Refleksi masa lalu
11:59 AMWaktu kecil, pengalaman yang lumayan menegangkan adalah saat pertama kali belajar mengendarai sepeda.Tangan menggenggam stang begitu kuat padahal pedalnya belum dikayuh sekalipun.Dada bergemuruh saat kaki mulai berayun mengayuh pedal.Badan gemetar , antara harap bisa menaiki sepeda seperti teman-teman yang lain dan takut jatuh.Lalu perlahan kayuhan demi kayuhan dan … lutut memar , tangan berdarah dan kepala benjol.
Menyerah ? tentu saja tidak.Keinginan untuk bisa menaiki sepeda yang begitu kuat membuat lutut harus kembali memar , benjolan di kepala pun bertambah , bekas-bekas luka pun mulai menghiasi sekujur tubuh.Namun tetap esok dan esoknya lagi , belajar naik sepeda tetap dilakukan.Tak peduli walau setiap hari , tubuh harus menanggung luka dan perih akibat jatuh atau menabrak pohon.Hari pertama baru satu kayuhan sudah jatuh , hari kedua bisa tiga kayuhan , hari kelima bisa belasan kayuhan , begitulah seterusnya hingga sepeda pun bisa dikendarai dengan baik.Dan bekas-bekas luka adalah saksinya.
Beranjak remaja , motor dan mobil pun mulai dijajal.Tak peduli apakah orang tua punya atau tidak , yang penting bisa dulu.Pertama kali mengendarai motor , kebun orang pun habis diseruduk motor yang lepas control.Luka-luka dan patah pun menghiasi tubuh.Namun tak pernah putus asa , terus dan terus dipelajari walau luka dan perih tetap menghiasi .Hingga akhirnya motor yang mulanya dikendarai dengan kecepatan 20 km/jam pun bisa dikendarai lebih dari 80 km/jam.
Masa lalu mengajarkan kita banyak hal.Dan tentu saja pelajaran tersebut tidak dilalui dengan mudah.Banyak luka yang menghiasi sekujur tubuh.Banyak perih yang harus terasa , bahkan banyak kegagalan yang harus diterima.Tapi luka dan perih itu lah yang akhirnya menjadi saksi kuatnya sebuah semangat untuk mencapai tujuan.Kuatnya semangat untuk mencapai cita membuat tubuh harus rela menanggung semua luka , sayatan dan seluruh kegagalan tersebut,Yah , sebuah pengorbanan yang harus dibayar untuk keberhasilan.
Di masa silam , kita juga ditemani oleh orang-orang yang kita cintai .Ada keluarga , ada sanak saudara , ada sahabat , bahkan mungkin ada seseorang yang sangat kita spesialkan posisinya dalam hati.Dan fitrah sebuah pertemuan , beberapa dari mereka pun harus meninggalkan kita.Pedih memang , bahkan tak jarang membuat kita begitu nelangsa dan kehilangan asa.Namun beberapa sahabat dan kecintaan baru datang menghampiri.Menghidupkan lagi bara semangat dalam diri.Hingga akhirnya kita kembali berdiri tegak menghadang dunia.
Di masa lalu , banyak mimpi yang terukir , banyak cita yang dipahat indah dalam diri.Menjadi pengobar semangat setiap hari.Lalu dengan berjalannya waktu , diantara mimpi tersebut jadi kenyataan dengan usaha kita , beberapa cita pun terwujud , namun banyak juga yang harus rela untuk mengubur mimpi dan citanya dalam-dalam , lalu menggantinya dengan mimpi-mimpi yang lebih baru.
Masa lalu begitu banyak memberikan kita pelajaran.Ada rasa sakit , perih , luka, putus asa.Lalu ada juga rasa cinta , suka , bahagia , bahkan marah dan benci.Semua rasa yang beralamat tersebut , saat ini mungkin telah berganti ke alamat lain.Namun yang jelas , waktu akan terus berjalan.Meninggalkan kita yang mungkin meratapi keadaan hingga putus asa , atau mensyukurinya dan bangkit mengejar asa
Alangkah beruntungnya mereka yang menjadikan setiap detik pergantian waktu sebagai pelajaran berharga.Yang menuliskan hikmah dan syukurnya dalam bentuk sikap dan perbuatan.Kalau perih yang dialami , ia jadikan lahan untuk meng-upgrade sabar dan mencari hikmah.Lalu bangkit dan berbuat lebih baik lagi.Kalau bahagia yang menghampiri, ia tambah rasa syukurnya dan ia jadikan dirinya lebih berkualitas lagi.
Kita memang tidak pernah tahu hari esok , namun kita memiliki masa lalu yang bisa kita jadikan pelajaran hidup yang berharga.Kita pernah terjatuh , luka , sedih , putus asa , merasakan pahit , manis , tertawa , menangis di masa lalu.Dan dimasa depan , kita tak tahu apa-apa selain merangkainya dalam bentuk mimpi dan cita.Yang jelas apapun itu , jangan lah pernah putus harapan dari Kasih Sayang Allah.Jadikanlah masa lalu sebagai cermin diri.Untuk merekayasa kehidupan masa depan hingga lebih mendekati kenyataan yang kita harapkan.
Yah kita berhasil mengendari sepeda dan motor , justru setelah tubuh kita remuk menahan luka kan ?
0 komentar