Catatan harian zamzami saleh (06-07 Juli 2009)
1:07 AM
Sebenarnya tidak ada hal yang menarik dari dua hari ini kecuali mungkin ormaba 2009 yang diselenggarakan oleh PPMI Mesir.Ormaba,selayang bagi maba (mahasiswa baru al azhar ) singkatan ini sering diplesetkan menjadi barrack “ormaba” hahaha terinspirasi dari Barrack obama.
Ormaba,orientasi mahasiswa baru 2009 ,sebuah kegiatan yang memiliki key word orientasi.Sepintas lalu teman-teman maba akan membayangkan bahwa kegiatan ini adalah layaknya Ospek yang biasa diselenggarakan di Universitas di Indonesia.dimana biasanya terdapat dua aspek yang dijalankan secara linear dalam ospek tersebut,aspek doktrinisasi tentang kondisi sosiologi dan psikologi yang diharapkan bermanfa’at bagi maba (seperti tentang kampus,kondisi perkuliahan,target akademik,kondisi sosio kampus baik internal maupun internal dan lain-lain) serta aspek aplikatif (seperti peloncoan,ice breaking,rekruitmen dan lain-lain).Namun dalam ormaba kali ini aspek doktrinisasi lebih dominant mengingat bahwa kondisi dan psikologi maba belum memungkinkan untuk lebih mengarahkan kepada aspek aplikatif (yang pada hakekatnya lebih penting bagi maba).
Tema yang diangkat panitia kali ini adalah “ optimalikan diri, ciptakan generasi multi sukses”.Tema yang kalau dicoba (atau dicoba-cobakan/dipaksa-paksakan) untuk dicari hakekatnya adalah sebuah upaya untuk membangkitkan kembali semangat dan idealism para maba yang sempat tertimbun paska “case” yang menunda kedatangan maba ke mesir yang seharusnya datang tahun lalu.Meskipun turunannya dalam materi “agak kurang’ menyengat dan kurang nyambung dengan tema tersebut,namun secara umum kegiatan ini bisa dibilang cukup sukses.
Ada beberapa catatan pribadi ana terhadap kegiatan ini :
1.Masalah kepanitiaan yang sering terjadi “miss action” yang mungkin disebabkan kurangnya komunikasi dan konsolidasi antar pihak-pihak yang memiliki tanggung jawab yang central terhadap kegiatan ini.Hal ini dapat kita lihat dari seringnya muncul masalah-masalah kecil yang seharusnya tidak muncul dalam acara / kegiatan sepenting ini.seperti sering ada beberapa panitia yang tidak mengetahui tugas dan posisinya sehingga akhirnya merambah tugas dari panitia bagian lain
2.Etika komunikasi yang dibangun “agak kurang “ mencerminkan komunikasi yang islami, komunikasi antara ikhwan dan akhwat yang sering terlihat agak kurang “ngeh” jika dipandang,terutama dilakukan oleh para thullab al-azhar
3.Susunan materi yang diberikan agak kurang sinkron dengan tema, kolaborasi antar materi (yang seharusnya) menumbulkan nilai etik sebuah kegiatan agak hilang.
4.Dan secara umum kegiatan ini agak kurang mengena dalam beberapa peserta terutama yang diharapkan pada perobahan (meskipun sedikit ) dalam aspek-aspek kedirian peserta/maba,mungkin karena yang dominant adalah aspek doktrinnya bukan aplikatifnya.serta system aplikatif yang malah mengadopsi acara talk show seperti di Indonesia
Secara umum acara ini bisa dibilang seru,jujur ana kasih applause kepada 2 orang MC nya yang gokil,pembawaan yang mereka pakai tu kayak alami dan mengalir saja,meskipun ada tidak dipungkiri bahwa ada juga yang tersendat-sendat dalam etika pembawa acara,namun sekali lagi secara umum mereka berdua berhasil menguasai dan mengatus atmosfer kegiatan. Meskipun bagi ana pribadi,interaksi dengan beberapa pihak terutama dengan akhwat tentunya agak kurang merujuk kepada tata nilai yang dianut islam,beberapa pelanggaran besar yang dianggap kecil sering terjadi,seperti terlalu banyak meng”eksploitasi” akhwat yang menjadi grand positionernya,serta kata-kata yang kurang pantas untuk dikeluarkan,meskipun waktu itu hanya untuk konteks “ ice breaking/menghancurkan kebekuan suasana dan meleburkan peserta dalam atmosfer yang telah di set.
Ada satu hal yang bagi ana hal ini identik sekali dengan ospek di Indonesia,yaitu ajang ormaba/masa orientasi dijadikan oleh beberapa organisasi tertentu untuk melakukan proses recruitment kader.tercatat PCI NU dan beberapa organisasi lain,gencar melakukan promosi organisasinya ,dan ana yakin beberapa pihak dari organisasi resmi lainnnya seperti PPMI,wihdah,senat dan lain-lain pun turut memanfaatkan ajang ini untuk mencari calon kader masa depan yang akan aktif di organisasi tersebut,meskipun tidak terlalu getol kelihatannya.
Dalam ormaba ini juga dibentuk organisasi marhalah yang katanya sudah menjadi tradisi turun temurun sejak tahun 2003.Organisasi ini (menurut ana pada mulanya) berfungsi untuk menyatukan seluruh mahasiswa baru angkatan agar tujuan kesuksesan bersama dapat dicapai.Nah,untuk memilih para calon ketuanya maka para anggota tim ad-hoc pembentukan marhalah dari PPMI memulai dengan membagikan semacam angket yang mesti diisi.Dalam angket tersebut terdapat beberapa item yang mesti diisi,seperti nama,tempat tanggal lahir,alamat,dan yang pastinya (karena ini target dari para perekrut) adalah pengalaman organisasi dan prestasi akademik dan non-akademik.Waktu ana pertama kali melihat angket ini sudah ada firasat bahwa kertas ini adalah kertas recruitment (karena ana dulu terbiasa menjadi observer dalam training di PII yang bertugas mengkaji data tentang peserta).Maka ana pun mengisi item pengalaman organisasi tersebut seadanya dan prestasi akademik pun seadanya,karena sebenarnya dilematis,kenapa?karena di angket ada catatan “isilah dengan benar”,maka seandainya ana tidak mengisi otomatis ana bohong dan bohong dosa.namun ada tidak menyertakan informasinya lebih konkrit terutama tentang jabatan (karena ini tidak diminta)
Namun apa daya,sebelum break ashar,ada beberapa nama yang terpanggil oleh MC untuk menemui beberapa anggota PPMI , katanya ada sesuatu.Nah disini ana sudah ada firasat bahwa nama-nama yang terpanggil ini masuk dalam kategori calon ketua marhalah.Sesampai di tempat berkumpul ternyata para perekrut dari PPMI dan Wihdah belum mau mengasih tau kenapa mereka mengumpulkan kami.Mereka Cuma ngasih instruksi untuk berkumpul setelah acara hari itu selesai untuk bersama-sama pergi menuju “markas” PPMI di rab’ah al-adawea.
Singkat cerita,habis maghrib kita berkumpul di kantor PPMI.disana apa yang ada dalam firasat ana (dan semua yang terpanggil,ana yakin) ternyata betul.KAmi yang namanya terpanggil adalah calon ketua marhalah yang akan dipilih besok.Maka spontan dalam hati ana telah keluar pendapat lain bahwa ana harus menolak pencalonan ini,hal yang ada dalam hati ana ini kemudian ana lempar ke forum,dan hasilnya (sesuai prediksi) terjadi perdebatan.Perdebatan nya pun sama dengan yang biasa terjadi bahwa teman-teman para calon pun mencoba untuk mundur.Nah suasana ini dilematis bagi ana,karena ana juga tidak ingin konsep dari PPMI dan wihdah ini gagal secara percuma karena akan ada konsekwensi logis yang berbahaya efeknya.akhirnya setelah adu argument plus lobi-lobi akhirnya ana bisa mundur sendiri (ah lega).Namun sedikit catatan pribadi bagi ana,waktu ada perdebatan (mohon maaf) ana terasa dalam suasana training dan tak sengaja (mungkin karena naluri instruktur PII keluar) ana mencoba mengatur atmosfernya sendiri (maaf teman-teman,abang-abang,dan kakak-kakak),tapi secara umum keluarnya ana dari pencalonan tidak terlalu mengacaukan konsep dari PPMI dan wihdah (sory kalau ana tidak menceritakan terlalu rinci gimana perdebatannya,yah bagi teman-teman PII bayangkan saja kondisi di Batra dimana ana menjadi instrukturnya,dan yang lain jadi pesertanya,serta materi yang ana bawakan kira-kira perbandingan ideology).
Nah,keluarnya ana ini,kemudian memunculkan ide baru bahwa jabatan ini harus dipegang oleh anak KMM (minang) yang kebetulan tinggal menyisakan bang jas.maka niat ana yang keluar baik-baik , ana gunakan kemudian untuk mengonsep bagaimana besok itu yang naik jadi ketua adalah bang jas,(dan ana tidak akan terlalu mengklaim bahwa naiknya bang jas menjadi ketua adalah usaha dan propaganda politik yang ana lakukan).Ada beberapa alasan kenapa ana bersikeras menaikkan bang jas sebagai ketua,namun secara umum beliau adalah seorang yang aktif diorganisasi dan secara umum lebih berpengalaman (karena umur beliau diatas rata-rata mahasiswa baru) serta mempunyai semangat yang besar untuk bergerak dan berubah.
Ana tidak akan memberikan komentar lain terutama mengenai konsep marhalah yang digelontorkan oleh PPMI dan Wihdah sebagai konseptor dan kondisi waktu pemilihan yang jelas di akhir pemilihan bang jas terpilih menjadi ketua dan marhalah angkatan 2009 bernama ”mustajid”.Namun ada beberapa harapan pribadi ana yang sangat ana harapkan terkabul dalam wadah marhalah MUSTAJID Ini ,harapan tersebut :
1.Dari sisi kognisi/kognitif/keilmuan ana berharap bahwa marhalah mustajid ini dapat sukses dibidang akademik,tentunya metodologi untuk mencapai kesuksesan bagi masing-masing kita berbeda namun paling tidak ada beberapa program yang dijalankan bersama yang berupaya untuk meningkatkan kesuksesan akademik bersama. Dan program tersebut tentunya dijalankan oleh marhalah mustajid secara keseluruhan dengan pengurusnya sebagai pengawal dari program tersebut.
2.Dari sisi psikomotorik,ana berharap marhalah mustajid ini dapat dijadikan sebagai langkah awal dalam pembelajaran berorganisasi dan pembelajaran berinteraksi.karena tidak dapat dipungkiri,sebagai makhluk yang selalu bersosialisasi,kita mesti tahu cara berinteraksi yang tepat,ditambah lagi sebagai calon pemimpin bangsa masa depan dan sebagai agen perubahan,ilmu berkomunikasi adalah hal yang mutlak dimiliki,dan berorganisasi adalah salah satu wadah pembelajaran ilmu tersebut secara efektif.Maka diharapkan kepada seluruh anggota untuk berperan aktif disini.
3.Terakhir dari aspek afektif/sikap,ana berharap bahwa marhalah mustajid dapat selalu berkomunikasi inter personal yang baik dengan dibarengi dengan sikap yang tepat dan tidak melanggar kaedah syar’Iy yang telah diatur,terutama antara lawan jenis.
Semoga harapan ini dapat terwujud.Allahu akbar
Terakhir,ada salah seorang maba meminta kesempatan ke MC untuk menyampaikan sesuatu.Dia menyampaikan pesan salah seorang temannya yang ternyata adalah pengidap HIV/AIDS yang meninggal dunia minggu lalu,salah satu poin yang disampaikannya adalah bahwa para mahasiswa al-azhar kelak jangan Cuma berdakwah kepada golongan masyarakat awam namun para junkie (sebutan bagi para pemakai narkoba) juga menjadi lading dakwah kita sebagai azhari.Jujur saja ucapan ini menyentak hati ana (dan ana yakin juga dirasakan oleh teman-teman yang lain).karena sadar atau tidak , dikotomi dalam berdakwah telah banyak terjadi dan dirasakan di kalangan masyarakat Indonesia,padahal kewajiban berdakwah adalah untuk seluruh umat,bahkan mungkin berdakwah kepada para junkie hukumnya lebih wajib ketimbang rakyat awam mengingat kondisi mereka,namun tentu saja metodologi berdakwah kepada mereka berbeda dengan dakwah kepada masyarakat awam,butuh pendekatan dan pembacaan yang teliti agar dakwah yang disampaikan lebih tinggi tingkat kesuksesannya (kallimunnasa ala hasvi ‘uqulihim/dakwahi manusia sesuai dengan tingkatan mereka).
Yah,semoga marhalah yang dibentuk ini bukan hanya sekedar tradisi setiap tahun namun tanpa follow up dan target yang jelas.Diharapkan bahwa marhalah ini akan berjalan sesuai dengan planning awal demi kebaikan dan kesuksesan kita semua.amin
0 komentar