Igauan tentang sekolah alam
12:13 PM
Sekolah Alam hari ini telah menjadi alternatif pendidikan yang sangat diapresiasi oleh banyak masyarakat.Testimoni yang saya dapatkan dari mereka yang berkecimpung di dunia sekolah alam , bahwa metode yang ada pada sekolah ini dapat memfasilitasi tumbuh kembang sang anak dan memberikan banyak pelajaran yang tidak mereka dapatkan di sekolah biasa.Sayangnya saya belum sempat berkunjung ke salah satu sekolah alam di Indonesia , jadi saya belum bisa melihat lebih jauh seperti apa bentuk dan metodenya.
Bicara tentang sekolah alam , saya teringat dengan pepatah lama yang berbunyi “Alam takambang jadikan guru” . Yah alam ini ternyata telah mengajarkan kita begitu banyak pelajaran hidup.Semua hal yang terjadi di sekitar kita adalah kuliah-kuliah ilmu yang memberikan begitu banyak nilai untuk mengarungi hidup.Dan keistimewaannya adalah pelajaran ini diberikan secara gratis.Hanya saja mungkin diri kita yang suka “tidur” ketika pelajaran berlangsung hingga hanya sedikit ilmu yang terserap.
Kembali ke cerita sekolah Alam.Dari informasi yang saya dapatkan di internet dan hasil diskusi dengan teman yang pernah kesana , kadang saya malah membayangkan sekolah alam ini tak jauh beda dengan SD saya dulu di kampung.Katanya , di sekolah alam ini selain ada fasilitas modern seperti lapangan olahraga dan taman bermain , juga dilengkapi dengan kebun alami , kandang ayam dan bebek , kolam ikan dan sawah mini.Para siswa pun diajak untuk mengenal fasilitas ini lebih dekat.Mereka bertemu dan bermain langsung dengan hewan ternak , mereka belajar cara menangkap ikan di kolam , mereka melihat bagaimana cara mengolah sawah bahkan diajak untuk berjalan-jalan diantara pematangnya.Dan itu semua tidak jauh beda dengan apa yang pernah saya alami waktu kecil.
Saat SD “tugas wajib” saya di rumah adalah memberi makan ayam dan bebek.Dan saya sudah mengenal sawah sejak kecil mengingat kiri kanan rumah saya adalah areal persawahan (meskipun punya orang).Sekolah saya pun dikelilingi sawah , dimana saya dan teman-teman sebaya kadang lebih suka memilih pulang jalan kaki lewat areal sawah ini ketimbang harus dijemput pakai kendaraan.Sambil menikmati rimbunnya padi , sesekali ada diantara kami yang iseng mendorong teman hingga jatuh ke dalam sawah dan bermandikan lumpur , dan akhirnya perang lumpur pun terjadi.Saat musim panen , keahlian untuk membuat suling dari batang padi pun kami pelajari.Sedangkan kolam ikan fungsinya hampir sama seperti kolam renang bagi kami walau kedalaman air Cuma 30 cm , tak lebih tinggi dari lutut kami.
Namun di balik itu semua , saya banyak belajar hal-hal yang sederhana.Saya tau bagaimana menghargai petani ketika melihat usaha mereka dalam menanam padi dan mengolah sawah.Saya juga belajar cara berternak dan memperlakukan ternak dengan baik.Saya juga belajar cara menghargai alam dan lingkungan.Semua pelajaran itu alami , tidak didapatkan di bangku kelas , namun langsung dialami dan dirasakan.
Nah disinilah saya akhirnya mengangguk takzim kenapa waktu saya kecil dulu , sekolah alam belum ada.Dulu alam adalah sekolah kedua bagi para siswa.Sekolah yang mengajarkan mereka nilai hidup.Sekolah yang mendidik mereka begitu banyak pelajaran yang hari ini tidak bisa dinikmati lagi oleh anak-anak zaman sekarang.
Anak sekarang sudah jauh dari itu semua. Mereka tidak tahu bagaimana padi, kebun seperti apa, berjalan seru-seruan lewat pematang sawah, kotor-kotoran di lumpur sawah, basah kuyup karena kecebur kolam ikan dan lain sebagainya. Mereka membutuhkan perangkat pendukung untuk itu sedangkan zaman saya tidak.
Bukan salah anak-anak.Salahkan lah para ambisius yang merenggut alam mereka.Yang membabat habis hutan mereka untuk dijadikan lahan perumahan , pabrik , dan kerajaan bisnis mereka.Yang menggusur rimbunan pohon yang tertata rapi untuk dijadikan tumpukan-tumpukan uang mereka.Yang menimbuni setiap petak sawah dan kolam yang ada , untuk dijadikan bekal mereka wisata ke luar negeri.Kapitalisme dalam hidup telah mengambil kebahagian dan pendidikan terindah anak-anak.Wajar kalau hari ini , banyak anak-anak yang gersang hidupnya , karena mereka telah terpisahkan oleh kehidupan alami.Kehidupan yang semestinya mereka dapatkan untuk menjadi bekal buat masa depan mereka nanti.
Anak-anak hari ini yang terpisahkan dari dunia yang indah bernama alam , sederhana namun menjanjikan kebahagiaan dan pelajaran berharga.Semoga sekolah alam bisa menjadi alternatif solusi , Meskipun harus membayar mahal...
*Pojok Kanan 16/10/2011 , "duhai anak ku , entah seperti apa hidup yang akan kau jalani nanti (icak-icaknyo lah punyo anak) "
0 komentar