Lagi Tentang Berita
12:27 PM
Yang namanya Berita, tetap saja bernilai Ihtamala Ash-Shidqa wa
AL-Kidzba, memiliki kemungkinan benar dan salah yang sama tanpa memandang
darimana pun sumber beritanya datang. Untuk membuktikan apakah ia benar dan
salah, kita harus uji lapangan langsung *menjadi saksi*. Kalau hanya mendengar
dan membaca saja, maka ia tidak layak disebut fakta.
Sayangnya, sebagian kita suka sekali sok kepedean bahwa berita ini
adalah fakta sehingga dipercayai mutlak. Ada juga bersikap apatis sehingga
menafikan semua berita yang ada. Sikap yang baik adalah mendengarkan dan
menyimak lalu menguji kebenarannya dengan alat-alat penguji yang kita miliki.
Jika memang tidak bisa menghasilkan kesimpulan yang benar atau salah, maka
tawaquflah dari menilai. Adapun jika berita tersebut datang dari orang yang
kita percayai, kita harus berbaik sangka bahwa personal orang tersebut tidak
berbohong, namun tetap konten beritanya harus diuji kebenarannya
Tak masalah membaca media sekuler atau liberal. Toh kadang-kadang
yang mereka beritakan adalah fakta, yang tidak benar dari mereka adalah
mengubah cara pandang kita dalam membaca fakta
Kau tahu kawan apa rumus berbohong paling mujarab ? mengubah cara
pandang pembaca dengan cara mengubah konten beritanya sedikit saja.
Semoga media Islam benar-benar Islami dalam berberita. Jangan
sampai niat untuk menegakkan Islam dilakukan dengan cara-cara yang tidak jauh
dengan cara yang dilakukan oleh media sekuler. lalu apa bedanya babi sekuler
dengan babi "islami" ?
0 komentar