Sebuah Cerita...^^

12:33 PM


Jumat kemaren (5 maret 2010),teman-teman PII mesir ngadain temu kader sekaligus silaturahmi dengan Kanda Rijal el Huda di kawasan Dokki.Inti acaranya sih sudah jelas (makan-makan hehehe ^^) hahaha gak juga,inti sebenarnya adalah menyatukankan lagi ukhuwah yang mungkin saja sudah mulai ada jarak antara sesama kader PII.Maklum saja ,layaknya organisasi yang dipenuhi oleh mahasiswa dengan berbagai tipologi kader dan tingkat keaktifan yang berjenjang,intensitas pertemuan nya boleh dikatakan jarang sekali.hal ini tentu saja akan melemahkan kekuatan ukhuwah PII secara psikologis.Maka diharapkan dari acara ini kita dapat lebih erat lagi dalam berukhuwah, baik sebagai sesama muslim umumnya,dan terkhusus sebagai kader PII yang dibebani tanggung jawab untuk mencapai tujuannya.



Acara nya sendiri dimulai ba’da maghrib dan langsung ke inti acara (penyerbuan meja makan hehehehe ^^) karena langsung diajak sama kang rijal soalnya.Nah selesai makan malam baru lah kita semua dikumpulin (macam kertas aja).acara dimulai dengan kata sambutan oleh saudara andi hariyono selaku Ketua umum PWK PII Mesir,Kemudian dilanjutkan dengan ta’aruf,acara diakhiri dengan ta’aruf dari keluarga kang Rijal dan sedikit pesan beliau kepada PWk PII Mesir.



Ba’da Isya ,PII wati pun berkumpul.Sesuai agenda mereka pun melakukan rapat singkat merumuskan kegiatan yang akan dilakukan.Rencana awalnya adalah mereka akan menyelenggarakan seminar tentang Reproduksi namun karena thema ini sudah terlalu sering dibahas akhirnya timbul ide untuk membuat seminar tentang Human Trafficking.Tema ini kemudian mereka diskusikan dengan kang rijal yang kemudian di apresiasi oleh kang Rijal.



Di tengah diskusi ini,aku ditelpon oleh nomor yang belum ada di dalam daftar kontak hape ku (ah ribet banget sih bahasanya hehehe).Seseorang mengaku dari DPD PPMI Tafahna el Asyraf meminta diriku yang masih bocah ini untuk mengisi pelatihan kesekretariatan.Dengan berbagai pertimbangan akhirnya aku memutuskan untuk menolak tawaran ini.Meskipun mereka terus me-lobi diriku ini namun diriku tetap menolak.Di Akhir proses tawar menawar ini aku pun ngasih rekomendasi mereka untuk meminta saudara Andi Hariyono sebagai pemateri.



Ada beberapa alasan yang membuatku menolak tawaran yang kalau kita pikirkan dari sisi pragmatisnya dapat menunjang kenaikan karirku sebagai seorang trainer.



Pertama,pelatihan ini hakikatnya bukanlah sebuah pelatihan secara murni,artinya ada aspek-aspek penting yang mesti kita perhatikan dalam sebuah pelatihan tersebut akan hilang.Pelatihan sejatinya bukan hanya mempertimbangkan kualitas materi yang diberikan (sisi kognisi) namun lebih jauh, sebuah pelatihan juga memperhatikan perkembangan dari sisi psikomotorik dan afeksi,dan dua sisi inilah yang hilang dalam pelatihan yang mereka inginkan.Pelatihan yang mereka tawarkan adalah berbentuk seminar yang diisi dengan pembacaan materi/makalah dan diakhiri dengan tanya jawab.Sesungguhnya tingkat kesuksesan metode ini tidak akan lebih dari 10%.



Kedua,pelatihan ini –sesuai kata mereka- akan diakhiri dengan perekrutan calon pengurus DPD Mendatang yang menurut mereka sudah memiliki skill di bidang kesekretarian lewat pelatihan ini.Secara tidak langsung hal ini lah yang memberatkan diriku.Ada sebuah kontrak (yang mungkin hal ini hanya ada dalam pemikiranku wallahu a’lam) yang menyuruh diriku untuk menaikkan tingkat pencapaian materi kepada peserta.Dan ini hal yang sangat berat,karena seperti yang sudah aku katakan bahwa tingkat keberhasilan dan pencapaian metode seminar ini hanya 10%.



Ketiga,(hal ini yang mungkin agak gila) mereka akan mengadakan nya hari ini ,artinya aku hanya dikasih persiapan beberapa jam.dan aku gak ingin menempuh resiko mengisi sebuah pelatihan tanpa persiapan yang nantinya akan berpengaruh kepada tingkat pencapaian.



Entahlah,sejak bergabung dengan PII,pelatihan yang tidak memperhatikan aspek EQ (emotional question) menjadi hal yang agak kubenci.Aku berpendapat pelatihan ini hanya akan menghabiskan biaya tanpa hasil yang diharapkan.Sebuah pelatihan menurutku harus memperhatikan 3 aspek penting.aspek kognisi,psikomotorik dan afeksi yang merupakan representasi dari pendidikan IQ,EQ dan SQ.Dan seorang pelatih/trainir harus komitmen dengan hal ini...Entahlah ,karena di PII aku diajarkan seperti ini.



Sayangnya hampir kebanyakan “pelatihan” yang kutemui di beberapa organisasi (di Mesir khususnya) terjebak dalam paradigma bahwa pelatihan hanyalah aspek kognisi saja.Maka tak heran,banyaknya dana yang dikeluarkan ketika pelatihan diselenggarakan tidak sebanding dengan hasil yang diharapkan (itupun kalau memang ada niat untuk mengambil hasil,kenyataannya hari ini sebuah pelatihan hanyalah bagian dari program organisasi yang mesti dilaksanakan demi egoisme organisasi tersebut)



Yah,kalau paradigma nya hanyalah transformasi materi mending tanya ke instruktur bernama GOOGLE kan gan...?

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images