Dan andai mereka tahu bagaimana kuliah di kairo...(part 1)

3:58 PM

Terhitung sudah lebih diriku berada di mesir.Meninggalkan semua kesenangan kehidupan di kampung halaman.Beranjak dari kemesraan bersama keluarga,orang terdekat dan teman-teman di Minangkabau tercinta.Tidak akan ku lupa peristiwa itu,hari minggu tanggal 29 maret 2009,di Bandara Internasional Minangkabau,aku bepelukan dengan seluruh anggota keluargaku (kecuali kakak perempuan ku yang study di Unpad Bandung).Nyaris tidak ada tangis mengalir dari mataku,namun sesungguhnya hati ku sesak.Aku sendiri tidak tahu kapan aku akan menyaksikan mereka kembali.Tertawa gembira bersama mereka.Namun tekad ku sudah kuat.Aku akan melanjutkan kuliah di Negeri Mesir Ini.

Maka ketika badan ku sudah melewati pintu gerbang pemeriksaan –seperti pesan yang selalu disampaikan oleh Ayahku- aku tidak memandangi lagi ke belakang.Aku tidak tahu bagaimana perasaan orang tua ku saat itu,aku tidak tahu apakah mereka menangis atau biasa saja.Tapi kusadari bahwa diantara anak ayahku,aku lah yang pertama dan paling lama meninggalkan kehidupan bersama orang tua ku.Sejak Lulus SD ,aku langsung merantau meninggalkan orang tua,jadwal pulang pun tidak jelas,kadang bisa sekali 2 minggu kadang hanya satu kali sebulan,bahkan kadang hanya pulang mendekati lebaran.

Pesawat lion air membawa badan dan seluruh barang-barang ku dari padang ke jakarta.dari jakarta,aku bersama rombongan gelombang pertama berangkat ke mesir dengan pesawat emirates airline.dan akhirnya aku sampai di cairo international airport pukul 18.00 tanggal 30 maret 2009 di penghujung musim dingin.

Dan sampai besok paginya,ketika diriku bangun dari tidur di asrama mahasiswa minangkabau,suasana bahagia masih terasa....

***

Yah aku sempat bilang kan bahwa dari kedatangan sampai besok paginya , aku masih dalam perasaan bahagia.Namun sejujurnya tidak seluruh detik-detik waktu yang kulalui dalam masa tersebut bahagia.Ada beberapa peristiwa kurang mengasikkan yang kualami dan masih terekam di dalam memory ku.Pertama,ketika baru menginjakkan kaki di gerbang airport,diriku di”gertak” dengan bahasa arab amiyah oleh bawab (penjaga gerbang) airport.Karena diriku ga ngerti,alhamdulillah cuek aja.

Kedua,ketika sampai di bagasi ,kita ber -17 sepakat bahwa sebelum keluar menuju gerbang “kebebasan dari bejibunnya manusia dari negeri ga jelas di sekeliling kami” kita berkumpul duru dan keluar beriringan,oleh karena itu setiap 2 buah tas digabung dalam satu troli (dan tas ini akan diatanyai kelak).Nah kebetulan dalam troly ku sudah ada 2 buah tas yang siap ditanyai oleh petugas gerbang.namun kulihat ternyata seluruh teman2 ku sudah berada diluar bersama2 para senior yang menjemput.walhasil diriku pun kesulitan ketika sang penjaga bertanya dengan bahasa arab ‘ini koper milik siapa” aku menunjukkan cap di paspor,dan dia bilang “yang satunya punya siapa..?” aku kebingungan,namun kemudian kubilang dengan bahasa inggris “teman ku diluar tunggu bentar” dan akhirnya ku diizinkan keluar,dan tak pernah masuk lagi...hehehe

Ketiga , sesampai di kamar ternyata suhunya masih sangat dingin sekitar 14 derjat celcius.dan yang paling menakutkan adalah selimut kami belum ada.walhasil semalaman saya pribadi kedinginan yang mungkin belum pernah saya rasakan selama di indonesia.

Namun ‘ala kulli hal kehangatan sambutan dari para senior,berhasil menghilangkan keraguan dan ketakutan akan masa depan disini (pada mulanya).terima kasih kuucapkan pada semua senior2 di KMM (kesepakatan Mahasiswa Minangkabau).

***

Dan Horror mesir kurasakan tatkala diriku memasuki pintu bis 65 kuning menuju kawasan darasah keesokan harinya...(bersambung)

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images