Resensi Buku Prophetic Intelligence (Kecerdasan Kenabian)

2:27 AM

Judul buku :Prophetic Intelligence (Kecerdasan Kenabian) : Menumbuhkan Potensi Hakiki Insani Melalui Pengembangan Kesehatan Ruhani
Penulis : Hamdani Bakran Adz-Dzakiey

Cetakan : I, Desember 2004

Jumlah Halaman: 776 ( edisi revisi )

Penerbit : Pustaka Al – furqan ,Yogyakarta

Harga : Rp 99.000

Sentimen Barat terhadap pengaruh konsep manusia dalam tasawuf disebabkan dua hal: menempatkan manusia sebagai hamba yang tidak berarti apa-apa di hadapan Tuhan, dan menempatkan manusia dalam posisi superior yang pada akhirnya mengutuk konsep Manusia Sempurna. Ironisnya, dua penilaian ini diadopsi oleh kebanyakan sarjana dan ulama Islam.

Tanpa melebih-lebihkan, buku ini adalah buku karya seorang pelaku tasawuf yang komprehensif. Diracik dengan formulasi teoretis yang bersifat intuitif-ilahiah, nuansa praktis penulisnya sangat terasa dalam setiap lembarnya. Buku ini ingin meluruskan bahwa betapa berbagai pemahaman yang telah terpatri lewat kemasan rasionalistik semata, seperti ala Barat tersebut, harus dipertanyakan, dan kemudian mengasah potensi-potensi Kecerdasan Kenabian yang ada dalam diri untuk menggapai cahaya ilahi. Kecerdasan Kenabian dapat dipahami sebagai potensi untuk berinteraksi, beradaptasi, memahami, dan mengambil hikmah dari kehidupan langit dan bumi, ruhani dan jasmani, lahir dan batin, serta dunia dan akhirat. Kecerdasan ini bertumpu pada nurani yang bersih dari penyakit ruhaniah seperti syirik, kufur, nifaq, dan fasik.

Buku prophetic intelegence ( kecerdasan kenabian ) ini ditulis oleh KH Hamdani Bakran adz-dzakiy, Hamdani Bakran Adz-Dzakiey lahir di Balikpapan, 3 Mei 1960. Alumnus Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 1986, Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muttaqien Babadan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Direktur Center of Prophetic Intelligence Yogyakarta, dan Pengajar Metodologi Studi Islam, Ilmu Tasawuf, Akidah Islam, dan Psikoterapi Islam di Beberapa Perguruan Tinggi di Yogyakarta dan Solo.Dia berusaha mengonsep sebuah tasawuf yang bersifat modern dan kontemporer sehingga banyak dari bukunya berisi tentang konsep-konsep tasawuf yang melakukan pendekatan secara personality sehingga masing-masing hasil pemikirannya yang dituangkan dalam bukunya relevan dengan kondisi sekarang.

Tentunya istilah prophetic intelegence ( kecerdasan kenabian ) memiliki pengertian dan keunikan tersendiri yang menjadikannya berbeda dan memiliki signifikasi tersendiri dari model kecerdasan ( seperti; kecerdasan emosional,intelligence,dll) lainnya.Kecerdasan kenabian yang diusung oleh KH Hamdani bertumpu pada nurani yang bersih dari penyakit-penyakit ruhaniyah,seperti syirik,kufur,nifaq,fasik,dan lain-lain.Dalam kondisi nurani yang sehat itulah,Allah swt menurunkan rasa percaya,yakin,dan takut padaNYA.Dari rasa itulah lahir kekuatan dan keinginan untuk melakukan perbaikan dan perubahan yang lebih positif,lebih baik,dan lebih benar.Maka pribadi yang sehat secara ruhani adalah pribadi yang ruhaninya telah berfungsi secara baik di dalam diri sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap seluruh aktivitas mental,spiritual,dan fisik.

Buku yang terdiri dari 14 Bab dan 783 halaman ini secara umum membahas tentang prinsip-prinsip keislaman dan keimanan yang sudah sering diketahui,namun tema-tema dari prinsip tersebut dibaca dengan persfektif ruhaniah-batiniah dengan metode ilahiah-mukasyifah yang akhirnya mencuatkan wawasan-wawasan baru,seperti bagaimanakah kita meyakini,shalat,do’a,dan seluruh aktifitas yang kita niatkan sebagai ibadah diterima oleh Allah?bagaimanakah kita bersahabat dengan malaikat Allah sebagai bukti keimanan kepada mereka?bagaimanakah meneladani rasulullah dari seluruh seginya?dan bagaimana memacu kecerdasan kenabian dalam diri?

Secara keseluruhan buku ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga tema besar :

1. Kesehatan ruhani sebagai poros ketakwaan yang menjadi dasar kecerdasan kenabian

2. Prinsip-prinsip keislaman

3. Prinsip-prinsip keimanan yang semuanya diuraikan dalam persfektif ruhaniah-batiniah

Buku yang oleh penulisnya diniatkan untuk menjadi salah satu bentuk solusi dalam mengatasi krisis spiritual ini diawali dengan uraian tentang kesehatan nurani dalam al-qur’an.Pembaca akan menemukan penjelasan tentang pengertian ruh dan ruhani,bagaiman menjadikan ruhani sehat dan bagaimana ciri-ciri ruhani sakit.Penjelasan tentang hal diatas ini bertujuan karena kecerdasan kenabian hanya akan didapatkan oleh seseorang yang telah sehat ruhaninya.Dalam bab pertama ini penulis juga menjelaskan bahwa untuk pengembangan kesehatan ruhani mesti dimulai dari tahap awal proses penciptaan seorang manusia,Dimulai dari proses kehamilan dan awal penciptaan yang kemudian berkaitan erat dengan proses pencarian pasangan hidup yang benar,niat dan I’tikad serta pelaksanaan pernikahan yang benar.Bahkan dalam tahap awal ini juga dibahas tentang pentingnya kualitas sperma dan ovum,proses hubungan seks dan sampai pada peoses kehamilan.Kemudian pada tahap selanjutnya,ketika sang bayi lahir mesti selalu dijaga proses pertumbuhannya dengan cara-cara dan metode yang telah diajarkan al-qur’an dan sunnah nabi saw hingga proses ketika terjadi transformasi diri yang sangat membutuhkan bimbingan secara khusus dalam memahami konsep penyadaran diri,penyucian ruhani, dan pengembangan kesehatan ruhani.Indikator terpenting menurut hamdani tentang ruhani yang sehat adalah hadirnya keimanan dan ketakwaan seseorang manusia Kepada Allah swt sehingga dari sanalah akan lahir potensi-potensi dan kecerdasan kenabian yang akan mengkoordinasi kerja jiwa,hati,akal pikiran,indera,jasad serta prilaku seseorang.Kesehatan ruhani akan membangun kecerdasan ruhani yang keduanya dibangun atas pondasi tauhid uluhiyyah,rububiyyah,’ubudiyyah dan khuluqiyyah.

Pada bab kedua dijelaskan tentang cara penyucian dan penyehatan keyakinan yang merupakan salah satu unsur ruhani dengan bertauhid kepada Allah swt,baik pada perbuatan ( af’al ) , nama ( asma’ ) dan zatNYA.Pentingnya pelatihan terhadap praktek terhadap tauhid ini disebabkan karena tauhid inilah yang akan menumbuhkan potensi-potensi ketauhidan yang sempuna dan lengkap.Dan untuk melatih potensi tauhid ini butuh beberapa cara diantaranya ; bersikap ridla,ikhlas,istiqamah,sabar serta berprasangka baik kepada Allah.Sikap-sikap ini akan menumbuhkan seorang manusia yang dapat menjalankan kecerdasan kenabian dengan baik.Bab ketiga berisi kiat bersahabat dengan para Malaikat Allah swt dengan meyakini bahwa malaikat itu ada,berada disekeliling manusia serta disuruh Allah untuk mengerjakan tugas tertentu.Bab ini akan membuka wawasan bahwa bersahabat -dalam pengertian berinteraksi secara empiris- dengan malaikat adalah hal yang mungkin sebagaimana yang telah dibuktikan para nabi saw.Beriman kepada malaikat serta mengenal secara jelas malaikat Allah yang disertai pelatihan-pelatihan dan aksi,insya allah akan menghasilkan karakter yang memiliki karakteristik kemalaikatan yang utama seperti ; kepatuhan dan keta’atan serta ketundukan kepada Allah dalam menjalankan segala perintahnya serta menjauhi laranganNYA,bersikap gesit,cepat,dan mantap , memiliki kehalusan dan kelembutan budi pekerti , terma’rifatnya ( tersingkapnya ) alam ketuhanan serta akan membawa kepada kecerdasan dan ilmu hakikat.Bab keempat berisi tentang wawasan bagaimana menginterpretasikan serta mengamalkan pesan-pesan al-qur’an dan bagaimana terapi dalam mengatasi kebodohan ruhani.Berinteraksi dengan al-quran bukan sekedar membacanya dengan baik dan benar secara tajwid,memahami dan menafsirkannya namun lebih dari itu adalah pengamalan terhadap kandungan isi al-qur’an dan merasakan getaran-getaran interaksi sehingga seolah-olah berinteraksi dengan Allah swt.

Bab kelima,penulis menekankan pentingnya berteladan kepada pesan-pesan kenabian dari kehidupan nabi Muhammad saw dan para nabi Allah yang lain.Nabi Muhammad saw merupakan contoh teladan pribadi yang sangat agung dan sempurna yang paling memiliki kecerdasan kenabian,sehingga beliau diposisikan Allah dalam al-qur’an sebagai uswatun hasanah yang artinya beliau adalah seorang contoh,model, yang baik,indah serta ideal dan sempurna.Terdapatnya ilmu dan pengetahuan dalam diri nabi saw ,metode pengembangan genetika profetik,pengembangan dan perumbuhan diri serta pencarian jati diri,citra diri,hakikat diri serta wawasan dan pematangan diri mebuat beliau menjadi seorang manusia yang sempurna ( insan kamil ).bab keenam penulis menjelaskan tentang datangnya hari kiamat dan pentingnya sikap mawas diri serta hikmah dan pengetahuan terhadap hari kiamat.bab ketujuh pembaca akan menemukan ibadah shalat sebagai jalan penyucian fisik,indera,dan prilaku.Proses pelepasan diri dari sifat-sifat yang bukan kemanusia dalam shalat akan mengantarkan kepada terwujudnya esensi tauhid secara lahiriyah dan batiniyah.Bab kedelapan adalah metode penyucian dan penyehatan jiwa melalui ibadah puasa.Inti dari ibadah puasa menurut hamdani adalah hadirnya nur qudrah dan nur iradah Allah swt dalam jiwa sehingga jiwa terasa dekat dengan Allah serta telepas dari nafsu syaithani dan hewani.

Bab kesembilan menguraikan tentang penyucian dan penyehatan kalbu dengan dzikrullah.secara aplikatif,zikir adalah aktivitas yang bersifat ketuhanan berupa mengingat wujud allah serta merasakannya dalam hati dan jiwa.Bab kesepuluh bertujuan untuk membangun sikap optimisme dan keselamatan dalam aktivitas hidup dengan berdoa.Substansi do’a dapat membangkitkan dan mengembangkan optimisme dalam menggapai keyakinan,tujuan , dan maksud dari proses perjalanan hidup.Bab kesebelas bertemakan penyucian dan penyehatan harta dan penyakit social melalui ibadah zakat.Penulis menguraikan hakekat dan syarat-syarat zakat sehingga benar-benar dapat berfungsi secara mental , spiritual,moral,dan social.Pada hakekatnya,ibadah zakat adalah upaya menghadirkan sikap ketuhanan yang di manifestasikan dalam bentuk pengeluaran harta.dalam Bab dua belas penulis membahas penyucian dan penyempurnaan islam melalui ibadah haji.Penulis juga memaparkan penyebab sulitnya seseorang yang mengerjakan ibadah haji sebagai sarana untuk penyucian dan proses penyempurnaan pengislaman diri secara utuh,empiris,dan transedental.Di bab ketiga belas penulis menjelaskan tentang pendidikan dan pelatihan diri dalam rangka pengembangan kesehatan ruhani yaitu ketakwaan.Kandungan dalam bab ini merupakan faktor yang menentukan untuk mencapai maksud dan tujuan dari buku ini yaitu mengantarkan individu yang ingin mengembangkan potensi keinsanannya baik di depan tuhannya maupun makhluk.Pada Bab terakhir ( ke empat belas ) penulis memaparkan korelasi yang kuat antara kesehatan ruhani/ketakwaan dengan kecerdasan kenabian.serta implikasinya dan indikasi-indikasi yang dapat memberikan pemahaman yang nyata.Sehingga dari sinilah koreksi ,evaluasi,dan penilaian tentang konsep-konsep kehidupan melalui kecerdasan kenabian.

Ada beberapa alasan yang membuat buku ini sangat layak bahkan sangat penting dibaca oleh setiap umat islam sekarang ini terutama para generasi muda.Kekacauan kehidupan yang kita alami sekarang ini dijawab secara lugas oleh hamdani dalam buku ini.pembentukan generasi masa depan yang agamis dan memiliki kecerdasan kenabian yang sangat dibutuhkan pada saat sekarang ini dijawab dan di konsep dalam buku ini.Buku prophetic intelligence ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kembali sikap-sikap ketuhanan dan kecerdasan kenabian yang akan menghasilkan generasi yang baik dan sukses sebagaimana yang telah dilakukan nabi Muhammad saw sehingga pada waktu itu kehidupan masyarakat berlangsung dengan damai,adil dan sejahtera.

Kebutuhan manusia sekarang ini terutama generasi muda yang berada pada posisi pencarian dan pengembangan jati diri,citra diri,dan hakekat dirinya sangat membutuhkan alur kehidupan yang jelas dan hal itu dapat kita temukan di buku ini.Terlebih lagi sistematika penulisan yang jelas dan mantap membuat kita tidak bosan dalam upaya pencarian dan penyucian ruhani kita.Sistematika penulisan yang bersifat mengalir karena dimulai dengan hakekat keimanan sampai konsep kehidupan jelas dan dapat kita temukan dalam buku ini. Dengan berusaha mengikuti sambil mengamalkan alur-pikir konsep Kecerdasan Kenabian dalam buku ini, kita akan diantar pada tahap Manusia Sempurna (Insan Kamil), sebuah wawasan yang prototipnya merupakan refleksi dari figur ideal Rasul Mulia, Muhammad Saw,dan karakter seperti itulah yang sangat dibutuhkan dalam masa sekarang ini.

You Might Also Like

2 komentar

  1. kayaknya ini nich buku yang bikin w muter-muter!
    stidaknya w bisa tau isinya lbh rinci lg lah dari resensi ini...maunya sich minjem...

    ReplyDelete
  2. gue sering ketemu beliau...............

    ReplyDelete

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images