Problematika Dakwah Di Era Modern

10:09 PM

Kata-kata Dakwah memang bukan sesuatu yang asing di telinga kita saat sekarang ini.Mengingat dakwah bukan merupakan hal yang baru dalam islam namun telah ada sejak zaman Rasulullah saw dan berlangsung hingga sekarang.Dakwah yang secara etimologi berarti mengajak ini bisa terjadi dimana saja.Di mesjid,lingkungan masyarakat,tempat dan sarana pendidikan dan tempat-tempat lain.Ditambah lagi disaat ini,gerakan-gerakan dakwah tumbuh menjamur di Indonesia.Dakwah bisa dilakukan dengan berbagai cara dan metode-metode,baik secara lisan melalui ceramah,tarbiyah,khutbah,maupun dengan perbuatan dan dengan sikap dan kerja nyata kita.Dalam tulisan ini,penulis tidak akan banyak membahas tentang defenisi dan metode-metode,namun lebih membahas kepada problematika dakwah hari ini sebagai bahan intropeksi bagi semua.

Secara fisik , dakwah islam Di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan.Hal ini terlihat dari banyaknya bangunan masjid,sekolah pendidikan islam , hingga rumah sakit yang berlabelkan islam.Selain itu juga banyak muncul lembaga-lembaga dan organisasi – organisasi yang berasaskan islam yang konsen dalam dakwah seperti Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang gencar dikembangkan di setiap perguruan tinggi di Indonesia .Hal ini dapat kita jadikan indicator peningkatan dakwah di Indonesia.

Namun disisi lain,Muncul beberapa problematika baru yang melanda ranah dakwah Islam Indonesia yang muncul dari berbagai sisi dan lini,secara umum dapat kita lihat dari sisi internal umat islam dan dari sisi sang da’I serta dari eksternal islam sendiri.Namun masalah yang mendasar adalah merujuk kepada Hadits Rasulullah saw “Bahwasanya suatu saat akan diangkat ilmu dengan cara diwafatkan para ulama dan akan mengangkat pemimpin yang jahil dan berfatwa dengan tanpa ilmu yang sesat lagi menyesatkan…” .Secara rinci kita lihat masalah tersebut dari permasalahan internal umat islam :

Permasalahan yang timbul dari sisi sang da’i

Pertama,terjadinya penyempitan makna dakwah oleh para da’i.Dakwah saat ini sering terkesan dimaknai sebatas pada ceramah-ceramah di mesjid,majelis ta’lim,dan pengajian-pengajian.Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa metode lisan merupakan salah satu metode dakwah namun hendaknya para da’I tidak menjadikan dakwah dengan metode ceramah sebagai hal yang esensi dalam dakwah.Bahkan akhir-akhir ini masyarakat Indonesia sudah mulai bosan dengan ceramah-ceramahKalaupun ada yang mengikuti hanya sebatas gengsi atau mencari sisi lain yang menarik dari ceramah sang da’I seperti sang dai’ yang suka membuat lelucon,alhasil ketika ditanya kepada masyarakat tentang apa yang mereka dapatkan dalam ceramah tersebut mereka hanya menjawab “Uztadznya pelawak,lucu,dan menarik” namun esensi dakwah tidak lagi sampai kepada masyarakat tersebut.Padahal sebenarnya masyarakat di Indonesia saat ini membutuhkan dakwah dengan metode Bil HAL,mereka saat ini kehilangan figure Qudwah,Figure ustwah yang akan mereka jadikan pedoman dan tauladan dalam hidup.

Kedua,Merosotnya kualitas ilmu yang dimiliki para da’i.Hal ini berdampak pada menurunnya profesionalisme sang da’i.Contohnya banyak kita lihat di Indonesia bagaimana materi yang disampaikan hanya bersifat pengulangan sehingga para objek dakwah mudah bosan.selain itu, dakwah yang disampaikan sering tidak tepat sasaran karena metode yang dipakai sang da’I tidak sesuai dengan kondisi objek dakwahnya.Ditambah lagi sang da’I tidak memiliki keilmuan yang cukup terutama dalam bidang Fiqh dakwah sehingga sering mengecewakan objek dakwah. Kekurangan ilmu yang dimiliki da’I hari ini juga banyak menimbulkan masalah tersendiri dalam bidang dakwah.Sering kali terjadi kegoncangan pada umat diakibatkan keraguan yang ditimbulkan oleh para da’I dalam menetapkan sebuah hukum.Keraguan ini akan berlanjut pada ketidak percayaan terhadap sang da’I itu sendiri.Hal ini tentunya berdampak negative terhadap tatanan umat yang ada. Contoh lain,adalah seringnya para da’I terlalu memaksakan sebuah hukum namun tanpa alternative sehingga tak jarang sikap ini mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat kepada da’I tersebut malah masyarakat bisa menjadi apatis kepadanya.

Ketiga,Manajemen dakwah yang dilakukan oleh para da’I masih bersifat konvensional,yang hanya terbatas pada ceramah dan kuliah agama.Kurangnya pengetahuan da’I tentang ilmu dakwah ditambah lagi dengan kurang nya pengetahuan tentang manajemen dakwah yang efektif dan efisien membuat dakwah sering hanya bergaung dalam ceramah dan kuliah agama.

Permasalahan yang timbul dari internal umat islam

Adapun masalah yang timbul dari umat islam sendiri adalah kurangnya keinginan untuk mendengarkan kebajikan,ditambah lagi dengan system masyarakat yang seolah-olah membuat masyarakat gengsi untuk mendengarkan ceramah,majelis ta’lim serta ajakan kepada kebaikan.Kurangnya budaya amar ma’ruf nahi munkar,kurangnya niat untuk mengetahui pelajaran agama serta banyaknya penyakit takhayyul,bid’ah an khurafat .

Permasalahan yang muncul dari eksternal umat islam

Pertama,maraknya ghazwul fikri Yang dilakukan oleh beberapa golongan yang notabenenya memang tidak suka melihat laju pertumbuhan dakwah islam.Baik yang menyerang akidah maupun syari’ah,baik yang berhaluan kiri/komunis maupun liberal.Pemahaman Ghazwul fikri tersebut didasari dengan keraguan,sehingga bahkan pada akhirnya membuat seorang muslim meragukan kebenaran islamnya.Pemahaman tersebut juga ada yang didasari dengan paham relativisme yang menganggap bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak antara manusia sehingga pemahaman ini kemudian membawa kepada kebebasan beragama dan keseragaman agama dan ketuhanan.

Kedua, Imperialisme budaya asing peninggalan penjajah yang tidak sejalan dengan budaya islam.Secara fisik para penjajah memang meninggalkan dan membiarkan Indonesia merdeka namun disisi lain mereka mencekoki manusia Indonesia dengan paham sekularisme,liberalism,dan pluralism,yang kemudian mendobrak tatanan budaya timur yang dianut Indonesia.Yang pada akhirnya malah membuat manusia Indonesia tidak bangga lagi memakai budaya timur yang penuh sopan santun dan mulai beralih ke budaya barat yang bebas dan jauh dari nilai kesopanan.Tak heran kalau akhir-akhir ini kasus seks bebas,pemerkosaan,konsumsi narkoba,ketidak sopanan sering menghiasi layar berita di Indonesia.

Ketiga,Gerakan pemurtadan yang gencar dilakukan oleh para misionaris “agama tetangga”

Keempat,Dampak negative dari perkembangan IPTEK yang memberikan celah kepada orang yang tidak senang dengan islam untuk menyerang islam sendiri.Ditambah lagi dengan berkurangnya kesopanan dan etika akibat kesombongan para intelek.



Sesungguhnya Pada dasarnya Konsep dakwah adalah “Hadam Wal Bina’” artinya merubah sesuatu dan menjadikannya kepada yang sebenarnya.Metode dakwah yang digunakan tetap sesuai metode yang digunakan oleh manhaj salafus saleh namun tentunya uslub-uslub dari metode tersebut disesuaikan dengan kondisi dan realita zaman,maka dari itu dituntut dari seorang da’I untuk bersikap proporsional ,intelektual,cerdas serta mengerti,mengetahui,memahami objek dakwahnya,lalu siapa yang dia dakwahi,artinya tetap memakai konsep “Kallim an-nas ‘ala qadri ‘uqulihim “ berdakwah kepada masyarakat sesuai dengan kondisi masyarakat tersebut.Wallahu a’lam Bish-showab

You Might Also Like

1 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images