Mari Tersenyum
10:52 AMوتبسمك في وجه أخيك صدقة “SenyumMu di depan saudaramu adalah sedekah” (Al – hadits)Sempatkanlah kaki anda melewati tempat-tempat umum,dan sempatkan juga untuk memperhatikan orang-orang di tempat tersebut.Sebuah fenomena akan anda saksikan bahwa ternyata banyak manusia di negeri kita ini ternyata sudah lupa bagaimana caranya senyum.Kesibukan di tempat kerja plus masalah yang beredar di sekelilingnya ternyata telah menghilangkan ingatan seseorang untuk tersenyum.
Senyum adalah hal pokok dalam hubungan kemanusian.Tentunya kita sadar bahwa sebagai manusia kita tidak bisa hidup sendiri.Kita harus bersosialisasi dengan manusia dan makhluk lainnya.Dan senyum menjadi kekuatan besar dalam membangun sosialisasi tersebut.Jelas tidak ada seorang pun manusia di dunia ini yang senang melihat muka cemberut,sedih apalagi raut wajah kemarahan.Satu-satunya raut muka yang disenangi manusia adalah senyum.
Faktanya,kita jarang sekali tersenyum selain dalam kondisi senang.Ketika dalam kondisi sedih,kecewa dan marah misalnya, senyum tersebut hilang.Kita bahkan berpendapat bahwa hal tersebut tidak sinkron dengan kondisi yang kita rasakan,padahal kalau kita tahu bahwa ternyata senyum bisa merubah “mood” kita tersebut.Percaya tidak percaya,senyum yang dilakukan ketika kita sedang sedih,kecewa dan marah dapat menghilangkan perasaan sedih,kecewa,dan marah tersebut.
Senyum rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam.
Nah,bicara mengenai senyum,saya mau bercerita sedikit tentang senyumnya manusia pilihan Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam.
Cobalah sekali-sekali kita membolak-balik bacaan tentang sejarah kehidupan Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wasallam,dan kita akan menemukan hal-hal yang luar biasa dalam kepribadian beliau.Satu hal yang paling menarik untuk disimak adalah sikap beliau yang selalu tersenyum dengan ikhlas.Senyum beliau menjadi salah satu alat yang memudahkan beliau untuk bersosialisasi dan mendakwahkan islam ke seluruh sahabat.
Diriwayatkan dari Jabir dalam sahih Bukhari dan Muslim, berkata, “Sejak aku masuk Islam, Rasulullah saw tidak pernah menghindar dariku. Dan beliau tidak melihatku kecuali beliau pasti tersenyum kepadaku
Riwayat lain juga mengatakan bahwa Suatu ketika Muhammad saw. didatangi seorang Arab Badui, dengan serta merta ia berlaku kasar dengan menarik selendang Muhammad saw., sehingga leher beliau membekas merah. Orang Badui itu bersuara keras, “Wahai Muhammad, perintahkan sahabatmu memberikan harta dari Baitul Maal! Muhammad saw. menoleh kepadanya seraya tersenyum. Kemudian beliau menyuruh sahabatnya memberi harta dari baitul maal kepadanya.”
Ketika beliau memberi hukuman keras terhadap orang-orang yang terlambat dan tidak ikut serta dalam perang Tabuk, beliau masih tersenyum mendengarkan alasan mereka. Ka’ab ra. berkata setelah mengungkapkan alasan orang-orang munafik dan sumpah palsu mereka:
“Saya mendatangi Muhammad saw., ketika saya mengucapkan salam kepadanya, beliau tersenyum, senyuman orang yang marah. Kemudian beliau berkata, “Kemari. Maka saya mendekati beliau dan duduk di depan beliau.”
Suatu ketika Muhammad saw. melintasi masjid yang di dalamnya ada beberapa sahabat yang sedang membicarakan masalah-masalah jahiliyah terdahulu, beliau lewat dan tersenyum kepada mereka.
Bahkan ketika ajal beliau hampir tiba,wajah beliau pun tidak lepas dari senyuman kepada orang yang melihatnya.
Anas bin Malik berkata diriwayatkan dalam sahih Bukhari dan Muslim, “Ketika kaum muslimin berada dalam shalat fajar, di hari Senin, sedangkan Abu Bakar menjadi imam mereka, ketika itu mereka dikejutkan oleh Muhammad saw. yang membuka hijab kamar Aisyah. Beliau melihat kaum muslimin sedang dalam shaf shalat, kemudian beliau tersenyum kepada mereka!”
Sehingga tidak mengherankan beliau mampu meluluhkan kalbu sahabat-shabatnya, istri-istrinya dan setiap orang yang berjumpa dengannya!
Senyuman beliau memang dahsyat.Dengan senyuman ,beliau mampu menyihir hati shahabat yang keras.Dengan senyuman, beliau mampu menenangkan hati yang gelisah.Dengan senyuman,beliau mampu menumbuhkan keyakinan dan harapan.Dengan senyuman,beliau mampu membakar semangat para sahabat.
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam sendiri selalu menganjurkan untuk tersenyum,beliau selalu memotivasi sahabat untuk selalu tersenyum,menampakkan wajah yang penuh senyuman dihadapan orang lain, Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah engkau sekali-kali meremehkan suatu kebaikan, walaupun itu hanya sekadar untuk menemui saudaramu dengan wajah ceria”.(HR. Muslim). Bahkan beliau menjadikan senyuman sebagai lahan berlomba dalam kebaikan. Rasulullah saw. bersabda,
فقال: (وتبسمك في وجه أخيك صدقة) رواه الترمذي وصححه ابن حبان
“Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.” At Tirmidzi dalam sahihnya.
Pengaruh senyum
Dale Carnegie dalam bukunya yang terkenal, “Bagaimana Anda Mendapatkan Teman dan Mempengaruhi Manusia” menceritakan:
“Wajah merupakan cermin yang tepat bagi perasaan hati seseorang. Wajah yang ceria, penuh senyuman alami, senyum tulus adalah sebaik-baik sarana memperoleh teman dan kerja sama dengan pihak lain. Senyum lebih berharga dibanding sebuah pemberian yang dihadiahkan seorang pria. Dan lebih menarik dari lipstik dan bedak yang menempel di wajah seorang wanita. Senyum bukti cinta tulus dan persahabatan yang murni.”
Ia melanjutkan, “Saya minta setiap mahasiswa saya untuk tersenyum kepada orang tertentu sekali setiap pekannya. Salah seorang mahasiswa datang bertemu dengan pedagang, ia berkata kepadanya, “Saya pilih tersenyum kepada istriku, ia tidak tau sama sekali perihal ini. Hasilnya adalah saya menemukan kebahagiaan baru yang sebelumnya tidak saya rasakan sepanjang akhir tahun-tahun ini. Yang demikian menjadikan saya senang tersenyum setiap kali bertemu dengan orang. Setiap orang membalas penghormatan kepada saya dan bersegera melaksanakan khidmat -pelayanan- kepada saya. Karena itu saya merasakan hidup lebih ceria dan lebih mudah.”
Kegembiraan meluap ketika Carnegie menambahkan, “Ingatlah, bahwa senyum tidak membutuhkan biaya sedikitpun, bahkan membawa dampak yang luar biasa. Tidak akan menjadi miskin orang yang memberinya, justeru akan menambah kaya bagi orang yang mendapatkannya. Senyum juga tidak memerlukan waktu yang bertele-tele, namun membekas kekal dalam ingatan sampai akhir hayat. Tidak ada seorang fakir yang tidak memilikinya, dan tidak ada seorang kaya pun yang tidak membutuhkannya.”
Nah ,sudah saatnya kita berubah bukan.Mungkin hari-hari yang berlalu ,kita isi dengan wajah cemberut,penuh rasa kesedihan dan kekecewaan atau mungkin dengan rasa marah yang mendalam.Hari ini mari kita awali dengan senyuman penuh rasa syukur bahwa sampai saat ini kita masih diberi kehidupan,kita masih diberikan udara yang segar,kita masih diberikan rasa ketenangan.Ah..saya jadi teringat sebuah nasyid yang pernah dilantunkan oleh raihan “...senyum di waktu sedih tanda ketabahan...senyumlah sedekah yang paling mudah..”..baik mari kita senyum bersama-sama Let's smile ...【ツ】 【ツ】
0 komentar