Rekam jejak tubuh

5:47 PM

Catatan lama yang pernah "tersuruk"

Ditulis untuk menemani peraduan dengan diktat aka muqorror kuliah tercinta

Bahan muhasabah dan penyemangat diri...semoga berkenan (kalau tidak , yah mau apa lagi :D )

Kairo, 18 Jan 2011

Pukul 07.00 Pagi

Mari berbuat kebaikan

Suatu hari salah seorang sahabat mengeluhkan kebiasaannya yang tidak bisa tidur malam.Yah ia mengaku bahwa ia mengidap insomnia, meskipun saya meragukannya karena ia bilang bisa tidur ba'da subuh.Di lain waktu , salah seorang sahabat juga curhat bagaimana ia susah sekali bangun di waktu subuh.Nyaris sholat subuhnya ia lakukan dikala matahari sudah duduk di singgasananya.

Tubuh kita ini memang benda unik.Begitu banyak fasilitas dan feature-nya.Salah satunya adalah bahwa tubuh mempunyai fungsi rekam jejak.Namun rekam jejak ini berlangsung tanpa kita sadari.Ia bukanlah perintah otak, namun lebih dalam fungsi memory alam bawah sadar.

Rekam jejak ini selalu berlangsung terus menerus selama hidup kita.Ibarat tape recorder, ia hanya akan berhenti tatkala sumber kekuatannya habis.Rekam jejak manusia hanya akan berhenti tatkala ruh nya tercabut dari jasad.

Nah bagaimana rekam jejak ini berlangsung ?

Proses merekam ini -seperti yang dikatakan diatas- terus berlangsung selama hidup.Dan hebatnya hampir seluruh anggota tubuh kita yang menjadi "microphone" perekamnya.Mata merekam seluruh apa yang dia lihat.Hidung merekam seluruh apa yang ia cium.Telinga merekam seluruh apa yang ia dengar.Lidah merekam seluruh yang ia rasa.Kulit merekam seluruh apa yang ia sentuh.Begitupun anggota tubuh lainnya.

Lantas kenapa muncul beberapa kebiasaan unik seperti susah bangun pagi, tidak bisa tidur malam,pagi-pagi harus ke "belakang", pukul 12 Siang perut keroncongan dan sebagainya ? Disinilah letak kebiasaan menjadi faktor.Sebuah rekaman akan semakin kuat tatkala kita merekamnya berulang-ulang dengan sifat yang sama.Misalnya kita merekam diri kita untuk bangun tiap jam 1 malam.Ketika bangun jam 1 malam itu dilakukan secara berulang2 maka ia akan terekam sangat kuat dalam alam bawah sadar kita.Sehingga nantinya tanpa bantuan alarm pun, tubuh kita secara otomatis akan membangunkan kita

Begitu pun kebiasaan lain.Kita misalnya selalu merekam diri kita untuk begadang tiap malam, mata pun akan sulit terpejamkan ketika malam datang walau berbagai cara dilakukan (ini tentunya di luar jalan pintas seperti minum obat tidur, suntik dll).Kita merekam diri kita untuk bangun subuh atau tidur siang pun akan seperti itu.

***

Rekam jejak ini bukan hanya berpengaruh kepada kebiasaan yang bersifat fisik namun juga mental dan sikap.Kalau kita membiasakan mengucapkan basmalah tatkala memulai setiap pekerjaan misalnya , hal ini akan terus terekam dalam diri kita sehingga nyaris tiada aktivitas yang kita lakukan tanpa dimulai dengan basmalah.Begitu juga dengan mengakhiri nya dengan hamdalah.

Dalam hal mental, kita yang biasanya membiasakan diri untuk menakuti pelajaran matematika misalnya, tatkala soal itu mudah pun kita akan tetap takut.Kita yang menganggap mudah pelajaran fungsi pascal di komputer misalnya ketika dihadapkan dengan rumus logika ribuan baris pun akan enjoy menikmatinya meskipun logika pascal tersebut jauh lebih sulit dari matematika yang kita takuti.

Bahkan mungkin saja mereka yang merokok dan minum2an keras (di luar konteks candu yang terdapat didalamnya) bisa jadi menjadi perokok dan peminum karena selalu merekam proses merokok dan minumnya secara berulang2 sehingga minum dan merokoknya akan terus berlanjut.Kita mungkin sering mendengar perokok yang butuh rokok tatkala selesai menikmati santapan makan atau tatkala kesunyian melanda mereka atau ketika rasa stress muncul.begitu juga dengan minum.

***

Pertanyaan yang muncul adalah bisakah rekam jejak ini dihapus ? mengingat ia sering kali telah menjadi bagian diri yang tidak bisa dipisahkan ?

Menghapus rekam jejak memang sangat sulit namun bukan berarti tidak bisa.Salah satu caranya adalah dengan melakukan perbuatan yang paradox, yah dengan melakukan perbuatan yang di luar rekaman di waktu dan tempat serta sifat yang sama dengan rekaman yang ingin kita hapus tersebut.Tentunya dalam proses penghapusan tersebut perlu adanya media tambahan untuk menolong prosesnya.

Misalnya kita punya kebiasaan begadang malam, dimana saat begadang tersebut rasa ngantuk nyaris tidak bisa kita rasakan.Maka disaat malam datang kita rubah kebiasaan tersebut dengan bantuan semisal obat tidur atau dengan cara membaca untuk melelahkan mata.Saat-saat awal mungkin tiada terasa perubahannya, namun yakinlah bahwa tubuh kita sedang melakukan "Overwriting" terhadap kebiasaan begadang tadi.

Hal ini juga berlaku dalam kebiasaan lainnya.Mereka yang susah bangun pagi,bisa menggunakan media atau bantuan semisal maraton pagi , atau senam atau bermain bersama teman.Yang susah bangun malam bisa dengan bantuan Alarm dan sebagainya.

Perubahan pasti bisa dilakukan , namun hal yang terpenting adalah tekad dan niat untuk berubah.Kita tidak akan bisa berubah selagi dari dalam bagian diri kita masih belum mau melakukan perubahan.Proses rekam jejak tidak akan bisa berlangsung tatkala kita sendiri tidak mau menghapus rekaman lama dan meng-overwrite nya dengan rekaman baru -yang lebih bagus tentunya.

***

Mungkin karena tubuh punya rekam jejak dan karena tubuh seringkali ketergantungan dengan rekaman tersebut, makanya islam sangat menganjurkan umatnya untuk berhati-hati dalam merekam sifat , mental , maupun aktifitas fisiknya.Sahabat Abdullah bin Mas'ud RA pernah berkata "Berhati-hatilah dengan kebiasaan mu karena sesungguhnya kebiasaanmu adalah akhlakmu".

Kita lihat bagaimana islam sejak kecil sudah merekam di telinga kita agar selalu dekat dengan Rabbnya.Tatkala ia masih dalam kandungan , dianjurkan bagi ibu hamil untuk memperdengarkan lafaz-lafaz al-qur'an.Ketika ia baru saja terlahir ke dunia, kedalam telinganya di suarakan lafaz-lafaz azan dan atau iqomah.Ketika kecil ia dianjurkan untuk diajarkan tentang sejarah nabinya serta beberapa ajaran dasar islam.Ketika berumur 7 tahun ia mulai dibiasakan melakukan Ibadah kepada tuhannya dan lain sebagainya.

Kita dari kecil juga sudah direkamkan untuk berbuat kebaikan.Senantiasa mengucapkan basmalah tatkala memulai aktifitas dan mengakhirinya dengan hamdalah.Dibiasakan berzikir dan berdoa tatkala selesai Sholat.Dibiasakan untuk mematuhi perintah orang tua dan guru.Dibiasakan untuk mengucapkan terima kasih, dibiasakan untuk bersedekah dan amalan kebaikan lainnya.

Semuanya bertujuan agar rekaman itu melekat kuat dalam diri kita sehingga nanti tiada lagi kesulitan dalam melaksanakannya.

Kita mungkin pernah melihat bagaimana seorang muslim tiada kering mulutnya dari zikir kepada Allah.Kita juga barangkali pernah menemukan muslim yang senantiasa keluar kata-kata kebaikan dan hikmah dari bibirnya.Kita juga mungkin sering melihat muslim yang senantiasa berbuat kebaikan di setiap saat dan tempat tanpa peduli kondisinya.Ketahuilah semua itu berawal dari rekaman-rekaman sederhana yang ia biasakan.

***

Pak tua Aristoteles pernah berkata " Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang, oleh karena itu prestasi bukanlah keunggulang namun merupakan sebuah kebiasaan " Silogisme dari premis ini adalah "Kita adalah kebiasaan".Jadi kita adalah rekaman yang kita lakukan secara terus menerus , kontinyu , dan tidak terubah.

Identitas dan pengenalan orang kepada kita adalah tentang bagaimana kita merekam perbuatan2, sikap2 fisik dan mental sederhana namun dilakukan secara terus menerus sehingga tubuh kita selalu melakukan dan mengulang rekaman tersebut tanpa kita sadari.

Kita tentunya ingin kebiasaan kita adalah kebiasaan yang baik.Oleh karena itu selagi masih hidup, selagi masih menghirup udara dan menikmati nikmat Allah di dunia ini mari kita evaluasi rekaman2 terkuat yang telah menjadi kebiasaan kita.Jikalau itu kebiasaan baik mari pertahankan.Kalau itu buruk segera overwrite rekaman itu dengan frontal , jangan ditunda dan jangan dimanja.Karena Proses Overwrite rekaman itu butuh usaha yang keras dan niat yang kuat dari diri kita.Nah kalau ada bagian dalam 24 jam kita yang belum terisi dengan rekaman yang kuat, segera isi dengan rekaman yang bagus semisal zikir dan melakukan aktifitas positif.

Rekaman terkuat kita biasanya akan kelihatan nanti disaat umur kita sudah mencapai batasnya.Kita mungkin sudah pernah mendengar cerita - cerita atau melihat secara langsung bagaimana di akhir hayat seseorang ia terus berzikir , ada yang diakhir hayatnya senantiasa melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an atau minta diwudlu'kan buat sholat.Itulah rekaman terkuat mereka disaat hidup.

Namun kita juga pernah mendengar di akhir hayat seseorang masih meminta minuman keras, rokok , minta di sawerkan duit , ada juga yang bergosip , ada juga yang minta dicariin pacar dan sebagainya.Nau'dzubillah min dzalik.Semoga Allah menjauhkan kita dari rekaman-rekaman jejak tubuh yang hina selama kita hidup.

Sekarang silahkan kita evaluasi , banyakan mana rekaman kita yang menjadi kebiasaan kita , yang baik atau malah yang buruk ???

"Kecil teranja-ranja, besar terbawa-bawa, tua terubah tidak " (Pepatah melayu / minang lama)

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images