Di awal musim panas ini, saya baru menyadari bahwa ternyata Keta'atan itu memang "power" yang kadang tidak masuk dalam kamus akal manusia. Dan sebaliknya, Dosa dan maksiyat memang penghancur segala tatanan ketentraman dan keteraturan hidup.

Saya sendiri lumayan sering merasakannya. Bukan mau pamer atau sok ta'at dan sok saleh, namun yang saya rasakan ketika keta'atan yang saya kerjakan lumayan tinggi intensitasnya, shalat jama'ah di masjid, puasa senin-kamis, kadang puasa daud, shalat tahajud+witir di penghujung malam, shalat dluha saat siang menjelang, dan ibadah lainnya, maka hidup saya terasa teratur, dan saya merasakan seolah ada kekuatan tersendiri yang membuat saya melakukan hal tersebut.

Apalagi di musim panas ini tidak mudah lho, bayangkan saja, untuk puasa kita harus menahan dari pukul 3 pagi sampai pukul 7 sore dengan dihiasi panas sekitar 35-40 derjat celcius. Lalu untuk bangun di penghujung malam itu sangatlah berat. Kenapa ? karena biasanya panas di malam hari cukup untuk membuat kita susah tidur. Panas itu baru reda diatas jam 12 malam. Nah, biasanya jam segini kita baru mulai menutup mata, dan untuk bangun pukul 2 pagi itu sangatlah berat. Namun hal ini tidak menjadi berat kalau di siangnya saya melakukan banyak kegiatan positif dan ibadah. Seolah ada kekuatan yang datang. Efeknya langsung terasa. Segala kegiatan saya seolah tiada masalah yang begitu berarti. Hidup terasa tenang dan teratur.

Kondisi berbalik kalau dosa menghampiri. Hidup menjadi tidak teratur. Badan terasa berat untuk berkegiatan, maunya tidur dan malas-malasan. Untuk ke Masjid, kaki terasa berat. Shalat sendirian di rumah pun tak jarang pakai dua surat pamungkas, surat al-kautsar dan al-ikhlas. Lalu kalau dosa tersebut tidak segera diinsyafi, tidak segera minta ampun kepada Allah dan ditindak lanjuti dengan kegiatan positif, maka akan semakin parah. Galau dan pikiran gundah yang biasanya tidak datang, malah berkenan mampir ke otak. Pikiran terasa ga jelas. Bad mood pun menguasai pikiran dan hati, Astaghfirullah.

Saya teringat penuturan seorang ulama yang sering diulang-ulang diceritakan oleh senior saya disini. Ulama tersebut berkisah seperti ini :

Suatu kali saya menemukan tikus di rumah saya. Setelah berusaha untuk mengejar kian kemari tidak bisa juga ditangkap. Cuma satu ekor tapi sangat mengganggu. Pasir-pasir di bawah lantai rumah ia keluarkan.

Setelah putus asa mengintai tikus itu baru saya teringat dengan kata-kata orang shaleh yang maksudnya kira-kira seperti ini:

إذا أذنبت ذنبا لرأيت أثره في زوجتي وفي أولادي وفي دآبتي حتى الفأر في بيتي

“Apabila aku melakukan suatu kesalahan pasti aku melihat pengaruhnya pada diri istriku, anakku, tungganganku, sampai pada tikus di rumahku”.

Selanjutnya saya langsung berdiri dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu’, kemudian dilanjutkan dengan shalat taubat dua rakaat, mohon ampun terhadap segala dosa saya, sampai saya harus dihukum melalui seekor tikus. Setelah itu saya tidur karena hari sudah malam.

Di pagi harinya ketika saya mengambil wudhu’ untuk shalat subuh saya mendapati tikus itu sudah mati di dalam kloset. Subhanallah wal Alhamdulillah.

Nah, hal ini kemudian jadi jargon tersendiri bagi saya, bahwa Hidup teratur itu disebabkan keta'atan kita dan hidup yang kacau itu akibat  dosa yang selalu melumuri kita. Hidup ta'at itu berbanding lurus dengan kesuksesan dan keteraturan.


Boleh jadi segala kesulitan dan masalah hidup, seperti susah belajar, susah skripsi, sulit konsentrasi, hafalan mudah hilang, badan cepat lelah, urusan administrasi dan birokrasi yang sering dipersulit, dll itu semua disebabkan oleh dosa yang kita perbuat. Maka banyak-banyak istighfar sebelum belajar.



---------------------
Sore yang panas

Pukul 16.26 Waktu Cairo
Ditemani alunan piano Kevin Kern
Sempat terngiang tadi, antara melanjutkan puasa dan menerima traktiran makan Mie Cina.
Alhamdulillah