Anak berseragam putih biru
8:55 AMAnak berseragam putih biru itu tiba-tiba masuk keruang pojok rental Play station "Genta" dengan nafas terengah-engah.Sembari mengatur nafasnya,ia bertanya kepada penjaga rental tersebut "Bang,masih ada PS yang kosong ? ".Bayu si penjaga PS mengerling ke tempat duduk sebelah ku yang masih kosong.Anak itu pun berjalan ke arah tempat duduk yang kosong itu dengan nafas yang belum stabil.
Jam di dinding tempat rental masih menunjukkan pukul 11.00 siang.Ku arahkan pandanganku keluar.Jalanan masih tampak lengang.Tak tampak anak-anak yang berjalan bergerombolan yang biasanya menandakan bahwa jam pelajaran di sekolah mereka telah usai.Jadi bisa kupastikan bahwa anak-anak SLTP tersebut membolos.
Ku pandang lagi anak-anak berseragam putih biru tersebut.Dua orang dari mereka sedang asyik menekan tombol di joy stick PS,sementara yang lainnya berdiri disebelah dua anak tersebut,bersorak mendukung jagoannya.Mulut dan hidung mereka mengepulkan asap putih dengan bau menyengat khas rokok mild.Sesekali asap unik berbentuk bulatan terbang keluar dari mulut mereka.
Iseng-iseng kutantang mereka untuk bermain PS melawan ku.Anak yang pertama datang ke tempat PS tadi pun bersemangat meladeni tantangan ku.Sambil bersalaman kutanya namanya.Dodi,demikian anak itu memperkenalkan namanya kepada ku .Permainan pun dimulai.Aku menang.Anak tersebut pun meminta untuk bertanding ulang.Dan Aku menang lagi.
Tak terasa waktu yang dijatahkan oleh Petugas Rental PS kepada kami pun habis,berbarengan dengan matinya layar televisi secara tiba-tiba.Aku cuma tersenyum melihat ekspresi anak tersebut yang kesal karena kalah melawan ku. Lalu kuajak mereka ngobrol di kafe yang terletak di sebelah rental PS tersebut,i kupesan teh es dingin untuk ku dan untuk mereka semua.Serentak mereka bersorak gembira sambil berterima kasih padaku.
"Kalian bolos ya" aku memulai percakapan dengan mereka.Raut muka mereka pun berubah,seolah-olah ada lalat yang berterbangan mengganggu wajah mereka."Ya bang" jawab Dodi."Habis gurunya nyebelin bang,masa telat sedikit saja kami langsung dimarahi habis-habisan" lanjut Dodi.Teman-temannya pun mengangguk meng-iya-kan jawaban Dodi."Emang kenapa kok sampai kalian telat ?" aku lanjut bertanya."Saya dan teman-teman mampir dulu ke kantin bang.Maklum lapar.Nah pas sampai di kelas ternyata bu Gurunya udah masuk.Kami ditanya kenapa telat,Kami jawab kami tadi habis makan bu di kantin.Namun bu guru tidak menerima alasan kami.Kami langsung disuruh keluar dari kelas dan tidak boleh mengikuti pelajaran dengan beliau.Yah ketimbang bengong disekolah mending bolos kan bang".
"Namun yang membuat kami kesal bukan gara-gara itu bang.Di kelas,bu guru nya pilih kasih.Kalau yang telat anak juara aja.Disilahkan masuk.Pas kita yang telat malah dihukum,kan tidak adil namanya" Dodi melanjutkan."Ya bang,dikelas juga sering kayak gitu.Pas kita yang ga buat PR malah di setrap di depan kelas.Anak-anak lain asyik-asyik aja tuh,ga diapa-apain sama bu guru" salah seorang temannya menambahkan."Kami tuh di anggap biang kekacauan di kelas bang,seolah-olah apa yang kami lakukan ga ada baiknya di mata guru dan sebagian teman"
"Makanya kami sering bolos dari kelas bang,ketimbang di kelas ga nyaman.Apalagi dengan gurunya yang ga adil dan pilih kasih sama kita.Coba bayangkan bang." anak yang lain pun ikut menambahkan.Aku sendiri cuma mendengar dalam diam.Tak lama berselang es teh yang kami minum pun habis.Anak-anak berseragam putih biru itu pun pamit pulang ke rumah mereka masing-masing.Aku sendiri kembali ke ruangan rental PS.
"Tau gak mi" ujar Bayu sang penjaga Rental PS berkata padaku "Si Dodi tadi ,pernah jadi juara kelas lho pas kelas satunya.Eh pas mau naik kelas tiga,malah dia tinggal kelas".Aku termenung.Dalam benakku pasti ada sesuatu yang membuat dia seperti itu.Aku lalu berkata "Lantas kenapa tadi kamu jual rokok sama mereka,mereka kan masih kecil-kecil Yu." Bayu menjawab dengan spontan "Ah,Keluarga Dodi itu kan perokok semua mi.Kalau orang tua mereka saja ga bisa melarang,apalagi saya hehehe".
Tak lama berselang azan Zuhur pun berkumandang.Aku pun pamit pulang pada si Bayu.Aku pulang dengan sejuta sentruman-sentruman berbeda tingkatan yang menyengat ruang kecil dalam otakku.Sebuah pertanyaan besar pun menjadi kesimpulan atas semuanya."Separah inikah kondisi pendidikan di Indonesia Saat ini...? "
*Kisah nyata yang terjadi pertengahan 2008 dengan sedikit perubahan pada nama tokoh,latar dan kondisi.
0 komentar