Beberapa
waktu, saya sering iseng melihat gelar para dosen serta gelar para pembuat
diktat di kampus saya. Bagi saya ini menarik mengingat gelar tersebut
dituliskan dengan bahasa arab. Diantara yang saya temukan misalnya : مدرس مساعد, مدرس , أستاذ مشارك dan أستاذ. Nah keisengan saya kali ini, saya mencoba
menafsirkan gelar-gelar ini kepada istilah yang saya pahami dari istilah dosen
di indonesia.
Pertama, معيد. Di Wikipedia, gelar ini didefenisikan
dengan “setiap orang yang diperbantukan oleh akademik untuk mengajar dan/atau
melakukan penelitian. Orang tersebut harus berstatus mahasiswa dengan sedang
menyelesaikan tahap akhir dari pendidikan pasca sarjananya (artinya sedang
merampungkan tesis atau disertasi)”. Dengan defenisi seperti ini, di Indonesia agak
mirip dengan asisten dosen yang tugasnya menggantikan dosen untuk mengajar di
diploma dan sarjana.
Kedua, مدرس مساعد. Kata pak Wiki, gelar ini adalah “Gelar
yang diberikan pada seseorang yang diperbantukan oleh akademik untuk mengajar
dan/atau melakukan penelitian. Statusnya harus telah menyelesaikan magisternya
dan telah berpengalaman menjadi معيد”. Di Indonesia, mirip dengan asisten ahli.
Ketiga, مدرس. Gelar ini biasanya diberikan kepada dosen
penuh yang telah menyelesaikan pendidikan S3 nya. Kepadanya diberikan gelar
Doktor (didalam bahasa arab, dikenal dengan simbol د/). Di Indonesia, sama fungsinya dengan
dosen yang telah menempuh doktoral. Mereka bisa membimbing tesis atau bahkan
disertasi.
Keempat, أستاذ مشارك. Di Indonesia, gelar ini mirip dengan
associate professor atau lektor kepala, yaitu mereka yang telah banyak
memberikan kontribusi di bidang tertentu serta telah banyak mempublikasikan
karya ilmiahnya baik dalam bentuk buku, jurnal dan lain-lain. Pemegang gelar
ini juga sering menjadi pengawas/pembimbing tesis dan disertasi.
Kelima, أستاذ. Di Mesir, gelar ini setingkat dengan
professor penuh alias guru besar kalau di Indonesia. Pemegangnya telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan yang biasanya berupa: telah lebih dari 5 tahun
memegang gelar أستاذ
مشارك, kontribusi yang luar biasa di bidang yang ia tekuni, publikasi
karya ilmiah dan lain-lain. Pemegang gelar أستاذ ini
biasanya dipromosikan untuk menduduki jabatan penting di universitas, mulai
dari dekan (عميد كلية), ketua jurusan (رئيس قسم) sampai bisa menjadi rektor (رئيس جامعي).
Selain gelar
resmi ini, di Mesir juga ada gelar tertentu yang diberikan pada mereka yang
tidak duduk di bangku pendidikan resmi, namun memiliki kontribusi luar biasa
terkhususnya di bidang agama. Mereka diberikan gelar الشيخ / Syekh. Gelar ini biasanya diberikan
secara kultural kepada seseorang yang sedari kecil aktif menimba ilmu secara
langsung pada guru dan tidak lewat jenjang pendidikan. Walaupun mereka tidak
mengecap bangku sekolah, namun keilmuan mereka tidak perlu diragukan. Bahkan
seringkali kapasitas keilmuan mereka mengalahkan kapasitas ilmu para doktor
atau bahkan profesor.
Di Al-Azhar
sendiri, dahulu gelar syekh diberikan kepada para mahasiswa yang berhasil lulus
pada ujian Syahadah al-Alimiyah, yang konon kabarnya untuk lulus tes ini mesti
memiliki keilmuan yang tinggi, bahkan lebih tinggi dari kapasitas keilmuan
seorang lulusan S3 / Doktoral. Sayangnya, sejak sistem klasifikasi strata
sarjana diberlakukan, sistem syahadah al-Alimiyah ini dihapus (yang kadang
disesali oleh para sesepuh dan tetua azhar karena dianggap menurunkan kualitas
lulusan azhar).