Berkah Istikharah
10:57 AM
Imam Khatib Al-Baghdadi pernah meriwayatkan sebuah kisah tentang 4
orang manusia yang bernama Muhammad. 4 Orang Muhammad tersebut sedang menempuh
sebuah perjalanan di Mesir. Mereka adalah Muhammad bin Jarir Ath-Thabari,
Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah, Muhammad bin Nashr Al-Marwazi dan Muhammad
bin Harun Ar-Ruyani.
Suatu ketika, mereka semua kehabisan bekal dan merasa sangat
lapar. Malamnya, mereka pun berkumpul di sebuah tempat peristirahatan lalu
melakukan undian, bahwa siapa yang terpilih namanya maka ia mendapat tugas
untuk meminta sedekah kepada masyarakat. Undian pun akhirnya jatuh pada
Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah. Ia pun berkata “Tunggu sejenak, izinkan aku
untuk berwudhu’ dan shalat Istikharah terlebih dahulu”.
Setelah selesai shalat istikharah dan bermunajat kepada Allah agar
diberikan rezki, ia pun berjalan menuju pintu untuk keluar. Namun tiba-tiba terlihat
beberapa buah lilin ada di depan pintu yang ternyata dibawa oleh beberapa
tentara utusan. Mereka mengetuk pintu.
Muhammad bin Ishaq lalu membukakan pintu untuk mereka.
Mereka (para tentara utusan) berkata: “Siapa dari kalian yang
bernama Muhammad bin Nashr?.” Lalu mereka mengeluarkan pundi uang sejumlah 50
dinar dan memberikan kepadanya.
Mereka bertanya lagi: “Mana yang namanya Muhammad bin Jarir?.”
Lalu mereka memberinya 50 dinar. Demikian seterusnya hingga keempat Muhammad
mendapatkan 50 dinar.
Keempat Muhammad ini tentu saja kaget hingga kemudian utusan itu
menjelaskan bahwa Amir (Pemimpin) mereka telah bermimpi dan melihat keempat
Muhammad kelaparan, oleh karena itu ia mengirimkan pundi-pundi uang itu kepada
mereka. Dan dia bersumpah, apabila uang-uang tersebut habis, hendaklah mereka
mengabarkan kepada Amir tersebut.
Kisah ini juga diriwayatkan oleh Imam Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam
An-Nubala’nya ketika mengisahkan biografi 4 orang Muhammad yang akhirnya
menjadi ulama besar dan dicatat namanya dalam sejarah Islam.
***
Lihat, ternyata Allah ta’ala tidak ridha melihat keempat hamba-Nya
-yang pada akhirnya menjadi ulama besar itu- untuk meminta sedekah kepada
masyarakat. Allah telah mengijabahi doa Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah ketika
beristikharah kepada-Nya.
Bukankah di antara isi doa istikharah berbunyi :
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَخِيرُكَ
بِعِلْمِكَ , وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ , وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ
فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلا أَقْدِرُ , وَتَعْلَمُ وَلا أَعْلَمُ , وَأَنْتَ عَلامُ
الْغُيُوبِ , اللَّهُمَّ إنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ (هنا تسمي
حاجتك ) خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ :
عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ , فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي
فِيهِ , اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ (هنا تسمي حاجتك
) شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ : عَاجِلِ
أَمْرِي وَآجِلِهِ , فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي
الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ ارْضِنِي بِهِ . وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ
Ya
Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan [yang tepat] kepada Engkau dengan ilmu
[yang ada pada]-Mu, dan aku memohon kekuasaan-Mu [untuk menyelesaikan urusanku]
dengan kuasa-Mu.
Dan aku memohon kepada-Mu
sebagian karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan
aku tidak berkuasa, dan Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau
Maha Mengetahui perkara yang gaib.
Ya Allah, sekiranya Engkau tahu
bahwa urusan ini lebih baik untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta
[lebih baik pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka takdirkanlah dan
mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.
Dan sekiranya Engkau tahu bahwa
urusan ini lebih buruk untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih
buruk pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka jauhkanlah urusan ini
dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku
di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya.
***
Allah ta’ala mendengar doa mereka dan menunjukkan kepada mereka
bahwa meminta-minta adalah perbuatan buruk yang tidak pantas mereka lakukan,
maka itu Allah mengirimkan rezeki kepada mereka melalui seorang Amir yang berhati mulia. Semoga Allah
menjaga para ulama dari keburukan dan memberikan keberkahan kepada para
pemimpin yang berhati dermawan. Aamiin.
0 komentar