Sesuai apa yang kita inginkan
11:52 AM
Seorang mahasiswa yang sudah bertahun-tahun kuliah di luar negeri, akhirnya dapat kesempatan untuk pulang ke kampung halamannya. Dengan rasa bahagia yang sangat, ia pun menelpon orang tuanya.
"Ibu, ayah, aku akan segera pulang. Namun aku punya sebuah permintaan. Aku punya seorang teman yang ingin kubawa pulang nanti ke kampung"
"Oh tentu saja nak" jawab orang tuanya "Kami akan sangat senang menerimanya disini"
"Terima kasih Ibu, ayah. Namun ada sesuatu hal yang mesti kusampaikan pada ayah dan ibu. Dia itu adalah anak yang cacat. Kecelakaan telah merenggut kedua kaki dan sebelah tangannya. Ia tidak punya tempat lagi untuk kembali, dan aku ingin ia pulang bersamaku ke kampung"
Orang tuanya terdiam, lalu berkata "Hmm nak, aku sangat sedih mendengarnya. Mungkin kita bisa mencarikannya tempat tinggal lain, namun tidak di rumah kita"
"tidak bu, yah, aku ingin dia tinggal bersama kita" jawab sang anak.
"Nak" ujar bapaknya "Apakah kamu sadar dengan apa yang kamu minta ? seseorang yang seperti itu akan menjadi masalah buat kita. Kita akan kerepotan mengurusnya. Kita punya kehidupan sendiri yang mesti kita jalani, dan kita tidak akan ingin kehidupan kita diganggu oleh seseorang seperti itu. Ayah pikir, lebih baik kamu segera pulang dan lupakan tentang dia. Dia akan menemukan jalan yang terbaik untuk hidupnya sendiri"
Kecewa, sang anak pun menutup telponnya. Sejak saat itu, orang tuanya tidak mendengar kabar apapun dari sang anak.
Beberapa hari kemudian, Sang ayah dan ibu mendapatkan telepon dari kedutaan negara tempat anaknya kuliah. Kedutaan menyampaikan berita duka tentang kematian anak mereka. Diketahui sang anak melompat dari apartemen tempat tinggalnya. Sang ayah dan ibu pun segera bergegas dan bertolak menuju negara tempang sang anak melanjutkan studinya. Mereka pun dibawa untuk melihat jenazah. Dan saat mereka mengenali jenazah anaknya, mereka pun menyesali sebuah fakta yang tidak mereka ketahui, bahwa sang anak telah KEHILANGAN DUA KAKI dan SATU TANGANNYA.
***
Orang tua dalam kisah ini hampir sama seperti kebanyakan kita. Kita sangat mudah menyukai seseorang yang "good-looking" atau menyenangkan buat kita. Namun kita tidak memiliki sikap yang sama dengan orang-orang yang asing atau yang tidak membuat kita nyaman. Kita lebih sering memilih untuk menjauhi orang-orang yang tidak sama sehatnya, cantiknya, atau cerdasnya seperti kita.
Belajar dari Manusia paling Mulia sepanjang masa, Nabi Muhammad. Tidak peduli apapun kondisinya, ia tetap sayang.
0 komentar