Balada rambut panjang dan pandangan masyarakat
4:23 AM
Bagaimana pendapat anda ketika melihat seorang laki-laki berambut panjang alias gondrong? Kebanyakan otak kita langsung menggambarkan sesosok laki-laki yang sangar,berperawakan tidak jelas dan otak langsung memproses sebuah kata yang mewakili semuanya “preman”.Dan setelah itu semua penilaian negatif terhadap laki-laki tersebut pun mulai muncul satu-persatu di dalam pikiran ,yang rata-rata memakai awalan “jangan-jangan”,seperti jangan-jangan dia itu juga perokok,jangan-jangan dia itu tukang palak,jangan-jangan dia itu orang yang tidak berpendidikan,jangan-jangan dia itu pecandu narkoba,jangan-jangan dia tidak sholat,jangan-jangan dia juga tidak tahu agama,dan masih banyak “jangan-jangan” lagi yang akan muncul dalam benak kita.
Masyarakat sampai saat ini kebanyakan masih memakai kuat kebiasaan “memvonis” tersebut.tidak tahu kapan vonis ini mulai muncul di masyarakat,sejarah sayangnya tidak sempat mencatat.Mungkin karena pada mulanya masalah ini dianggap masalah kecil yang tidak butuh sebuah kesaksian sejarah untuk menetapkannya,tapi kenyataan sekarang ini berbeda,diskriminasi sosial sering dialami oleh para laki-laki berambut panjang.Kalau saja sejarah mempunyai bukti kuat , niscaya diskriminasi ini dapat di minimalisir.
“Hukum akan selalu mendiskriminasikan kaum minoritas” jargon ini mungkin cocok dengan kondisi mereka yang berambut panjang.Seolah – olah tidak ada nilai kebenaran dan kebaikan dari mereka.Vonis mereka seakan sudah jelas tatkala sang hakim melihat rambut mereka.Jika rambut kamu panjang maka kamu bersalah...! dan kamu baru bisa dianggap memiliki kebenaran tatkala rambut kamu berukuran standar,apalagi kalau kamu mau memotong rambut model cepak layaknya militer atau kalau perlu di botak.
Persoalannya adalah apakah secara logika ini dibenarkan? Menghukum benar dan/atau salah lewat rambut? Menghukum semua proses-proses yang telah dilalui lewat rambut.? Bahkan menghukum hasil akhir yang penuh perjuangan yang sering kita lewatkan hanya karena rambut..?
Gimana kalau kejadiannya seperti ini :
Si rambut panjang : Saudara-saudara , kenyataan nya adalah bahwa bukti yang saudara-saudara temukan adalah salah,pekerjaan saudara-saudara juga menyalahi kaedah,bukan kah kita lebih baik mengerjakan suatu yang benar ?
Masyarakat awam : kenapa saudara berani menyalahkan kami.? Bukankah rambut saudara sendiri panjang..?
Atau seperti ini
Si A yang berambut panjang : B , bagaimana kalau besok kita diskusi masalah pendidikan di negeri kita
Si B : aku tidak mau diskusi dengan kamu,kamu kan preman..?
Si A : nyatanya aku bukan preman kan?
Si B : tapi rambut kamu panjang berarti kamu preman
Si A : %#%&*&^???
Bagi peminat logika,hal ini sering jadi kasus menarik,namun bukannya jarang terjadi lo.kalau gak salah kesalahan dalam logika ini dinamai fallacy ad hominem,sebuah kesalahan penalaran ketika kita menyerang pribadi seseorang dengan sesuatu yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan topik pembicaraan namun kita paksakan.
Saya teringat sebuah ungkapan lama di minang kabau “ jan di himbau urang tu jo urang gilo, beko gilo iyo bana nyo mah “ (jangan kamu panggil seorang dengan panggilan “orang gila” karena nanti dia benar-benar akan menjadi gila akibat ucapan mu),hal ini senada dengan liriknya wali band “karena semua kata adalah do’a,maka inilah akibatnya (apa yang kamu selalu tuduhkan padaku memang akhirnya kejadian).Yah sebagian dari ucapan dan tuduhan kita kepada seseorang memang adalah do’a.Kalau anda sering memanggil seseorang dengan orang gila,maka orang yang anda panggil tersebut bisa jadi suatu saat menjadi gila (maaf saya agak sedikit menyalahi logika disini).Begitu juga dengan kasus diatas,seringnya kita memanggil si rambut panjang dengan tuduhan preman,suka berbuat yang tidak bail dll maka bisa saja suatu saat tudahan itu akan terjadi (atau bisa saja ucapan kita yang diproses oleh otak bawah sadar mereka secara otomatis memerintahkan mereka untuk menjadi seperti yang anda tuduhkan )
Satu hal yang membuat saya tersentak adalah,mungkin inilah salah satu hikmah kenapa kita diperintahkan untuk selalu husnudzon .berprasangka baik.sayangkan hal inilah yang sering kali dilupakan manusia hari ini.
Saya selalu terpikirkan satu hal.Kalau memang mereka yang selalu menuduh mereka yang berambut panjang sebagai preman,mereka yang selalu berprasangka bahwa setiap laki-laki yang berambut panjang itu tidak baik,mereka yang selalu menanamkan dalam pikirannya bahwa setiap laki-laki yang berambut panjang itu adalah orang kasar dan tidak tahu etika,betapa banyak sekali mereka yang su’udzon dengan saudaranya..? apakah itu akhlak orang yang mengaku beragama islam ? astaghfirulloh alazhim
Baik untuk ending dari tulisan yang ga jelas ini ,terkhusus buat muslim,saya sajikan sedikit tulisan dan pendapat ulama tentang “vonis” berambut panjang bagi laki-laki :
# Imam Ahmad RA Berkata “ memanjangkan rambut itu adalah sunnah, seandainya kita mampu pasti kita sudah memanjangkannya. Akan tetapi hal ini butuh beban dan perhatian”
# Ibnu Qayim dalam kitabnya (Zadul Maad) berkata: Rasulullah tidak diketahui membotak kepala , kecuali dalam ibadah (haji dan umrah).
#Dalam kitab Al-Mughni dikatakan; Dan rambut manusia itu disukai seperti model rambut Nabi Sholallahu alaihi wa sallam - , apabila panjang sampai ke bahu, dan apabila pendek sampai ke cuping telinganya. Kalau dipanjangkan tidak apa-apa. Imam Ahmad telah menyatakan seperti itu.
# ada beberapa hadist yang menyatakan sifat rambut nabi Shollalahu ‘alaihi wa salam , diantaranya :
hadits dari Aisyah, ia berkata.
“Artinya : Panjang rambut Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah diantara daun telinga, sampai (di atas) bahu” [Ahmad VI/118, Abu Dawud No. 4187, Tirmidzi no. 1755, Ibnu Majah No.3655]
hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu.
“Artinya : Adalah rambut beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengombak (ikal), tidak keriting dan tidak pula lurus. (Panjangnya) antara daun telinga dan kedua bahunya” [Bukhari No. 5563, 5564,5565. Muslim No. 2338]
Imam Ahmad III/113, 165, Muslim No. 2338 meriwayatkan dengan lafal.
“Artinya : Adalah rambut beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai pada (batas) tengah-tengah kedua telinganya”.
Namun tetap bagi yang berambut panjang,niatkanlah untuk mengikuti sunnah nabi shollallahu ‘alahi wa salam,bukan untuk meniru trend nya barat ,untuk ria,ujub dsbg,karena kalau dengan motivasi ini maka jauhilah berambut panjang.semoga kita termasuk orang yang selalu mengikuti sunnah rasulnya.Wallahu a’lam
0 komentar