Karena, kadang yang Tampak bukanlah Hakikat

3:10 PM

Ada sebuah hikayat, bahwa seorang laki-laki datang mengadu kepada Imam Abu Hanifah. Laki-laki itu lalu berkata “Wahai Imam, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang tidak menginginkan Surga dan tidak takut pada neraka serta tidak takut pada Allah. Ia memakan bangkai, lalu shalat tanpa ruku’ dan sujud. Ia berani bersaksi atas sesuatu yang tidak ia lihat. Ia membenci kebenaran dan menyukai fitnah. Ia lari dari rahmat, dan ia membenarkan Yahudi dan Nashrani”.

Imam Abu Hanifah lalu berkata pada murid-muridnya “bagaimana orang ini menurut kalian?”

“Semua itu adalah sifat-sifat orang kafir, wahai Imam” jawab murid-muridnya.

Imam Abu Hanifah menjawab “ Sesungguhnya dia (laki-laki yang diceritakan) adalah wali Allah”

“Ia tidak menginginkan Surga dan tidak takut Neraka artinya adalah Ia hanya menginginkan Sang Pemilik Surga dan takut pada Yang Memiliki Neraka. Dan ia tidak takut pada Allah lantaran Allah akan menghindarkannya dari Neraka tadi”.

“Ia memakan bangkai yakni bangkai Ikan (hukumnya halal). Ia shalat tanpa ruku’ dan sujud yakni shalat jenazah. Ia berani bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bhawa Nabi Muhammad adalah Rasullullah padahal ia belum pernah melihatnya. Ia membenci kebenaran yakni kematian orang yang menyukai fitnah atas anak dan hartanya. Ia lari dari rahmat yaitu hujan (maksudnya berlindung dari hujan)”.

“Ia membenarkan perkataan Yahudi (bahwa Nashrani itu tidak memiliki apapun sebagai pegangan) dan ia juga membenarkan perkataan Nashrani (bahwa Yahudi itu juga tidak memiliki apapun sebagai pegangan – Surat Al-Baqarah ayat 113)”.

***

# dan seringkali sesuatu yang tampak dilihat mata dan didengar telinga,  bukanlah hakikat sebenarnya. Maka, Islam pun mengajarkan untuk mengklarifikasi sesuatu terlebih dahulu sebelum menyatakan sikap. Belajarlah  untuk bersikap adil sejak dini. 


You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images