Beratnya ber-terima kasih

12:03 PM

Dalam proses leadership basic training yang diadakan oleh Perwakilan Pelajar Islam Indonesia ( PII ) Mesir kemaren,kami dari tim instruktur sepakat untuk membangun sebuah kebiasaan baru yang akan ditularkan kepada peserta,yaitu kebiasaan untuk berterima kasih.Implementasinya tidak terlalu susah,cukup dengan men-sugesti peserta mengucapkan terima kasih atas setiap lontaran pendapat dan debatan yang disampaikan oleh peserta lainnya.Tentu saja kami dari tim instruktur pun juga "dituntut" untuk membiasakan terima kasih ini terlebih dahulu dalam diri kami.

Keterkejutan saya dalam proses pentrainingan tersebut menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa ternyata kita memang agak susah untuk berterima kasih.Padahal kita sadari atau tidak,dalam 24 jam waktu kita sehari semalam,kita nyaris tidak pernah lepas dari bantuan dan sokongan orang lain.Sejak waktu subuh misalnya,ada teman atau orang tua kita yang selalu membangunkan kita agar kita tidak telat untuk melaksanakan Shalat Subuh.Habis shalat subuh,kita telah menemukan teh dan kopi hangat terseduh di depan kita,hasil kreasi dari teman kos-kosan ataupun ibu kita.Kenikmatan kopi pun bertambah tatkala tukang roti datang menghampiri kita untuk menawarkan berbagai macam rasa roti yang cocok untuk teman minum kopi kita.Nah pertanyaan nya adalah sudahkah kita berterima kasih atas pelayanan mereka yang memuaskan itu ?

Keluar dari rumah,ada mobil atau motor pribadi yang telah di cuci bersih yang siap kita kendarai menuju kantor ataupun tempat aktivitas kita.Adakah ucapan terima kasih yang terucap lewat mulut mungil kita terhadap mereka yang berjasa membersihkan mobil dan motor kita ? atau bagi yang memanfaatkan jasa angkutan umum,sudahkah mulut ini pernah mengucapkan "terima kasih" kepada sang kondektur dan soir angkutan umum tersebut ?

Sesampainya di tempat aktivitas,kita pun tak pernah luput dari bantuan dan pelayanan orang yang patut untuk kita ucapkan terima kasih kepada mereka.Kepada pak satpam yang senantiasa menjaga keamanan kantor dan sekolah kita.Kepada Office boy yang senantiasa melayani kita untuk membuatkan kopi,membelikan makanan,ataupun mengerjakan tugas-tugas kecil lainnya.Kepada para guru dan dosen yang senantiasa memberikan ilmunya kepada kita.Kepada petugas kantin yang menjadi penyelamat kita tatkala rasa lapar menyerang waktu-waktu aktivitas kita.Namun sayang kita sering "lupa" atau malah enggan.

Beberapa dari kita kemudian ada yang berdalih bahwa orang-orang yang memberikan bantuan dan pelayanan sehari-hari itu memang sudah selayaknya dan kewajiban mereka berbuat demikian.Para pembantu yang seharian mengerjakan tugas rumah kita,kita anggap bahwa kita telah cukup dengan membayar gajinya tiap bulan.Para dosen dan guru,kita anggap bahwa kewajiban mereka lah untuk mentransfer pengetahuan mereka kepada anak didik karena mereka telah digaji atasannya.Para satpam,office boy,petugas kantin,petugas pom bensin,dan para "pelayan" kita lainnya,pun kita pandang sama,bahwa pelayanan mereka terhadap kita adalah sebuah kewajiban yang telah ada "reward"nya.Dalih ini kemudian menjadi legitimasi kita untuk enggan mengucapkan terima kasih kepada orang lain.Padahal sering kali pelayanan mereka tidak sesuai dengan reward yang mereka dapatkan,lantas apakah mereka juga tidak berhak untuk mendapatkan ucapan terima kasih dari kita ?

Para pembantu,office boy,satpam,petugas kebersihan,dosen,guru dan mereka yang senantiasa melayani kita pun mungkin menyadari bahwa ucapan terima kasih bukanlah Hak mereka,namun percayalah bahwa ucapan terima kasih yang kita selipkan dalam setiap pelayanan mereka terhadap kita akan menyenangkan hati mereka.Bahkan barangkali bisa mengobati kekecewaan yang mereka rasakan karena upah setiap bulan yang mereka terima lebih kecil dari pendapatan kita.Penghargaan dari kita kepada mereka lewat ucapan terima kasih pun akan meningkatkan semangat mereka dalam melayani kita.

Ironisnya,sudahlah kita tak pernah berterima kasih,kita pun sering menambahi "beban" mereka dengan banyak menuntut.Merasa diri sudah membayar pembantu,kita pun seenaknya untuk membentak-bentak mereka lantaran di mobil kita masih terselip sedikit debu.Kita pun tak jarang memaki para sopir angkutan umum yang tak sengaja memberhentikan kita lewat beberapa meter saja dari tempat berhenti kita semestinya.Lalu kita pun memberikan ongkos dengan rasa kecewa dibalut dengan kata-kata makian kepada mereka.Kita pun sering kali menyimpan makian kita kedalam hati ketika ibu kita lupa untuk menyiapkan sarapan pagi buat kita,atau ketika ayah kita melarang kita untuk pergi keluar dengan teman-teman kita.Padahal kita sebenarnya bisa untuk berterima kasih terlebih dahulu atas pelayanan pembantu kita,baru kemudian menjelaskan kesalahan mereka dengan bijak.Niscaya mereka malah akan bertambah giat dalam memberikan bantuan dan pelayanannya kepada kita.Begitu juga terhadap sopir angkutan umum yang kita sampaikan ucapan terima kasih kepada mereka.Bisa saja suatu saat kita akan ditolongnya tatkala uang di dompet kita habis misalnya.

Logikanya memang setiap penghargaan yang kita berikan kepada orang lain, akan mereka balas lebih dari apa yang kita berikan.Kita manusia cenderung kompetitif bahkan dalam urusan penghargaan.Kita sendiri pun akan melakukan hal yang sama tatkala pelayanan kita di hargai oleh orang lain.Namun sayang budaya berterima kasih ini sering kali terlupakan dan malah kita remehkan.

Dan parahnya,budaya buruk (tidak berterima kasih) ini pun kita berlakukan terhadap Allah.Kita setiap hari berdoa agar diberikan apa yang kita minta,selalu dilimpahkan rezki yang mencukupi kita.Tanpa kita sadari bahwa hanya sedikit syukur yang kita sampaikan atas segala NikmatNYA.Hanya karena rezeki yang didapat hari ini tidak berlimpah, lalu dalam doa selanjutnya kita berujar, “Ya Allah, kok cuma segini? Ya Allah kenapa begini ?” Sungguh, bersyukur dan bersabar lebih menjauhkan kita dari ancaman azab dan siksa dari-Nya

قال الله تعالي"لئن شكرتم لازيدنكم ولئن كفرتم ان عذابي لشديد"

Allah Ta'ala berfiman : Sesungguhnya jika kamu bersyukur,niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu,tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya Azab Ku sangat pedih (Q.S.Ibrahim:7)

*)Zamzami saleh yang sedang membiasakan bersyukur dan berterima kasih

You Might Also Like

2 komentar

  1. terkadang kita lupa akan pentingnya berterimakasih, padahal ucapan terimakasih merupakn cerminan rasa syukur. terimakasih

    ReplyDelete
  2. setuju bozz, ucapan terimakasih memang perlu dilakukan tanpa memandang rendah atau tingginya kedudukan seseorang meskipun mereka yg lbh tinggi kedudukannya maka tdk ada salahnya mengucap trmksh kpd bawahannya krn dgn bgt akan terasa saling menghargai

    ReplyDelete

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images