Hati-hati dengan foto... (Jenderal...!!! Narsis Itu Penyakit)
12:03 PMTahun lalu , terjadi ‘musibah’ yang menimpa salah seorang santriwati di Pondok Pesantren almamater saya.Ceritanya, ia menemukan salah satu akun facebook yang memakai id namanya.Padahal ia sendiri sudah mempunyai akun pribadi yang hanya sendiri yang mengetahui passwordnya (tentunya selain server dan si pemilik facebook).Dan setelah diselidiki , akun yang memakai id nya itu memang ‘klonengan’.Musibahnya adalah , Akun yang memakai namanya tersebut ternyata mengupload foto-fotonya (santriwati tersebut) yang dalam kondisi (maaf) tidak berjilbab.
Sebagai seorang santriwati tentu saja ia merasa mendapatkan aib yang luar biasa.Ia menangis sejadi-jadinya lalu melaporkan masalah ini ke Kantor Polisi.Sekolah dan warga sekitar pun gempar.Akhirnya setelah beberapa hari , ‘pelakunya’ berhasil ditemukan.Seorang bocah berusia belasan tahun yang (katanya) sakit hati karena ‘ditolak’ oleh santriwati tersebut.Ia lalu membuat akun tersebut untuk ‘balas dendam’ (ah kebanyakan nonton sinetron kayaknya ^_^).
Case closed, memang kasus telah ditutup , sayang aib yang santriwati rasakan tentu saja akan membekas di kepala setiap orang.Tentang seorang santriwati yang semestinya berpakaian islami , menutup seluruh aurat dan kehormatan nya serta menghiasinya dengan perhiasan malu.Apalah dikata , sekali lancung ke ujian seumur hidup orang tak percaya.
Suka atau bahkan gila foto memang tidak selalu diidentifikasikan sebagai penyakit narsis atau dalam bahasa ilmiahnya penyakit Narcissistic Personality Disorder (NPD), namun saya harus sepakat dengan pendapat yang mengatakan bahwa orang yang suka atau sudah sampai taraf gila ber-foto adalah salah satu ciri dari orang yang kena penyakit narsis.Sikap suka berfoto dapat diasosiasikan sebagai sebuah ciri penyakit yang terlalu menyukai diri sendiri dan cenderung untuk mengabaikan orang lain.
Menurut saya, ada beberapa alasan kenapa sikap suka ‘menunjukkan diri pada orang lain’ muncul , namun dari sekian banyak alasan , merasa kurang perhatian adalah alasan terutama munculnya penyakit ini.Hal ini bisa muncul akibat terlalu dimanjakan orang tua , tidak mendapatkan perhatian dan komunikasi yang intens dengan orang tua dan guru serta merasa dijauhi teman .Sikap kurang perhatian ini juga bisa muncul akibat kurangnya apresiasi dan tanggapan atas sebuah pekerjaan atau sikap yang ia kerjakan.Dalam beberapa kasus juga ditemukan bahwa sikap ini muncul akibat pelecehan yang pernah dialami namun terabaikan.masalah ini lalu berakumulasi sehingga membentuk penyakit narsis.
***
Setiap manusia membutuhkan perhatian.Ini mungkin kaedah yang terlalu sulit untuk dipungkiri.Seperti kata Pak Tua Aristoteles Manusia adalah Zoon Politicon , makhluk yang selalu hidup berasosiasi dalam sebuah hubungan timbal balik perhatian dan pengaruh.Tidak ada manusia yang bisa hidup sendirian.Makanya potensi narsis –terima atau tidak- ada dalam setiap diri manusia.Meskipun kenyataan di masyarakat , penyakit narsis lebih cenderung dialami oleh para remaja khususnya remaja putri.
Kembali ke masalah diatas , apa yang ingin saya sampaikan adalah kembali menyadari diri dan kodrat sebagai Muslim.Kasus diatas sejujurnya bukan hal yang pertama kali ditemukan.Cukup banyaklah para wanita muslimah yang ternyata suka (maaf) menyimpan foto-foto dalam kondisi (maaf) tidak berjilbab.Saya sendiri dulu pernah iseng-iseng menanyakan beberapa sahabat (putri) saya tentang masalah ini , dan rata2 mengakuinya .Mungkin awalnya biasa dan merupakan sebuah kebanggaan , ketika melihat diri kita cantik (alhamdulillah) .Lalu setelah beberapa kali berias dan make over , lantas mencoba melakukan identifikasi ‘sudah mirip artis kah saya ? ‘ lalu kemudian berfoto beberapa kali dan menyimpan hasil yang terbaik.
Sayangnya dalam kondisi dunia global dimana kita memanfaatkan media elektronik sebagai fasilitas , konsekuensi utamanya adalah Nyaris tidak ada hal yang rahasia.Boleh jadi kita merasa aman karena menyimpan data elektronik bahkan sampai taraf security tingkat tinggi namun yakinlah itu semua bisa ditembus.Tentunya beberapa sahabat pernah mendengar kasus seorang mahasiswi di Taiwan yang akhirnya bunuh diri akibat foto-foto dirinya dalam kondisi (maaf) tidak senonoh , di upload oleh pacarnya sendiri ke Internet.
Bahkan dengan kemajuan teknologi, foto yang dalam kondisi ‘aman’ pun kadang tidak luput dari kejailan para surfer internet.Mungkin masih ada yang ingat kasus (maaf) foto-foto tidak berbusana yang dialami artis negeri ini, yang setelah diteliti ternyata hasil rekayasa digital (dalam hal ini Adobe Photoshop).
Dan ini baru sedikit ‘teguran’ di dunia.Lantas bagi yang mungkin merasa aman di Dunia , seperti apa pertanggung jawaban yang akan dilakukan nanti ketika bertemu Rabb –nya ?
Bukan bermaksud untuk menghakimi,sekedar introspeksi diri.Sekali lagi manusia itu punya potensi untuk narsis karena berakar dari kebutuhan manusia kan perhatian.Namun tentu saja sebagai seorang muslim, berjalan di koridor agama itu adalah kemestian.
Bukan pula bermaksud mengharamkan foto, karena penulis bukan ulama atau hakim yang berkompeten dalam mengurusi masalah ini.Sikap narsis pun mungkin ada dalam diri penulis , dan bahkan semua orang yang berkesempatan membaca note ga jelas ini.Cuma mungkin kadarnya yang berbeda.Kalau merasa kadarnya sudah terlalu tinggi , maka introspeksilah.
Mau bukti ? coba saja lihat foto bersama yang sahabat-sahabat lakukan.Dan dari sekian banyak orang dalam foto tersebut, foto siapakah yang pertama kali sahabat cari ? ^_^
*Nasehat buat diri sendiri dan buat adek-adek saya , dan semua orang yang terlanjur membaca celotehan ga bermutu ini.
**Ah jangan-jangan penulis menulis note ini karena narsis juga ??? whewww
0 komentar