Perokok adalah Serdadu Berani Mati
9:49 PMPara perokok adalah pejuang gagah berani Berada di dekat kawan kawan saya perokok ini Saya merasa berdampingan dengan rombongan serdadu berani mati Veteran dua perang dunia, Perang vietnam, perang revolusi Dan perang melawan diri sendiri
Perhatikanlah upacara mereka menyalakan belerang berapi Dengan khidmatnya batang tembakau di hunus dan ditaruh antaradua jari Dengan hormatnya Tuhan sembilan senti Disisipkan antara dua bibir, di geser agak ke tepi Sementara itu sudah siap an-naar*, nyala api sebagai sesaji
Hirupan pertama dilaksanakan penuh kasih sayang dan hati hati Kemudian dihembuskan asapnya, ke kanan atau ke kiri Mata pun terpicing picing tampaknya nikmat sekali Berlindung pada adiksi dari tekanan hidup sehari hari Lena kerja, lupa politik,mana ingat anak dan istri
Para perokok adalah serdadu serdadu gagah berani Untuk kenikmatan 5 menit mereka tidak peduli 25 macam penyakit yang gembira menanti nanti Saat untuk menerkam dari setiap penjuru dan sisi
Paru paru obstruksi kronik, bronkhitis kronik dan emfisema, Gangguan jantung, pembuluh darah, arteriosklerosis, hipertensi dan gangguan pembuluh darah otak. Kanker rongga mulut, nashoparynx,oropharynx, hypopharynx dan rongga hidung. Lalu sinus paranasal, lirynx, esophagus dan lambung. Radang pankreas, hati, ginjal, ureter da kandung kemih. Radang cervix uteri dan sumsum tulang, infertilitas dan impotensi.
Daftar ini belum di susun secara alfabetis, dan sebenarnya ( ini rahasia profesi medis) penyakit yang 25 ini Cuma nama samaran, julukan pura pura saja. Nama aslinya penyakit merokok Rokok, abang kandung narkoba ini tak tertandingi dalam soal adiksi 4000 macam racun dipadatkan sepanjang sembilan senti
Untuk orgamus nikotin 5 menit itu serdadu tembakau ini mana peduli Terhadap hari depan anak anak yang masih memerlukan pencari rezky Terhadap bagaimana terlantarnya kelak janda yang dulu namanya isteri Atau nasib duda yang dulu namanya suami
Terhadap pengotoran udara depan belakang, kanan dan kiri Dalam memuaskan ego, dengan sengaja mendekstruksi diri pribadi Betapa beratnya memenangkan perang melawan diri sendiri
0 komentar