Hati-hati dengan foto... (Jenderal...!!! Narsis Itu Penyakit)
11:56 AMTahun lalu , terjadi ‘musibah’ yang menimpa salah seorang santriwati
di Pondok Pesantren almamater saya.Ceritanya, ia menemukan salah satu
akun facebook yang memakai id namanya.Padahal ia sendiri sudah mempunyai
akun pribadi yang hanya sendiri yang mengetahui passwordnya (tentunya
selain server dan si pemilik facebook).Dan setelah diselidiki , akun
yang memakai id nya itu memang ‘klonengan’.Musibahnya adalah , Akun yang
memakai namanya tersebut ternyata mengupload foto-fotonya (santriwati
tersebut) yang dalam kondisi (maaf) tidak berjilbab.
Sebagai
seorang santriwati tentu saja ia merasa mendapatkan aib yang luar
biasa.Ia menangis sejadi-jadinya lalu melaporkan masalah ini ke Kantor
Polisi.Sekolah dan warga sekitar pun gempar.Akhirnya setelah beberapa
hari , ‘pelakunya’ berhasil ditemukan.Seorang bocah berusia belasan
tahun yang (katanya) sakit hati karena ‘ditolak’ oleh santriwati
tersebut.Ia lalu membuat akun tersebut untuk ‘balas dendam’ (ah
kebanyakan nonton sinetron kayaknya ^_^).
Case closed,
memang kasus telah ditutup , sayang aib yang santriwati rasakan tentu
saja akan membekas di kepala setiap orang.Tentang seorang santriwati
yang semestinya berpakaian islami , menutup seluruh aurat dan
kehormatan nya serta menghiasinya dengan perhiasan malu.Apalah dikata ,
sekali lancung ke ujian seumur hidup orang tak percaya.
Suka atau bahkan gila foto memang tidak selalu diidentifikasikan sebagai penyakit narsis atau dalam bahasa ilmiahnya penyakit Narcissistic Personality Disorder (NPD), namun
saya harus sepakat dengan pendapat yang mengatakan bahwa orang yang
suka atau sudah sampai taraf gila ber-foto adalah salah satu ciri dari
orang yang kena penyakit narsis.Sikap suka berfoto dapat diasosiasikan
sebagai sebuah ciri penyakit yang terlalu menyukai diri sendiri dan
cenderung untuk mengabaikan orang lain.
Menurut saya, ada
beberapa alasan kenapa sikap suka ‘menunjukkan diri pada orang lain’
muncul , namun dari sekian banyak alasan , merasa kurang perhatian
adalah alasan terutama munculnya penyakit ini.Hal ini bisa muncul akibat
terlalu dimanjakan orang tua , tidak mendapatkan perhatian dan
komunikasi yang intens dengan orang tua dan guru serta merasa dijauhi
teman .Sikap kurang perhatian ini juga bisa muncul akibat kurangnya
apresiasi dan tanggapan atas sebuah pekerjaan atau sikap yang ia
kerjakan.Dalam beberapa kasus juga ditemukan bahwa sikap ini muncul
akibat pelecehan yang pernah dialami namun terabaikan.masalah ini lalu
berakumulasi sehingga membentuk penyakit narsis.
***
Setiap
manusia membutuhkan perhatian.Ini mungkin kaedah yang terlalu sulit
untuk dipungkiri.Seperti kata Pak Tua Aristoteles Manusia adalah Zoon
Politicon , makhluk yang selalu hidup berasosiasi dalam sebuah hubungan
timbal balik perhatian dan pengaruh.Tidak ada manusia yang bisa hidup
sendirian.Makanya potensi narsis –terima atau tidak- ada dalam setiap
diri manusia.Meskipun kenyataan di masyarakat , penyakit narsis lebih
cenderung dialami oleh para remaja khususnya remaja putri.
Kembali
ke masalah diatas , apa yang ingin saya sampaikan adalah kembali
menyadari diri dan kodrat sebagai Muslim.Kasus diatas sejujurnya bukan
hal yang pertama kali ditemukan.Cukup banyaklah para wanita muslimah
yang ternyata suka (maaf) menyimpan foto-foto dalam kondisi (maaf) tidak
berjilbab.Saya sendiri dulu pernah iseng-iseng menanyakan beberapa
sahabat (putri) saya tentang masalah ini , dan rata2 mengakuinya
.Mungkin awalnya biasa dan merupakan sebuah kebanggaan , ketika melihat
diri kita cantik (alhamdulillah) .Lalu setelah beberapa kali berias dan
make over , lantas mencoba melakukan identifikasi ‘sudah mirip artis kah
saya ? ‘ lalu kemudian berfoto beberapa kali dan menyimpan hasil yang
terbaik.
Sayangnya dalam kondisi dunia global dimana kita
memanfaatkan media elektronik sebagai fasilitas , konsekuensi utamanya
adalah Nyaris tidak ada hal yang rahasia.Boleh jadi kita merasa aman
karena menyimpan data elektronik bahkan sampai taraf security tingkat
tinggi namun yakinlah itu semua bisa ditembus.Tentunya beberapa sahabat
pernah mendengar kasus seorang mahasiswi di Taiwan yang akhirnya bunuh
diri akibat foto-foto dirinya dalam kondisi (maaf) tidak senonoh , di
upload oleh pacarnya sendiri ke Internet.
Bahkan dengan
kemajuan teknologi, foto yang dalam kondisi ‘aman’ pun kadang tidak
luput dari kejailan para surfer internet.Mungkin masih ada yang ingat
kasus (maaf) foto-foto tidak berbusana yang dialami artis negeri ini,
yang setelah diteliti ternyata hasil rekayasa digital (dalam hal ini
Adobe Photoshop).
Dan ini baru sedikit ‘teguran’ di
dunia.Lantas bagi yang mungkin merasa aman di Dunia , seperti apa
pertanggung jawaban yang akan dilakukan nanti ketika bertemu Rabb –nya ?
Bukan
bermaksud untuk menghakimi,sekedar introspeksi diri.Sekali lagi manusia
itu punya potensi untuk narsis karena berakar dari kebutuhan manusia
kan perhatian.Namun tentu saja sebagai seorang muslim, berjalan di
koridor agama itu adalah kemestian.
Bukan pula bermaksud
mengharamkan foto, karena penulis bukan ulama atau hakim yang
berkompeten dalam mengurusi masalah ini.Sikap narsis pun mungkin ada
dalam diri penulis , dan bahkan semua orang yang berkesempatan membaca
note ga jelas ini.Cuma mungkin kadarnya yang berbeda.Kalau merasa
kadarnya sudah terlalu tinggi , maka introspeksilah.
Mau
bukti ? coba saja lihat foto bersama yang sahabat-sahabat lakukan.Dan
dari sekian banyak orang dalam foto tersebut, foto siapakah yang pertama
kali sahabat cari ? ^_^
*Nasehat buat diri sendiri dan buat adek-adek saya , dan semua orang yang terlanjur membaca celotehan ga bermutu ini.
**Ah jangan-jangan penulis menulis note ini karena narsis juga ??? whewww
0 komentar