Dan laki-laki pun menangis
3:36 AMSiapa bilang bahwa laki-laki tak pernah menangis ? Kenyataannya tangisan juga sering menjadi teman kaum laki-laki.Bedanya dengan perempuan , laki-laki cenderung menyembunyikan tangisannya di dalam kekuatan akalnya.Dengan logika nya yang penuh pemikiran , ia sembunyikan setiap tetes tangis yang mengalir dari relung batinnya agar tidak kelihatan oleh orang lain , bahkan dari keluarga , sahabat dan orang terdekatnya.Hanya saat-saat tertentu saja , tangisan itu termanifestasi dalam bentuk buliran-buliran air mata.Biasanya itu terjadi kalau emosi yang dirasakannya tak cukup kuat ditahan oleh fisiknya.
Laki-laki yang bertanggung jawab malah lebih sering menangis.Namun tetap , tangisan itu ia telan kedalam pusaran batinnya.Laki-laki yang bertanggung jawab , akan sekuat mungkin mengatur anggota tubuhnya agar tidak kelihatan sedang menangis , hingga tiada yang tampak melainkan ketegarannya.
Lalu kenapa laki-laki menangis ?
Ada banyak alasan laki-laki untuk menangis , sebanyak alasan yang juga dimiliki oleh perempuan.Laki-laki akan menangis karena membayangkan pertanggung jawabannya kelak di hadapan Allah.Membayangkan dirinya yang menjadi tonggak rumah tangga , pengawal bagi ibunya , pembina istri dan anak-anaknya.Tangisnya pun ia sembunyikan dalam bentuk cucuran keringat yang keluar ketika ia bekerja menafkahi keluarganya.Sekuat mungkin ia tahan keluh kesah dan kepedihan agar jangan sampai keluar lewat lisannya.
Laki-laki juga menangis dalam hatinya , ketika tubuhnya lelah dan letih menjaga keluarganya dari kelaparan dan kejamnya dunia.Sedapat mungkin ia korbankan dirinya agar jangan sampai terdengar di telinganya tangisan anak dan istrinya yang merintih kelaparan.Cucuran peluh bahkan darah tak ia hiraukan demi keluarganya.Sekuat mungkin ia berusaha agar jangan sampai terlihat di matanya , kesedihan anak dan istrinya yang hidup dalam kekurangan.
Laki-laki juga menangis dalam kemarahannya , ketika harga diri dan kehormatan keluarganya dihina.Tak rela sedikitpun jika orang tua , anak dan istrinya dicerca.Tak jarang ia terima semua kepedihan dan kuatnya hinaan itu sendirian.Ia menangis agar jangan sampai ada satupun keluarganya yang ikut merasakan pedihnya hinaan dan cercaan yang ia terima.Ia ambil beban itu semua dengan harapan agar keluarganya hidup bahagia.
Laki-laki juga menangis dalam kesendiriannya , memikirkan dirinya sebagai salah satu mata rantai pejuang agamanya.Ia menangis lantaran khawatir dirinya tak sanggup berbuat apa-apa untuk agamanya.Senantiasa ia niatkan dalam hati agar suatu saat ia diberi kesempatan , maju ke daerah medan juang , membela agama yang ia pegang dengan kuat selama ini.
Dan laki-laki juga menangis diantara sujud-sujudnya.Menyadari amanah yang begitu besar di bahunya.Menahan perihnya hati tatkala melihat anak dan istrinya jauh dari agama.Melihat keluarganya begitu enteng meremehkan agama.Melihat kerabat dan sahabat begitu lupa dengan agama dan terperangkap dalam godaan dunia.Mengalir deras air matanya bermunajat agar diberi kekuatan dan petunjuk untuk melewati semuanya dalam ridlo Rabb-nya
Cobalah sejenak pandangi Ayah kita...
Cobalah sejenak lihat kakak dan adik kita...
Cobalah sejenak rasakan apa yang dirasa pemimpin kita...
Temukanlah , bahwa diantara ketegaran mereka , akan terlihat sebuah kesedihan dan tangis yang dalam.Tangisan yang mungkin saja akibat perlakuan kita.Tak ada lagikah sisa-sisa kepedulian dalam diri kita , sehingga beban yang mereka rasakan kita tambah lagi dan lagi...?
tiada tangisan dari laki-laki mulia
melainkan karena amanah di bahu nya
ia tahu bahwa apa yang ia lakukan hari ini
akan datang saat pertanggung jawabannya nanti
maka , tak ia hiraukan walau bibirnya pecah
tak ia pikirkan kan bahunya yang tersobek berdarah
tak ia sebut bahwa kakinya bernanah
bahkan tak ia tampakkan bahwa tangannya patah
Ia tahu , bahwa amanah dirinya adalah berat
Ia sadar , bahwa tanggung jawabnya harus ia angkat
Maka , tak akan pernah ia mengeluh tentang penat
atau kepedihan dalam hatinya yang tersayat.
Sungguh sulit kutemukan laki-laki seperti ini
Yang menghormati Orang tuanya dengan indahnya budi
Yang menyayangi anak-anak nya laksana peri
dan bergaul dengan wanita sekitar laksana pengembala sapi
Salut untuk mu hai laki-laki sejati
yang tak takut dengan hamparan berduri
yang tak lemah dengan panas dan sayatan api
Yang tak goyah melawan kejamnya hari
Kalaulah boleh pinta dari diri ini
Izinkan aku menjadi seperti mu dalam dunia ini.
0 komentar