Oh Mesjid Al-Azhar
10:21 PM
Tadi pagi, cukup lama saya bermenung di Mesjid Azhar. Saya
pandangi lekat-lekat setiap pojok Mesjid bersejarah itu. Setelah puas
memandanginya, saya alihkan pandangan ke atas, kearah tiang-tiangnya yang unik
dan bersejarah.
Beberapa saat setelah itu, teman saya (orang Mesir) memanggil
saya. Ia mengajak saya makan balakh (kurma) sambil ngobrol. Saya bilang padanya
"Saya sedang mencoba merekam seluruh pojok Mesjid luar biasa ini kedalam
otak saya. Sungguh, saya tidak kebayang. Jika suatu hari saya lulus dari
Al-Azhar, lalu pulang ke Indonesia. Dimana saya akan mencari tempat yang bisa
mengobati kerinduan saya pada Al-Azhar ? Tempat luar biasa yang telah
mengajarkan saya banyak hal, lewat bimbingan para masyaikhnya yang luar biasa."
Teman saya tersenyum. Ia pun mulai bercerita panjang soal
Al-Azhar. Soal bagaimana wasathiyahnya Al-Azhar itu bukan hanya dari segi
manhajnya saja. Al-Azhar itu Wasathi dari banyak sisi. Dari sisi geografis,
dari sisi sejarah, dari sisi antropologis dan macam-macam. Ia juga bercerita
bagaimana ketika Universitas Al-Azhar mengadopsi gaya pendidikan menjadi sistem
klasikal di kelas seperti yang ada saat ini (jami'ah) mendapatkan tantangan
luar biasa. Tantangan itu bukannya tanpa asalan. Belajar dengan sistem talaqi
telah menghasilkan banyak hal. Bukan saja dari sisi transfer ilmu yang terasa
efektif, pendidikan akhlak serta pembentukan pola pikir yang Islami dan Wasathi
juga berjalan lebih mantap lewat pendidikan Mesjid (Jami').
Masyaikh yang di Jami'ah pun meyakinkan masyaikh yang di Jami'
(pendidikan Mesjid) bahwa mereka akan mengadopsinya (sistem pendidikan Mesjid)
serta mematangkannya di Jami'ah. Dan kita lihat saja sekarang, sistem Jami'ah
terasa seolah hambar jika dibandingkan dengan pendidikan di Jami'. Benar, bahwa
Lidzzakari mitslu hazzhil untsayaini (Bahwa Jami' tetap memiliki kelebihan dari
Jami'ah).
Keutamaan Al-Azhar ini tidak bisa lagi dipatahkan oleh manusia.
Siapa yang sempat mengecap indahnya bertalaqi di Mesjid ini, duduk di depan
syekh dengan penuh ta'zhim dan khusyu' mendengar penjelasan syekh dalam masalah
agama, lalu bertanya jawab dengan santun, serta diakhiri dengan hikmah dan doa,
tidak akan bisa melupakan kenangan di Mesjid ini. Semuanya, kelak senantiasa
berharap agar bisa dikembalikan kesini.
Saya pun berdoa dalam hati, semoga Allah senantiasa memberikan
saya kesempatan untuk kembali ke Mesjid ini. Mesjid yang luar biasa. Mesjid
yang telah menghasilkan ribuan bahkan jutaan ulama. Oh Mesjid Al-Azhar.
0 komentar