Tentang perubahan sosial
5:04 PM
Orang tua saya pernah bercerita bahwa zaman mereka bersekolah dulu , hal yang disebut kenakalan adalah ketika kau telat datang sekolah , bolos sekolah , ribut di kelas , tidak membuat PR ,makan permen karet di kelas ,dan yang paling parah adalah mencontek saat ujian.Untuk beberapa hal ini , kita akan diberi sanksi yang cukup berat oleh para pendidik.Di zaman mereka sangat jarang terdengar kasus yang benar-benar masuk dalam wilayah kriminal seperti mencopet , merampas uang teman , narkoba dan seks bebas , hal yang hari ini menjadi sarapan pagi berita kita.
Keluhan-keluhan diatas , pada hari ini nyaris tidak bergaung lagi.Guru tidak lagi terlalu mempermasalahkan apakah kau telat atau bolos sekolah , kau makan di kelas , tidak buat PR dan sebagainya.Paradigma kenakalan pelajar telah berpindah ke arah kriminal seperti mencopet, tawuran , melakukan “bullying” terhadap teman ,merampas uang teman , bahkan mengkonsumsi miras , narkoba dan seks bebas.
Ini adalah perubahan yang sedang terjadi di sekitar kita.Sadar atau tidak , batasan norma sosial sedang dihantam begitu kuat oleh mereka yang berdalilkan kebebasan dan privacy.Dari cara bergaul misalnya , dulu zaman ayah dan ibu kita , sangat tidak lazim bagi perempuan dan laki-laki untuk bertemu 4 mata , jangankan begitu , jalan berduaan saja sudah merupakan aib yang mencoreng muka.Hari ini , semuanya dianggap lumrah , bahkan ketika pertemuan 4 mata itu berlangsung di ruang tak lazim seperti kamar.
Dari cara berpakaian , dulu pakaian itu sengaja dibikin longgar dan menutup area-area yang tidak menimbulkan gejolak syahwat.Hari ini , sering kita temukan orang yang berpakaian namun kelihatan telanjang.Dulu orang begitu kuat untuk menjaga kepribadian dan rahasia diri.Hari ini lewat jaringan sosial semua diumbar , bahkan ketika yang diumbar sudah masuk tataran privacy.
Beberapa hal diatas mungkin sangat sedikit dari kenyataan yang sedang berlangsung.Dan bahkan kenyataan dilapangan akan jauh lebih mengerikan.Silahkan tengok headline surat kabar di negeri kita , mulai dari yang level lokal , regional dan nasional.Akan selalu ada berita yang membuat kita miris dan orang tua kita bergumam singkat “kami dulu tidak seperti itu”.
Masih ingat kasus di Jawa barat tentang seorang anak yang mencoba bunuh diri karena malu tidak bisa membayar uang SPP.Ada anak berprestasi yang bunuh diri karena tidak lulus UN.Tawuran pelajar di sejumlah kota besar seperti yang terjadi kemaren di SMA 6 Jakarta.Remaja putri yang hamil di luar nikah dan akhirnya putus asa lalu jatuh ke lembah prostitusi.Tindak kekerasan seksual yang baru-baru ini jadi sorotan.Fenomena perceraian , perselingkuhan ,kasus narkoba , miras , Korupsi dan masih banyak lagi yang lainnya yang cukup membuat kita bosan jika sering-sering melihatnya.
Ini adalah perubahan sosial yang sedang kita alami.Sepakat atau tidak , arus ini akan menghantam kita walau kadar yang dirasakan berbeda.Kita bisa saja berjuang sendirian , seperti orang yang menyelamatkan diri dengan sekoci tatkala penumpang kapal lain harus mati-matian berenang dan sebagian lagi memilih tenggelam.Namun apakah itu pilihan kita ?
Semestinya perobahan sosial ini disikapi dengan bijak oleh diri kita sendiri.Ada tantangan besar zaman yang memaksa kita untuk melakukan peningkatan kualitas dan kecerdasan diri.Dulu orang tua kita bisa dengan aman mengaji di surau tanpa adanya gangguan jaringan sosial atau jadwal nge-date bareng si Dia.Hari ini malah terlihat sebaliknya , kita terlena dengan keduanya.Padahal kalau kita mampu kita masih bisa melakukan apa yang dulu pernah dilakukan orang tua , walau tentu saja dalam suasana yang berbeda.Kita masih bisa mengaji bersama di surau dan diskusi via dunia maya.
Mencerdasi diri dalam menghadapi perubahan sosial adalah sebuah keniscayaan.Mau tidak mau kita harus mengembangkan potensi diri agar tidak terjebak dalam arusnya.Kita harus terus melakukan perubahan-perubahan baik dalam diri maupun di lingkungan , sambil senantiasa meng-upgrade kualitas diri.Kalau kita menyadari , kita sesungguhnya sedang dituntut untuk mengembangkan potensi kemanusiaan kita , sambil terus belajar dan menyiasati hal-hal rumit di sekeliling kita.Jika perubahan sosial menunjuk pada masalah dan tantangan yang besar , semestinya kita harus lebih sadar dan berlatih menghadapinya tanpa lelah dan kata menyerah.
Yah ,kecuali kalau malah lebih senang berada di rumah , menonton serial TV kesukaan ditemani secangkir teh dan cemilan sembari sesekali mengupdate status di jaringan sosial , hingga nanti kita sadari bahwa disekeliling kita ada saudara kita yang hancur harga dirinya , ada teman kita yang terjerumus dalam ruang dosa , ada keluarga kita yang selalu putus asa hingga memohon disegerakankan ajalnya.Sudikah kita ?
*Pojok kanan , 5/10/2011 ... Mungkin kita termasuk yang mengamini teori Friedrich Nietzsche bahwa 'Tuhan telah Mati' ... yah kita sendiri telah mengganti posisiNYA dalam hati kita hingga kita tidak menyadari lagi ada tugas sosial yang menanti kita , seperti yang dulu dilakukan kekasihNYA , Muhammad dan para sahabatnya ... kita yang hari ini lebih suka sendiri....
0 komentar