Refleksi Isra' mi'raj (Catatan 27 rajab )

6:05 PM

“seandainya Muhammad adalah manusia biasa dan bukan seorang rasul,niscaya beliau tidak akan kembali lagi ke bumi setelah mendapatkan nikmat perjalanan isra’ mi’raj dan bertemu dengan Rabb-nya” (Muhammad iqbal)
Yah...seandainya waktu itu Nabi Muhammad saw bukan lah seorang manusia biasa yang bertitel nabi dan hanya manusia biasa seperti kita,niscaya Beliau lebih memilih untuk tetap berada di dekat Rabb-nya dan tidak lagi kembali ke dunia ini.Namun beliau sadar,dengan posisi beliau sebagai nabi,keegoisan untuk mendapatkan nikmat pribadi dan meninggalkan tugas-tugas kenabiannya adalah sebuah perbuatan yang hina sekali.

Peristiwa isra’ mi’raj sendiri merupakan sebuah kejadian yang terjadi setelah musibah yang beruntun mendera nabi saw.Dimulai dengan musibah wafatnya paman beliau secara tragis yang seumur hidupnya diberikan untuk membela Muhammad namun beliau sendiri tidak dalam keadaan beriman,akhirnya wafatlah paman beliau tersebut dalam keadaan tidak beriman.Kesedihan ini kemudian ditambah dengan wafatnya istri beliau tercinta Siti khadijah yang juga selalu memompa semangat nabi dan menemani nabi tatkala lemah. Praktis Dua kejadian ini kalau ditinjau dari sisi kemanusiaan Nabi tentunya akan membuat nabi down dalam perjuangannya,Maka Allah pun kembali menguatkan nabi untuk terus berjuang lewat kejadian isra’ dan mi’raj.Secara gamblang Allah mengisyaratkan lewat Peristiwa isra’ dan mi’raj secara nyata bahwa Allah lebih maha kuasa atas segalanya,lewat rentetan peristiwa seputar isra’ mi’raj nyatalah tanda-tanda kekuasaan Allah,maka janganlah kamu takut karena Allah selalu besertamu.

Peristiwa itu telah lama berlalu,Nabi Muhammad saw pun telah lama wafat,Namun nilai-nilai perjuangan Nabi saw tersebut masih wajib untuk disyi’arkan ke segala penjuru bumi,disyi’arkan ke segala jenis dan golongan manusia.Tugas-tugas tersebut direfleksikan dari bunyi sebuah teks ayat Al-Qur’an, yang berbunyi: “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (Ali Imron, 3 : 110).Secara umum Ada beberapa term filosofis yang terkandung pada ayat ini, yaitu “masyarakat utama” (khairu ummah), “kesadaran sejarah” (ukhrijat linnas), “liberasi” (amr ma’ruf), “emansipasi/humanisasi” (nahy munkar), dan “transendensi” (al-iman billah).Tugas-tugas inilah yang wajib di jalankan oleh seluruh manusia.

Berkaca pada zaman yang kita lihat saat ini,di dunia saat ini telah banyak huru-hara yang menggoncang nilai-nilai islam yang telah digagas oleh nabi saw.Meskipun sebenarnya ,huru-hara dan kekacauan zaman tersebut telah disabdakan oleh nabi saw jauh ketika beliau masih hidup.Zaman saat ini seolah-olah telah kembali kedalam kondisi jahiliyah seperti yang dulu dihadapi oleh nabi.Sikap-sikap jahiliyah versi modern yang telah dikonsep secara matang oleh pihak-pihak yang tidak suka dengan islam (yahudi dan kristen) namun terbukti banyak juga dilakukan oleh umat yang mengaku beragama islam,bahkan nyaris subjek dari kejahiliyahan ini banyak dari golongan islam.

Tentunya dalam kondisi seperti ini Allah tidak akan lagi menurunkan Nabi untuk memperbaiki kerusakan umat di dunia ini,karena Nabi Muhammad saw adalah khatamun nabiyyin yang merupakan nabi terakhir,namun seperti yang telah disebutkan diatas tugas-tugas tersebut dibebankan ke seluruh umat manusia.Manusia mesti melakukan tugas-tugas kenabian seperti yang dulu juga dilakukan oleh Nabi meskipun bukan dalam posisi nabi dan tentunya juga tidak dalam kondisi sederajat dengan nabi.Nah sebetulnya usaha-usaha ini juga telah direspon oleh beberapa manusia yang merasakan dan sadar akan tugasnya lewat jalur pergerakan dan dakwah.Namun tentunya perjuangan dan dakwah tersebut akan melalui proses-proses dan tahapan-tahapan yang sifatnya fluktuatif artinya bisa kuat semangatnya dan bisa juga lemah.

Nah,mencoba untuk merefleksi dan mencari makna tersembunyi dari peristiwa isra’ mi’raj nabi,marilah kita coba renungi sejenak.Tugas-tugas telah ada dalam setiap diri kita,tugas yang di akhirat nanti akan ditanyakan kepada kita satu persatu.Mungkin selama ini kita telah baik dalam pengamalan ajaran islam,namun sudahkah kita melakukan ekspansi dan menularkan “penyakit” kebaikan dan keta’atan kita kepada orang disekitar kita?sudahkah kita mengajak diri kita pribadi dan orang disekitar kita untuk kembali kejalan Allah yang lurus ini?Sudahkah kita benar-benar menyelami agama ini dengan benar?dan apakah kita siap untuk benar-benar memperjuangkan islam yang lurus ini ke seluruh pelosok bumi?Pertanyaan ini tentunya hanya kita masing-masing yang dapat menjawabnya.Namun satu hal,kalau seandainya kita selama ini telah berjuang namun kemudian menemukan halangan dan rintangan yang melemahkan semangat kita,coba kita maknai peristiwa isra’ mi’rajnya nabi muhammad ini.Beliau yang ditempa dengan berbagai musibah dan cobaan kemudian kembali menemukan semangatnya lewat pembacaan dan perenungan terhadap ayat-ayat kekuasaan allah.Semoga kita semua termasuk umatNya yang selalu berjuang melaksanakan misi-misi kenabian yang dibebankan kepada kita,dan yakinlah bahwa Allah akan selalu bersama kita dalam perjuangan ini....

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images