Hukum Mengucapkan Tahni'ah / Selamat datang Ramadhan
11:08 PM
Soal : Apa hukum mengucapkan selamat (tahni’ah) atas
datangnya bulan Ramadhan seperti ucapan “Selamat Datang Bulan Ramadhan” atau ”Ramadhan
Karim” atau “Marhaban Yaa Ramadhan” dan semisalnya ?
Jawab : Kalau kita lihat kepada kemuliaan yang dimiliki oleh bulan
Ramadhan, besarnya rahmat Allah serta berbagai macam keutamaan yang Allah
berikan bagi hambanya pada bulan ini, dimana hal inilah yang kemudian jadi
motivasi seseorang untuk mengucapkan selamat datang bulan Ramadhan kepada
sesama mereka, maka ucapan ini termasuk ucapan yang disukai dan disunnahkan
oleh Syara’.
Allah berfirman :
قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَٲلِكَ
فَلۡيَفۡرَحُواْ هُوَ خَيۡرٌ۬ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ
Katakanlah:
"Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan". (Q.S.Yunus : 58)
Ucapan selamat
sendiri merupakan salah satu bentuk ucapan yang menyiratkan kegembiraan atas
nikmat yang diperoleh dimana Al-Qur’an sendiri menjelaskan bahwa kaum Mukmin
bergembira dan mengucapkan selamat atas nikmat yang mereka peroleh.
Allah berfirman :
كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ هَنِيٓـَٔۢا بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
[Dikatakan
kepada mereka]: "Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa
yang telah kamu kerjakan", (Q.S. Ath-Thur : 19)
Nabi Muhammad sendiri mengucapkan tahni’ah kepada
para sahabatnya atas datangnya bulan Ramadhan ini.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ، يقول
لأصحابه : " قد جاءكم شهر رمضان شهر مبارك”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra, ia berkata “
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada sahabat-sahabatnya
: Sungguh telah datang kepadamu Bulan Ramadhan, Bulan yang penuh Berkah “ (HR.
An-Nasa’i dan Ahmad)
Para ulama Islam sendiri banyak yang menganggap
baik pengucapan tahni’ah atas nikmat Iman yang diperoleh. Imam Al-Hafizh
Al-Iraqi Asy-Syafi’i berkata “Disunnahkan untuk menyegerakan mengucapkan tahni’ah
dan turut bergembira atas diperolehnya nikmat yang nyata bagi seseorang atau
atas tertolaknya seseorang dari bala’ dan musibah”.
Imam Ibn Hajar Al-Haytami berkata “Sesungguhnya
ucapan tahni’ah itu Dibolehkan oleh Syara’, secara umum disunnahkan bagi seseorang untuk mengumumkan
tahni’ah atas nikmat yang diperoleh atau
atas terlepasnya dari bala’ dengan melakukan sujud syukur, serta
mengunjunginya. Diriwayatkan dalam Shohihain dari Ka’ab bin Malik Ra tentang
kisah taubatnya tatkala ia absen dari perang tabuk, waktu itu Ka’ab bin Malik
Ra dengan segera mengumumkan kegembiraannya atas diterima taubatnya. Thalhah
bin Ubaidillah pun berdiri menyambut Ka’ab lalu mengucapkan selamat padanya.
Imam Syihabuddin Al-Qalyubi menukilkan dari Ibn
Hajar bahwa “sunnah hukumnya mengucapkan selamat atau tahni’ah atas datangnya
hari raya, serta bulan-bulan dan tahun-tahun tertentu”. Imam Al-Bajuri berkata “Inilah
pendapat yang dipegang dalam mazhab Syafi’i”. Abu Abdillah Ibn Muflah Al-Maqdisi
Al-Hanbali berkata “Disunnahkan mengucapkan selamat atas nikmat agama yang
diperoleh, dengan landasan kisah Ka’ab bin Malik (diatas). Dan di dalam
shohihain diriwayatkan bahwa ketika turun firman Allah ta’ala :
إِنَّا
فَتَحۡنَا لَكَ فَتۡحً۬ا مُّبِينً۬ا
Sesungguhnya
Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata ( Q.S Al-Fath : 1),
Para sahabat nabi spontan berkata “Sungguh ini sebenar-benar Nikmat”.
Dan
disunnahkan pula membalas ucapan selamat tersebut dengan semisalnya atau dengan
ucapan yang lebih baik. Allah berfirman :
وَإِذَا
حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٍ۬ فَحَيُّواْ بِأَحۡسَنَ مِنۡہَآ أَوۡ رُدُّوهَآۗ إِنَّ
ٱللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ حَسِيبًا
“Apabila kamu dihormati dengan suatu
penghormatan [7], maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau
balaslah [dengan yang serupa]. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu
(Q.S.An-Nisa’ : 86).
Wallahu
A’lam bish Shawab
Disadur
dan diterjemahkan dari “Kitab Ash-Shiyam” terbitan Darul Ifta’ Al-Mishriyyah,
1934 H
0 komentar