Mutiara Hikmah Hadits Jibril

11:57 AM

Dalam kitab Al-Arbain An-Nawawiyah yaitu kitab hadist kecil yang berisi tentang kaedah-kaedah penting dalam Agama Islam. Kitab yang menghimpun 40 Hadits ini (42 sebenarnya) dihimpun oleh Imam Nawawi,seorang ulama besar di zamannya. Dalam kitab ini, ada hadits panjang yang menceritakan tentang pertanyaan Malaikat Jibril (yang mengambil bentuk manusia) kepada Nabi Muhammad Saw seputar kaedah-kaedah paling dasar dalam Islam. Hadits ini masyhur disebut dengan Hadits Jibril.

Ini hadist-nya :

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا كَهْمَسٌ عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ وَيَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا كَهْمَسٌ عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ قَالَ حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ ذَاتَ يَوْمٍ عِنْدَ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لَا يُرَى قَالَ يَزِيدُ لَا نَرَى عَلَيْهِ أَثَرَ السَّفَرِ وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنْ الْإِسْلَامِ مَا الْإِسْلَامُ فَقَالَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنْ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ قَالَ ثُمَّ قَالَ أَخْبِرْنِي عَنْ الْإِيمَانِ قَالَ الْإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْقَدَرِ كُلِّهِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِحْسَانِ مَا الْإِحْسَانُ قَالَ يَزِيدُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ السَّاعَةِ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ بِهَا مِنْ السَّائِلِ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا قَالَ أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبِنَاءِ قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ قَالَ فَلَبِثَ مَلِيًّا قَالَ يَزِيدُ ثَلَاثًا فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنْ السَّائِلُ قَالَ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ

Dari Umar Bin Khattab ra ia berkata: “Pada suatu ketika kita semua duduk di sisi Rasulullah SAW. yakni pada suatu hari, tiba-tiba muncullah di muka kita seorang lelaki yang sangat putih pakaiannya dan sangat hitam warna rambutnya, tidak tampak padanya bekas perjalanan (jauh) dan tidak seorangpun dari kita (Shahabat) yang mengenalnya, sehingga duduklah orang tadi di hadapan Rasulullah SAW. lalu menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya sendiri dan berkata: “Ya Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam. Rasulullah SAW lalu bersabda: “Islam, yaitu 1).engkau bersaksi bahwa tiada Ilah (sesembahan) kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, 2).engkau mendirikan shalat, 3).engkau menunaikan zakat, 4).engkau shiyam bulan Ramadhan dan 5).engkau ber-Haji ke Baitullah kalau engkau mampu jalannya ke sana”. Orang itu berkata: “anda benar.” Kita semua heran padanya, karena ia bertanya dan juga membenarkannya.

Ia berkata lagi: “Kemudian beritahukanlah padaku tentang Iman. “Rasulullah SAW bersabda: “Yaitu 1).engkau beriman kepada Allah, 2).kepada malaikat-malaikatNya, 3).kepada kitabkitabNya, 4).kepada rasul-rasulNya, 5).kepada hari penghabisan – kiamat – dan 6)engkau beriman kepada takdir, yang baik ataupun yang buruk “. Orang itu berkata: “anda benar.”

Kemudian katanya lagi: “Beritahukanlah padaku tentang Ihsan.”Rasulullah SAW. menjawab: “Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau dapat melihatNya, tetapi jika tidak dapat seolah-olah melihatNya, maka sesungguhnya Allah itu pasti melihatmu.” Ia berkata: “anda benar.”

Katanya lagi: “Kemudian beritahukanlah padaku tentang Hari Kiamat. “Rasulullah SAW menjawab: “Orang yang ditanya – yakni beliau SAW sendiri – tentulah tidak lebih tahu dari pada orang yang menanyakannya – yakni orang yang datang tiba-tiba tadi.

Orang itu berkata pula: “Selanjutnya beritahukanlah padaku tentang tanda-tandanya hari kiamat itu.” Rasulullah SAW menjawab: “Yaitu (a).apabila seorang hamba sahaya wanita melahirkan tuannya. dan (b).apabila engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, miskin dan (tampak hanya sebagai) penggembala kambing; mereka bermegah-megahan membangun gedung yang tinggi”. Selanjutnya orang itu berangkat pergi. Saya – yakni Umar r.a. – berdiam diri beberapa saat lamanya, kemudian Rasulullah SAW. bersabda: “Hai Umar, apakah engkau mengetahui siapakah orang yang bertanya tadi?” Saya (Umar) menjawab: “Allah dan RasulNyalah yang lebih mengetahuinya.” Rasulullah SAW lalu bersabda: “Sesungguhnya orang tadi adalah malaikat Jibril, ia datang untuk memberikan pelajaran tentang Ad-Din / agama kepadamu semua.”

Keistimewaan Hadits ini (dan seluruh hadits Rasulullah) adalah setiap hadits bisa memunculkan berbagai macam ilmu dan hikmah. Nah tulisan kali ini, saya mencoba mengambil sedikit hikmah dari hadits Jibril Ini. Hikmah-hikmah ini sebenarnya kumpulan status saya di pagi Sabtu, 26-5-2012. Merugilah Beruntunglah yang berteman dengan saya di FB karena wallnya dipenuhi status saya xixixi.

Silahkan mentadabburi !!

Hadist Jibril (hadist panjang tentang Islam, Iman, Ihsan dan Tanda-tanda Kiamat) mengandung 4 kaedah agama, bukan tiga sebagaimana yang sering kita pahami. Kaedah ke4 adalah Tanda2 kiamat yang bermakna bahwa seorang muslim harus peka terhadap gejala-gejala zaman serta perubahan dan dinamika kehidupan yang menyertai zaman tersebut. Kepekaan ini meniscayakan seorang muslim untuk lebih giat lagi dalam menuntut ilmu sehingga nantinya ia dapat ikut berperan aktif dalam menanggapi setiap perubahan2 dan gejala2 yang terjadi baik disekitarnya maupun di tempat lain. Kepekaan ini juga memunculkan konsekuensi bahwa seorang muslim harus giat dalam mencari ide2 kreatif untuk menegakkan sendi-sendi agama sesuai dengan kondisi zamannya tanpa harus kehilangan ruh dan asas agama.

Hadits Jibril juga mengajarkan kepada para penuntut ilmu tentang adab-adab belajar. Seorang penuntut ilmu mesti datang ke majelis Ilmu dengan penuh kesopanan dan adab serta tentu saja Niat yang ikhlas karena Allah. Seorang penuntut ilmu harus menghormati Ilmu, majelis ilmu dan Mua'llim / para guru. Salah satu bentuk penghormatan murid terhadap ilmu adalah mendatangi majelis ilmu dengan memakai pakaian yang sopan dan rapi serta membersihkan diri. Datang ke majelis ilmu harus penuh rasa rendah hati dan jiwa yang tenang yang dibuktikan dengan langkah yang anggun, bukan tergesa-gesa. Lalu masuk dan duduk di majelis dengan tenang, tidak gaduh, fokus perhatian kepada penjelasan sang Guru, dan tidak takut bertanya ketika memang tidak paham.

Jangan lupa berdoa sejak kepergian dari rumah, memasuki majelis serta nantinya saat keluar majelis

Hadist Jibril juga mengajarkan kita untuk selalu memperhatikan kerapian dan keindahan, baik tubuh maupun lingkungan. Setiap anggota tubuh mempunyai hak yang sama untuk diperlakukan dengan sebaik mungkin. Rambut yang rapi, muka yang bersih, badan yang harum, pakaian yang rapi dan lain-lain.

Hadits Jibril juga mengajarkan kita untuk tanggap kondisi. Setiap muslim adalah seseorang yang sangat peka dalam membaca situasi disekitarnya. Dalam hadits tersebut memperlihatkan bagaimana Sayyidina Umar menceritakan bahwa Seorang laki2 (yakni jibril) memakai pakaian yang rapi putih dan rambut yang hitam, padahal kondisi arab yg berdebu sangat tidak memungkinkan seseorang lepas dari debu jikalau ia sudah berjalan.

Hadits Jibril juga mengajarkan kita untuk selalu rendah hati walau ilmu kita tinggi. Ketika ada sebuah masalah yang datang kepada kita, tawakkal lah kepada Allah baru kemudian menjawabnya. Tidak aib bagi seseorang alim ulama untuk berkata Tidak Tahu

Hadist Jibril juga mengajarkan kita bahwa seorang guru berhak mengajukan pertanyaan kepada Muridnya untuk mengetahui sejauh mana pencapaian yang diperolah. Dalam kondisi tertentu, pertanyaan seorang guru juga berfungi untuk lebih mendekatkan kondisi psikologis seorang murid dengan tema pelajaran yang dibahas

Silahkan mentadabburi !

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images