Gerobak kerupuk Nek Ira

6:37 PM

Namanya nek Ira.Umurnya 58 tahun.Sepintas lalu,Tiada yang istimewa dari beliau.Bertubuh kecil kurus,kulit hitam keriput,dan tingginya pun mungkin tak lebih dari satu meter setengah.Kulit wajahnya pun tidak lagi tegang dan padat layaknya wanita berumur dua puluhan.Tiada yang istimewa bagi mereka yang secara kebetulan hanya bertemu muka sekali dengan beliau,namun bagiku beliau adalah wanita luar biasa.

Yah,nek ira adalah wanita luar biasa.Sudah sejak lama beliau berprofesi sebagai penjual kerupuk ubi keliling dengan gerobak kayu sebagai kendaraanya.Rutenya pun sangat menakjubkan.Pernah iseng-iseng saya hitung berapa jarak perjalanan nek Ira setiap harinya,Hasilnya ? lebih dari 100 kilo meter beliau tapaki setiap harinya,tentunya sambil mendorong geropak kerupuk kesayangannya.

Saya sendiri termasuk langganan kerupuk ubi buatan beliau.Hampir setiap hari saya membelinya,maklum saja saya termasuk tipe manusia yang menjadikan kerupuk sebagai lauk teman nasi.harganya pun murah,cukup dengan uang lima ratus rupiah,kita bisa mendapatkan sekitar 10 potongan kerupuk dengan diameter 15 senti meter,besar bukan ?.

Namun sudah beberapa hari ini,gerobak nek ira tidak kelihatan lagi di depan kosan saya.padahal jadwal beliau selalu tepat.Biasanya beberapa menit sebelum jarum jam menunjukkan pukul satu siang,gerobak nek ira sudah nongkrong di depan rumahku.Aku pun mulai bertanya-tanya,ada apa gerangan yang terjadi pada nek ira,apakah beliau sakit ? maklum saja membayangkan seorang wanita kurus kecil mendorong gerobak berat berisi kerupuk saja saya sudah ngucap tasbih berulang kali,apalagi kalau ternyata jarak tempuhnya lebih dari seratus kilo meter.

Hari berganti hari,sudah lebih sebulan gerobak nek ira tidak muncul lagi di depan kosan saya.Berita yang saya dengar ,ladang ubi satu-satunya milik nek ira terpaksa dijual untuk menutupi biaya pernikahan anak perempuannya.Otomatis bisnis kerupuk ubi nek ira yang keuntungannya tak seberapa itu pun berhenti total,mengingat bahan pokoknya sudah tidak dimiliki lagi.Apalagi ditambah dengan kenyataan bahwa kerupuk ubinya pun tidak banyak diminati lagi.Kerupuk ubinya kalah bersaing dengan berbagai macam ragam fast food , junk food dan makanan ringan lainnya yang masuk ke negeri ini layaknya banjir bandang .Banjir bandang yang menyapu habis seluruh usaha rakyat.

***

Saya menyadari, beberapa kejadian yang menimpa nek Ira diatas adalah sebuah nikmat baru yang diberikan Allah sebagai ganjaran atas usaha nek ira selama ini.Nek ira mungkin akan lebih bahagia dalam pemeliharaan anak dan menantunya,sehingga tidak mesti lagi berjualan keliling kampung mendorong gerobak kerupuknya.Memang rahasia Allah tidak bisa kita tebak,apa yang menurut kita tidak baik bisa saja merupakan nikmat dari Allah.Dan apa yang menurut kita anugerah bisa saja merupakan ujian dan cobaan bagi kita.

Meskipun demikian,keprihatinan saya terhadap jurang pemisah antara usara rakyat yang sangat kurang perhatian dari pemerintah dan antara makanan produk luar negeri yang seakan-akan diberikan lapangan seluas-luasnya belum lah pudar.Kita mesti bergerak menentang kezoliman.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images