Resah melihat calon ibu

3:58 PM

Entah berapa kali saya terdiam , terpaku lalu mengusap dada ketika mendengar cerita-cerita yang dialami oleh beberapa calon ibu dari bangsa ini.Salah seorang sahabat di Jawa tengah baru-baru ini bercerita tentang tetangganya yang masih kelas 2 SMP harus menikah lantaran ‘kecelakaan’ a.k.a Married by Accident .Keluguan dan rasa ‘cinta’nya dimanfaatkan dengan sangat baik oleh pujaan hatinya.Ia pun harus memulai hidup baru sebelum kehidupan yang lama –sebelum ia menikah- ia kuasai dan ia ambil pelajaran dengan baik.

Salah seorang sahabat di daerah Riau juga pernah mengalami hal yang sama.Hatinya yang lembut dan butuh rasa sayang pun akhirnya keras dan membeku.Keseringan dikhianati oleh orang yang ia anggap sebagai pujaan hatinya.Sampai suatu hari datang seorang laki-laki yang ia anggap sebagai ‘pangeran sesungguhnya’.Ia berikan cinta dalam hatinya hanya kepada laki-laki itu.Sayang pangeran itu ternyata tidak terdidik oleh didikan ala manusia beradab.Kecerdasan emosi nya ia gunakan untuk menghancurkan sahabat tersebut.Masih bersyukur bahwa sang pangeran tidak sampai mengambil kehormatan paling terhormat si wanita.Keburu ketahuan,itu alasannya.Ia pergi dan sahabat itu pun jatuh lagi.

Bahkan, pernah beberapa kali membuat saya merinding ketika melihat tipe pergaulan mahasiswi di beberapa  komunitas yang pernah saya lalui.Mengobrol dengan begitu akrab , fisik saling bersentuhan , suara yang begitu menggoda bahkan tak jarang perbuatan mendekati zina pun dilakukan , ada yang sudah merasa biasa saja kalau (maaf) dicium oleh lelaki , ada yang begitu dekatnya sampai kepala dan kepala bertemu  , ada yang ... ah kalimat saya sudah tidak sanggup lagi untuk men-deskripsikannya..Saya  sedih membayangkan calon ibu seperti apa mereka kelak.

***

Kita adalah apa yang sering kita biasakan.Begitu kesimpulan dari perkataan pak Tua Aristoteles yang terkenal  “Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang .Oleh karena itu keunggulan bukanlah sebuah prestasi melainkan sebuah kebiasaan”.Perbuatan yang kita lakukan secara berulang-ulang kali akan melekat ke dalam diri dan akan sangat susah sekali untuk diubah.Konklusinya,seseorang yang terbiasa berbuat baik ,akan sedikit susah untuk berbuat buruk ,begitu juga sebaliknya .Seseorang yang terbiasa melakukan tingkah polah yang buruk , justru akan merasakan keanehan ketika tidak melakukan keburukan itu barang sebentar saja.Bahkan yang lebih parah,ketika seseorang telah terbiasa berbuat buruk,ia akan menganggap keburukan yang ia lakukan sebagai kebaikan dan hal yang biasa saja.

“Kecil teranja-ranja , besar terbawa-bawa , tua terubah tidak” begitu pepatah melayu yang selalu didengung-dengungkan ibu saya ketika saya masih kecil.Beliau berkata ‘Jangan biasakan berbuat yang jelek dan buruk , karena nanti kalau sudah besar akan susah untuk mengubahnya’.Seseorang yang terbiasa berbuat buruk akan sangat susah sekali mengubahnya.Dan semua itu berawal dari membiasakan sesuatu yang buruk pula.Melakukannya karena mengganggap hal itu biasa,bahkan berdalil “toh bukan saya sendiri yang melakukannya , yang lain juga banyak”.

“Berhati-hatilah dengan apa yang kamu kerjakan.Sesunggunnya apa yang kamu kerjakan akan menjadi akhlak mu”.Begitu nasehat dari salah seorang sahabat yang mulia ,Abdullah bin Mas’ud.

***
women are less logical  and most emotional than men.Jargon ini cukup banyak yang mengamininya.Lebih mendahulukan  perasaan ketimbang logika jernih,sisi kelebihan yang sekaligus sisi kelemahan para wanita Inilah yang begitu hebatnya selalu dimanfaatkan oleh para lelaki.Selalu mendahulukan perasaan ketimbang logika jernih membuat wanita begitu mudah untuk ‘ditaklukkan’, karena memunculkan perasaan tak sesulit pembuktian logika.Bagi laki-laki dengan kepribadian menarik dan didukung dengan kecerdasan emosi yang tinggi , tak cukup sulit untuk membuat wanita ‘biasa’ jatuh kedalam pelukannya.Dan disinilah letak musibahnya.

Kebanyakan wanita sangat mudah ditipu oleh kata manis laki-laki.Apalagi laki-laki terkenal sangat hebat sekali dalam mengatur emosinya.Bahkan Tak jarang ditemukan  laki-laki yang da;am sesaat  bisa mematikan emosi sebenarnya yang ia rasakan lalu menggantinya dengan emosi lain.Dengan sedikit campuran antara kemampuan merayu , kepribadian menarik , dan sedikit rasa tak acuh , wanita kategori ‘biasa’ dalam jangka waktu yang tak begitu lama akan jatuh kedalam perangkapnya.

***

Kembali ke topik.Berbicara tentang wanita hari ini, memang tidak akan tuntas dalam waktu yang singkat.Bahkan beberapa tulisan level makalah ,tesis sampai buku pun sudah begitu banyak diterbitkan hanya untuk membahas masalah wanita hari ini.Psikologi wanita memang berbeda dengan laki-laki , dan sayangnya kebanyakan korban dalam interaksi pria-wanita sering didominasi wanita.Wanita begitu sering jadi korban sebuah hubungan , baik yang halal dalam ikatan perkawinan maupun yang syubhat dan haram dalam ikatan Pacaran atau Teman tapi Mesra.

Sayangnya, bukti-bukti didepan mata ini tak cukup untuk membuat jera.Beberapa kasus dan masalah yang dihadapi wanita tak jarang hanya menjadi pelajaran di mulut saja dan lalu terulang dan terulang kembali.Yah mungkin ini semua kembali ke konsep bahwa wanita begitu memiliki perasaan yang kuat dan logika yang lemah , sehingga logika tak jarang kalah oleh perasaan.Saya tak mau mengungkapkan contoh konkritnya.Silahkan temukan sendiri karena ia begitu menjamur

***

Konsep diatas mungkin dialami oleh wanita ‘biasa-biasa saja’.Sekarang  kita coba naikkan level pembicaraan ke konsep wanita ideal.Saya tertarik dengan konsep wanita ideal yang ditulis oleh Teh Ninih dalam sebuah buku yang pernah saya baca (lupa judulnya karena milik PII wati yang saya baca-baca hanya untuk penghilang rasa bosan ^_^).Ini konsep wanita ideal menurut beliau :

Malu karena Allah adalah perona pipinya…..Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur sampai dadanya…..Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya……Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat……Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akherat….Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu……Tanganya selalu berbuat baik pada sesama….Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah…..Gelangnya adalah tawadhu…..Kalungnya adalah kesucian

Konsep sederhana yang beliau sampaikan dalam bentuk prosa puisi ini bagi saya cukup untuk mewakili konsep sederhana.Tidak terlalu muluk dan tidak terlalu meng-guru-i.Wanita tipikal ini adalah dambaan. Ia menyadari posisinya sebagai makhluk yang agung ciptaan Allah, sehingga dalam segala tingkah lakunya hanya satu undang-undang yang membatasi yakni undang-undang Allah.Segala tingkah polahnya ia sesuaikan dengan aturan Allah , segala kebiasaannya ia kerjakan atas nama Cinta kepada Allah.

Wanita tipe ini lah yang menyadari bahwa posisinya di bumi ini tidak hanya sekedar menyandang titel sebagai ‘wanita’ yang berbeda secara fisik dari laki-laki.Wanita ini menyadari bahwa ia adalah calon ibu yang kelak menjadi sekolah dan pengajar pertama untuk anak-anaknya dan generasi mendatang.Ia juga menyadari potensinya sebagai pejuang ajaran-ajaran Allah sehingga ia tidak berdiam diri dan tidak meng-upgrade kecerdasan dan pengetahuannya.Dan ia menyadari bahwa posisi kelak sebagai pendamping dari pria yang ditakdirkan baginya sehingga ia jaga hatinya sampai tiba waktunya.

***

Resah melihat calon ibu.Ucapan ini tidak sekedar klise.Posisi wanita dalam ranah sosiologis adalah sebagai pembentuk karakter awal dari sebuah komunitas.Darinya muncul tipe-tipe generasi masa depan.Dalam asuhannya , akan muncul generasi yang menguasai peradaban mendatang.Nah secara logika tentu saja seorang wanita yang berkepribadian baik akan mengajarkan anak-anaknya hal yang baik karena itu telah menjadi kebiasaannya.Lalu bagaimana wanita yang telah terbiasa dengan budaya yang tidak baik ? sanggupkah ia mengajarkan anak-anaknya kelak sebuah kebaikan ketika dirinya sendiri sudah terperangkap dalam budaya yang tidak baik ?

Sungguh hal ini bukanlah hal yang biasa-biasa saja.Posisi wanita sangat strategis dalam menentukan masa depan sebuah peradaban.Makanya tak heran kalau yang diserang yahudi dan musuh-musuh kebaikan lainnya adalah wanita.Wanita hari ini diserang dari segala lini.Mereka dipropagandai dengan tingkah laku yang buruk namun ditanamkan ide bahwa yang buruk itu adalah hal yang biasa.Mereka dijebak dalam dunia khayal yang buruk namun disangka baik dan biasa.Mereka setapak demi setapak diarak keluar dari kodratnya sebagai wanita.Bahkan sedikit demi sedikit dikuras kepribadiannya.Kesadarannya akan pentingnya sebuah agama sebagai jalan hidup pun perlahan-lahan tergerus.Semuanya diawali dengan kebiasaan.

Kalau ini tidak cepat disadari , sungguh akan seperti apa kehidupan ini nanti.

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi, dari Abi Darda' radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Tiada sesuatu yg lebih berat daripada budi pekerti luhur, di timbangan kelak.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images