Hukum Shalat Tarawih
4:27 PM
Shalat tarawih merupakan ibadah yang hanya dikerjakan pada bulan ramadhan.Hukumnya adalah sunnah Mu'akkad,artinya perbuatan yang sangat dianjurkan sekali untuk dikerjakan dalam bulan puasa baik bagi laki-laki mauun perempuan.Apalagi kalau dikerjakan berjama'ah.Shalat tarawih sendiri mulai disyari'atkan di akhir hayat nabi saw.Dinamai dengan shalat tarawih karena disunnahkan untuk beristirahat setiap kali mengerjakan 4 rakaat.Para imam mazhab yang empat sepakat bahwa shalat tarawih dikerjakan sesudah isya.Waktu mengerjakan shalat tarawih sendiri dimulai dari waktu isya sampai terbit fajar dan sunnah diikuti shalat witir sesudahnya.Dalil disyari'atkannya shalat tarawih ada beberapa hadist namun yang masyhur adalah Hadist Riwayat Bukhari dan muslim dari Abu Hurairah RA "Barang siapa yang Mengerjakan Qiyamul lail Pada bulan ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan maka diamuni dosanya yang telah berlalu" (Para Ahli Ilmu sepakat bahwa Qiyamul lail disini adalah shalat tarawih).
Namun di saat sekarang ini terutama di Indonesia terjadi ikhtilaf tentang jumlah rakaat tarawih serta cara pengerjaannya.Ada yang 8 raka'at dengan 2 rakaat 1 salam,ada yang 8 rakaat dengan 4 rakaat 1 salam,dan ada yang 20 rakaat dengan 2 rakaat 1 salam.Sebab ikhtilaf tersebut adalah karena beberapa hadist yang menjelaskan tentang shalat tarawih tidak menjelaskan berapa jumlah rakaatnya secara terperinci.Untuk lebih jelasnya,ikhtilaf tersebut akan diperinci sebagai berikut:
1. Ikhtilaf tentang Jumlah rakaat Tarawih
2. Ikhtilaf tentang Mengerjakan shalat tarawih dengan 2 rakaat 1 salam atau 4 rakaat 1 salam atau seluruh rakaat 1 salam.
Masalah Pertama tentang Jumlah rakaat tarawih
Pendapat pertama,Mengatakan bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 11 rakaat,3 rakaat diantaranya adalah shalat witir.Ini adalah perkataan Al-Kamal Bin Al-Himam Al-Hanafi,riwayat dari imam malik,serta Pendapat yang dipilih oleh Ibnu Taimiyah.
Dalilnya : Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah RA.
َما كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَزِيْدُ فِى رَمَضَــــانَ وَلاَ فِى غَــيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشَرَةَ رََكْعَةً ، يُصَلِّى اَرْبَعًا فَلاَ تَسْـاَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُوْلِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى اَرْبَعًا فَلاَ تَسْــاَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَ طُوْلِهِنَّ ثُمَّ يُصَــلِّى ثَلاَثًا ، فَقُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ اَنْ تُوْتِرَ ؟ فَقَالَ : يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامُ وَلاَ يَـــــنَامُ قَلْبِى . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .
"Tiadalah Rasulullah saw. menambah pada bulan Ramadlan dan tidak pula pada bulan lainnya atas sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat dan jangan Anda bertanya tentang kebagusan dan panjangnya. Kemudian beliau salat empat rakaat dan jangan Anda bertanya tentang kebagusan dan panjangnya. Kemudian beliau salat tiga rakaat. Kemudian aku (Aisyah) bertanya, "Wahai Rasulullah, adakah Tuan tidur sebelum salat witir?" Beliau bersabda, "Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur, sedang hatiku tidak tidur."
Pada Hadist ini jelas dikatakan bahwa nabi mengerjakan Shalat tersebut dengan jumlah 11 rakaat dengan 8 tarawih dan 3 rakaat witir Namun hadits ini kemudian ditentang oleh kebanyakan para fuqaha' sebagai dalil shalat tarawih karena beberapa alasan :
1. Amalan dengan hadist ini telah di mansukhkan (tidak berlaku lagi hukumnya) dengan amalan yang dikerjakan Umar Bin Khatab yaitu 20 rakaat.Amalan umar bin khatab ini bukan bid'ah karena ada hadist nabi :
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَآءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ. رَوَاهُ أَبُوْدَاوُدَ
"Wajib atas kamu sekalian mengikuti sunnahku dan sunnah dari al-Khulafa ar-Rasyidun yang telah mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah-sunnah tersebut dengan gigi geraham (berpegang teguhlah kamu sekalian pada sunnah-sunnah tersebut). HR Abu Dawud
dan hadist nabi :
اِقْتَدُوْا بِاللَّذَيْنِ مِنْ بَعْدِى أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ . رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُوْ دَاوُدَ وَابْنُ مَاجَهْ
"Ikutlah kamu sekalian dengan kedua orang ini sesudah aku mangkat, yaitu Abu Bakar dan Umar". HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah.
2. Hadist diatas tidak menunjukkan amalan Shalat tarawih karena nabi mengatakan " Tiadalah Rasulullah saw. menambah pada bulan Ramadlan dan tidak pula pada bulan lainnya atas sebelas rakaat " artinya shalat yang dikerjakan nabi saw malam itu bukan salat tarawih mengingat tarawih adalah ibadah yang khusus dikerjakan pada bulan ramadhan .Sedangkan nabi saw pada malam itu mengerjakan shalat yang ada pada bulan ramadhan dan diluar ramadhan.
3. Sebahagian para Ahli Hadist berpendapat bahwa hadist aisyah ra ini Mudtarib (dla'if) karena ada perbedaan lafaz pada setiap riwayat.
Pendapat kedua,Mengatakan bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 20 rakaat dengan diikuti 3 rakaat shalat witir.Ini adalah pendapat mazhab Hanafiah , Salah satu pendapat yang masyhur dari imam Malik, serta pendapat mazhab Syafi'iyah dan Hanabilah.
Dalil mereka :
1. Imam Malik dalam kitab "Al-Muwaththa" meriwayatkan dari Yazid bin Rauman katanya, "Orang-orang pada zaman Khalifah Umar bin Khattab ra. melakukan salat dengan 23 rakaat. Imam al-Baihaqi telah mengumpulkan kedua riwayat tersebut dengan menyebutkan bahwa mereka melakukan witir tiga rakaat. Para ulama telah menghitung apa yang terjadi pada zaman Umar bin Khattab sebagai ijmak.
2. Telah diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab telah memerintahkan Ubay dan Tamim ad-Daari melakukan salat tarawih bersama orang-orang sebanyak 20 rakaat. Imam al-Baihaqi telah meriwayatkan dengan isnad yang sahih, bahwa mereka melakukan salat tarawih pada masa pemerintahan Umar bin Khattab 20 rakaat, dan menurut satu riwayat 23 rakaat. Pada masa pemerintahan Usman bin Affan juga seperti itu, sehingga menjadi ijmak. Dalam satu riwayat, Ali bin Abi Talib ra. mengimami dengan 20 rakaat dan salat witir dengan tiga rakaat.
Imam Abu Hanifah telah ditanya tentang apa yang telah dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab ra. Beliau menjelaskan, "Salat tarawih adalah sunnah muakkadah. Umar ra. tidak menentukan bilangan 20 rakaat tersebut dari kehendaknya sendiri. Dalam hal ini beliau bukanlah orang yang berbuat bid'ah. Beliau tidak memerintahkan salat 20 rakaat, kecuali berasal dari sumber pokoknya yaitu dari Rasulullah saw."
Khalifah Umar bin Khattab ra. telah membuat sunnah dalam hal salat tarawih ini dan telah mengumpulkan orang-orang dengan diimami oleh Ubay bin Ka'ab, sehingga Ubay bin Ka'ab melakukan salat tarawih secara berjamaah, sedangkan para sahabat mengikutinya. Di antara para sahabat yang mengikuti pada waktu itu terdapat Usman bin 'Affan, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas'ud, 'Abbas dan puteranya, Thalhah, az-Zubayr, Mu'adz, Ubay dan para sahabat Muhajirin dan sahabat Ansor lainnya ra. Pada waktu itu tak seorangpun dari para sahabat yang menolak atau menentangnya, bahkan mereka membantu dan menyetujuinya serta memerintahkan hal tersebut. Dalam hal ini Nabi Muhammad saw. bersabda:
أَصْحَابِى كَالنُّجُوْمِ بِأَيِّهِمُ اقْتَدَيْتُمْ اِهْتَدَيْتُمْ.
"Para sahabatku adalah bagaikan bintang-bintang di langit. Dengan siapa saja dari mereka kamu ikuti, maka kamu akan mendapatkan petunjuk".
Namun ada juga yang berpendapat bahwa Nabi Muhammad dahulunya shalat tarawih dengan 20 rakaat dengan dalil : Perkataan Imam Bukhari dan Muslim dalam meriwayatkan hadits sebagai berikut:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ لَيَالِيَ مِنْ رَمَضَانَ وَهِيَ ثَلاَثٌ مُتَفَرِّقَةٌ لَيْلَةُ الثَّالِثِ وَالْخَامِسِ وَالسّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ وَصَلَّى فِى الْمَسْجِدِ وَصَلَّى النَّاسُ بِصَلاَتِهِ فِيْهَا ، وَكَانَ يُصَلِّى بِهِمْ ثَمَانَ رَكَعَاتٍ أَيْ بِأَرْبَعِ تَسْلِيْمَاتٍ كَمَا سَيَأْتِى وَيُكَمِّلُوْنَ بَاقِيَهَا فِى بُيُوْتِــــهِمْ أَيْ حَتَّى تَتِــــمَّ عِشْرِيْنَ رَكْعَةً لِمَا يَأْتِى ، فَكَانَ يُسْمَعُ لَهُمْ أَزِيْزٌ كَأَزِيْزِ النَّحْلِ .
"Nabi saw. keluar pada waktu tengah malam pada bulan Ramadlan, yaitu pada tiga malam yang terpisah: malam tanggal 23, 25, dan 27. Beliau salat di masjid dan orang-orang salat seperti salat beliau di masjid. Beliau salat dengan mereka delapan rakaat, artinya dengan empat kali salam sebagaimana keterangan mendatang, dan mereka menyempurnakan salat tersebut di rumah-rumah mereka, artinya sehingga salat tersebut sempurna 20 rakaat menurut keterangan mendatang. Dari mereka itu terdengar suara seperti suara lebah".
Pendapat ketiga,Mengatakan bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 36 rakaat dengan diikuti 3 rakaat shalat witir.Ini adalah pendapat pendapat kedua yang masyhur dari imam Malik.dan amalan mazhab Syafi'iyah di madinah.
Dalilnya : Bahwa shalat 36 rakaat tersebut adalah amalan ahli madinah. Khalifah Umar bin Abdul Aziz ra. bahkan menambah jumlah rakaatnya menjadi 36 (tiga puluh enam) rakaat. Tambahan ini beliau maksudkan untuk menyamakan dengan keutamaan dan pahala penduduk Makkah yang setiap kali selesai melakukan salat empat rakaat, mereka melakukan thawaf. Jadi Khalifah Umar bin Abdul Aziz ra. melakukan salat empat rakaat sebagai ganti dari satu kali thawaf agar dapat memperoleh pahala dan ganjaran berimbang.
Masalah kedua tentang hukum mengerjakan shalat tarawih dalam 2 rakaat 1 salam atau 4 rakaat 1 salam atau seluruh rakaat 1 salam
• Hukum 2 rakaat 1 salam
Kesepakatan seluruh imam mazhab bahwa tarawih (sama seperti shalat malam lainnya) dikerjakan dengan 2 rakaat 1 salam
Dalilnya : Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim
صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خِفْتَ الصُّبْحَ فَاَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ .
"Salat malam itu (dilakukan) dua rakaat dua rakaat, dan jika kamu khawatir akan subuh, salatlah witir satu rakaat".
Dalam hadits lain yang disepakati kesahihannya oleh Bukhari dan Muslim, Ibnu Umar juga berkata :
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى مِنَ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى وَ يُوْتِرُ بِرَكْعَةٍ .
"Adalah Nabi saw. melakukan salat dari waktu malam dua rakaat dua rakaat, dan melakukan witir dengan satu rakaat".
• Hukum 4 rakaat 1 salam atau seluruh rakaat 1 salam
1. Pendapat Imam Abu Hanifah,Abu Yusuf dan Mazhab Malikiyah : Sah shalat tarawih dikerjakan dengan 4 rakaat 1 salam namun beserta makruh
2. Pendapat Imam Asy-syaibani,Mazhab syafi'iyah dan Hanabilah : Batal shalat Tarawih jika disengaja meninggalkan 2 rakaat 1 salam ,karena 4 rakaat 1 salam atau mengerjakan seluruhnya dalam 1 salam menyalahi sunnah
0 komentar