa bahkan mengalahkan liberal.Dan para dosen di beberapa universitas juga ikut menyebarkan pemikiran ini.Jargon-jargon seperti “bedakan agama dan keberagamaan””manusia itu relative,maka kebenaran manusia juga bersifat relative””Agama serta hukum syariah islam kan merupakan hasil interpretasi manusia yang bersifat relative maka islam beserta syariahnya adalah sebuah kebenaran yang relative” sering dikumandangkan sehingga tampak logis dan menarik.
Makanya tak jarang kita lihat sekarang para mahasiswa penganut pemikiran ini yang tidak shalat dengan dalih “shalat kan merupakan hasil interpretasi Muhammad yang juga manusia yang relative sedangkan menurut Allah shalat kepadanya hanya dengan cara mengingat”,penganut pemikiran ini juga menolak sebagian besar hadis nabi Muhammad saw.Mereka juga lebih mendengarkan kata Akal mereka (yang sebenarnya disusupi nafsu dan syetan) sehingga pada akhirnya mereka juga menyangsikan kebenaran akhirat,surga dan neraka bahkan eksistensi Tuhan ( Allah ).
Mirisnya,beberapa aktifis organisasi islam seperti HMI juga sering terjebak dengan pemikiran ini.Karena penulis sendiri juga pernah berdiskusi dengan aktifis HMI di daerah penulis yang sering mengumandangkan jargon-jargon dan pendapat diatas.Seringnya para intelektual HMI bergelut dengan filsafat dan akal mereka juga membawa mereka kepada pemikiran ini.
Sesungguhnya agama islam diturunkan oleh Allah hanyalah untuk manusia maka seluruh hal yang berkaitan dengan islam seperti al-qur’an , hadist serta produk yang dihasilkannya seperti akidah, syari’ah dan akhlak disesuaikan Allah untuk pemikiran manusia.Agama tidak berfungsi untuk menjadikan manusia menjadi tuhan baru kemudian memahami nya namun agama menunjuki manusia kepada perintah-perintah Allah sebagai hambaNYA.Manusia diperintahkan untuk mematuhi perintah Allah dan kebenaran yang mutlak pada tatanan manusia bukan sebagai tatanan tuhan.Memang manusia Tidak akan pernah mencapai kebenaran Allah yang absolut.Maka manusia berhak menginterpretasikan perintah-perintah tuhan tersebut namun harus sesuai dengan konteks pengambilan hukum islam (ijtihad) yang telah diperintahkan oleh Allah melalui Nabi Muhammad saw.Para mufassir yang telah menginterpretasikan perintah Allah tersebut sering menemukan kesamaan dalam hasil temuan mereka sehingga bisa kita jadikan sebuah kebenaran yang mendekati kebenaran yang mutlak (karena mustahil mereka sama dan berkumpul untuk menyiapkan kebohongan tentunya proses ijtihad mereka tersebut harus suci dari niat-niat pribadi dan murni untuk mencari kebenaran).Sebagai misal, pemahaman para mufassir bahwa Nabi Muhammad saw adalah Nabi terakhir, bahwa Allah adalah satu (ahad), Allah tidak punya anak, dan tidak diperanakkan, pemahaman bahwa salat lima waktu wajib, zakat wajib, haji wajib, puasa Ramadhan wajib, riba, babi, zina, judi adalah haram, dan sebagainya, adalah contoh-contoh pemahaman yang tidak ‘parsial-kontekstual’ dan ‘tidak mungkin keliru’. Pemahaman mufassir tentang hal-hal yang pokok dan mendasar dalam Islam semacam itu, tidak pernah berbeda, dan pasti kebenarannya. Sampai hari kiamat, para ulama dan umat Islam pasti memahami bahwa salat lima wajtu itu wajib, bahwa puasa Ramadhan itu dilakukan di bulan Ramadhan, dan bukan di bulan Muharram. Umat Islam di mana pun, dan kapan pun, akan sama pikirannya dalam memahami hal itu. Tidak tergantung kepada tempat atau konteks sosial-historis tertentu. Jika semua itu dibongkar, sehingga kebenaran pemahaman menjadi relatif, maka bukankah itu sama saja dengan mengatakan, bahwa semua ayat al-Quran itu zhanny ? Bukankah itu sama saja dengan membubarkan Islam? Jadi, selain keliru, cara pandang tentang kebenaran yang relatif itu juga sangat naif. Ketika seseorang menyatakan, bahwa semua pemikiran manusia itu relatif dan parsial kontekstual, maka ucapan atau tulisan orang itu sendiri pun merupakan hal yang relatif, dan tidak perlu dijadikan pedoman, karena tidak pasti kebenarannya. Dengan kata lain, jika seseorang sudah ragu-ragu dengan kebenaran ucapan atau pendapatnya sendiri, mengapa keraguan itu harus diikuti oleh orang lain. Imam Nawawi, dalam hadits ke-11, Kitab al-Arbain Nawawiyah, menyebutkan satu hadits Rasulullah saw: “Tinggalkanlah hal yang meragukan, menuju kepada kepada hal yang tidak meragukan.” (HR. Tirmidzi dan Nasai).
· Mahasiswa dengan Pemikiran Islam kiri
Islam kiri sendiri merupakan sebuah istilah yang digelontorkan oleh Eko prasetyo.Penulis sendiri menginterpretasikan islam kirinya Eko dengan “pemikiran islam secara cultural yang lebih mengarahkan islam kepada social yang berpihak kepada rakyat lemah”.Islam kiri pada dasarnya adalah bagaimana ajaran islam dituangkan dalam bentuk social sehingga islam bisa mengangkat harkat dan derajat kaum lemah dalam pengupayaan kesetaraan rakyat.Pemikiran islam kiri ini mirip dengan konsep ajaran komunis namun pada islam kiri lebih bersifat progresif dan aksi.Islam kiri bukanlah pemikiran islam yang membawa kepada polemic akidah dan syari’ah islam namun lebih berusaha agar pemeluk islam lebih mengaktualisasikan dirinya dalam penyetaraan pemeluk islam.Islam kiri sendiri mirip dengan pemikiran yang digelontorkan oleh soe hok gie.
Para mahasiswa yang menganut pemikiran ini pada saat ini tidaklah banyak karena arus globalisasi telah mengalahkan tumbuhnya pemikiran ini,namun secara pribadi penulis sangat setuju dengan pemikiran ini karena melihat realita social kondisi masyarakat Indonesia terutama penganut islam di Indonesia yang banyak miskin namun tidak diperhatikan oleh penganut islam yang kaya dan berada. · Mahasiswa dengan Pemikiran Islam konservatif
Penulis sendiri pada mulanya agak ragu untuk memberikan nama islam konservatif namun melihat corak pergerakan dari penganut pemikiran ini maka penulis rasa agak cocok.Pemikiran islam konservatif ini penulis dasarkan kepada sekelompok mahasiswa yang aktif di forum kajian yang berusaha untuk mengumandangkan ajaran islam secara nyata dan berusaha untuk memurnikan ajaran islam yang menurut mereka tidak sesuai dengan al-quran dan hadist.
Pemikiran ini sekarang kebanyakan dianut oleh para aktifis kampus seperti FSI dan KSI yang aktif di forum-forum kampus.Misi mereka untuk kembali memurnikan islam dengan cara kembali kepada al-quran dan hadist serta untuk menegakkan Khilafah islam.Secara nyata pergerakan pemikiran ini mengalami kemajuan yang sangat signifikan namun seringkali mereka bentrok dengan golongan pemikiran liberal dan realtif.Penulis sendiri cenderung mengidentikkan mereka dengan golongan wahabi di Saudi Arabia sehingga seringkali penulis menyebut mereka neo wahabisme.
Pemikiran ini sangat baik untuk sebuah pergerakan pada mulanya namun dalam perjalannannya mereka terjebak dengan sebuah keekslusifan pergerakan.Sehingga sering mereka agak kurang suka melihat pemeluk islam yang melanggar ajaran islam namun mereka tidak memperbaikinya.Malah sering mereka terjebak dengan agak mencela golongan islam lain yang berbuat pelanggaran islam.
Disisi lain,penganut pemikiran islam ini juga terjebak dengan anggapan bahwa ajaran islam yang mereka anut sudah benar,malah juga menganggap bahwa ajaran mereka hanya merujuk kepada al-qur’an dan hadist dan tidak menerima ijtihad imam mazhab.Pemikiran ini juga sering terjebak indoktrinisasi buku sehingga malah ada yang mengkultuskan buku.
Pada dasarnya ajaran islam bukan hanya pengambilan hukum dari al-quran dan hadits secara murni namun ajaran islam adalah hasil ijtihad seseorang terhadap sebuah hukum dengan melakukan riset al-quran dan hadits serta teknik itsbat melalui kolaborasi beberapa disiplin ilmu seperti fiqh,ushul fiqh,qawa’id fiqh,mantiq,balagah,tafsir,hadist,ilmu tafsir dan ilmu hadist serta juga memperhatikan kondisi sosio dan regiosentries daerah hukum.Makanya tak jarang kalau hukum yang diisbatkan oleh penganut pemikiran ini hanya mutlak pengambilan dari al-quran dan hadist namun berbeda dengan hukum yang berkembang di masyarakat yang merupakan hasil ijtihad hukum sehingga terkadang memusingkan masyarakat.
Namun diluar konteks terjebaknya penganut pemikiran ini,penulis salut dan bangga terhadap penganut pemikiran ini karena mereka berusaha untuk menjalankan islamnya dari dasar sekali seperti masalah jilbab dan ibadah serta ketekunan dalam membahas disiplin ilmu. · Mahasiswa dengan pemikiran islam mazhab
Penganut pemikiran ini kebanyakan adalah para alumnus pesantren yang telah memiliki suatu mazhab baik dalam akidah dan syari’ah,kebanyakan yang dianut adalah mazhab sunni pada akidah dan syafi’I pada syariah.Seringkali penganut pemikiran ini terjebak untuk tidak menggunakan mazhab lain bahkan sering untuk antipasti terhadap mazhab lain.Dan mereka biasanya adalah penganut mazhab yang kuat dan seringkali berdebat mempertahannkan mazhabnya dengan penganut mazhab lain atau non-mazhab.
Islam mazhab ini memiliki kelebihan dalam hukum islam karena biasanya mereka mengetahui tentang hukum islam beserta dalil dan cara munculnya hukum islam tersebut,namun kelemahannya adalah seringkali mereka terjebak dalam klaim sebagai yang terbaik dan seringkali bertengkar dengan pihak liberal,relative,dan para aktivis forum kajian yang konservatif. · Mahasiswa yang acuh tak acuh terhadap pemikiran islam
Secara umum tipe mahasiswa ini ada 2 ; pertama, mahasiswa yang acuh tak acuh tapi masih mengetahui ajaran islam dan mengerjakannya, kedua,mahasiswa yang acuh tak acuh terhadap islam bahkan tidak mengerjakan ajaran islam. Sesungguhnya sangat lah baik untuk selalu menambah wawasan keislaman kita karena dengan demikian insya Allah akan menambah keimanan kita kepadanya namun tetap kita harus berprinsip,dan jangan sampai pemikiran kita malah mengurangi keimanan kita BUKU REFERENSI · Artikulasi islam Kultural ( Kumpulan tulisan para Ahli ) · 50 tokoh islam liberal di Indonesia ( Budi Handrianto ) · Logika Agama ( M.quraish shihab ) · Islam pluralis ( Budi Munawar Rahman ) · Ensiklopedi islam · Gerakan pelajar islam ( Djayadi Hanan ) · Islam fundamentalisme ( Yusuf Qaradhawi ) · Memahami khazanah klasik,mazhab, dan ikhtilaf ( Yusuf qaradhawi ) · Menjawab modernisasi islam ( Muhammad hamid An-nashir ) · Wabah paham relativisme ( Adian Husaini )

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images