Sikap Saya Tentang Perbedaan Pendapat Ulama di Azhar
11:51 AM
Saya pernah ditanya oleh seorang kawan "Saya lihat ulama
Azhar berbeda pendapat dalam melihat konflik Mesir, apakah itu tanda bahwa
Al-Azhar ada keretakan di dalamnya ?"
Pertama, Secara kasat mata ini membuktikan ketinggian ilmu para
ulama Azhar. Seluruh pendapat yang mereka sampaikan memiliki Argumentasi dengan
landasan dan dalil yang kuat. Semuanya penuh ilmu
Kedua, Sebagai seorang yang berstatus "MURID", saya
tidak ambil pusing dengan perbedaan pendapat para guru saya. Bagi saya,
berakhlak kepada guru itu lebih utama. Saya menyadari keterbatasan ilmu saya,
sehingga saya tidak mungkin bisa menilai apalagi menghukumi pendapat mereka.
Biarlah yang ingin Islah yang datang dan tabayun pada mereka. Bagi saya,
perbedaan pendapat guru saya tidak akan membuat saya berhenti mengambil ilmu
dari mereka semua. Toh, masing-masing Syekh tidak melarang muridnya untuk
menimba ilmu dari syekh yang lain walau mereka berbeda pendapat.
Ketiga, walaupun banyak pendapat dari personal ulama di Azhar,
namun pendapat resmi Azhar tetaplah terbit dari lembaga resmi yang ada, yakni
Syekh Azhar, Hay'ah Kibar Ulama (Dewan Ulama Senior), Majma' Buhuts Islamiyah
(Dewan Riset Islam), Majelis A'la Al-Azhar (Dewan Tinggi Universitas Al-Azhar),
Maktab Risalah Al-Azhar dan lembaga resmi yang bernaung di bawah Al-Azhar
lainnya. Pendapat yang terbit dari lembaga resmi tersebutlah yang dianggap
sebagai "Pendapat Al-Azhar".
Lagian, sepengetahuan saya, para Masyaikh di Al-Azhar yang berbeda
pendapatnya, sama sekali tidak menganggap atau menisbahkan pendapat mereka
sebagai pendapat resmi Al-Azhar. Dengan gentle mereka tetap bilang bahwa itu
adalah pendapat pribadi mereka sendiri (Kecuali ada yang mencoba mencatut Al-Azhar
dengan membawa nama Front Ulama Azhar yang sama sekali bukan lembaga resmi
Al-Azhar).
Keempat, Al-Azhar sama sekali tidak retak. Perbedaan pendapat itu
adalah sebuah keniscayaan, namun insya Allah tidak membuat lembaga Resmi
Al-Azhar retak. Al-Azhar bilang bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas
pendapat yang keluar dari personal para Syekh (Hal ini karena secara keilmuan,
para Syekh tersebut memang kapabel dalam mengeluarkan pendapat yang dilandasi
argumentasi dan dalil yang kuat). Para Syekh yang mengeluarkan pendapat pribadi
pun dengan gentle tidak menisbahkan pendapat mereka pada Al-Azhar. Karena, para
Masyaikh dan murid sadar bahwa Lembaga Al-Azhar Asy-Syarif adalah lembaga
terhormat. Hanya orang yang hina yang akan menghina lembaga Besar ini.
***
Bagi saya, ikhtilaf para masyaikh telah menjadi Rahmah tersendiri.
Setiap kali ada Syekh yang mengeluarkan pendapat (Baik itu resmi dari Al-Azhar
ataupun hanya pendapat personal) adalah ajang menimba ilmu. Sambil tentu saja
mereka-reka serta menebak-nebak, kira-kira apa nazhariyat pendapat Al-Mukarram
Syekh A, apa nazhariyat pendapat Al-Fadhil Syekh B dan lain-lain, lalu
bagaimana kira-kira prosesnya dari segi fiqh hingga sampai kepada pendapat
tersebut. Proses Al-Fahm dan At-Tafahhum yang diajarkan Masyaikh Azhar sangat
berguna sekali dalam memandang dan memahami perbedaaan pendapat tersebut.
Saya sendiri sungguh heran dengan sebagian yang mengaku pelajar
ilmu syari'at di Azhar yang begitu berani mencela pendapat Syekh hanya karena
pendapat tersebut berbeda dengan pendapat yang mereka yakini. Ini sama sekali
bukan ajaran Masyaikh di Azhar. Ajaran Masyaikh adalah Al-Fahm dan At-Tafahhum,
ada proses untuk mengetahui kenapa sebuah pendapat muncul, bagaimana memahami
pendapat yang berbeda, serta bagaimana cara bermu'amalah dengan penuh adab
dengan pendapat tersebut.
Toh ada Allah yang akan menjadi Hakim pendapat Mereka, ngapain
repot-repot dan sok-sok an menjadi hakim buat mereka. Yang ada malah kita akan
kena dosa yang tidak kita sadari. Dosa karena berkata kotor, dosa karena
menghukum tanpa ilmu, dan dosa-dosa lainnya. Apakah hati kita bisa mendeteksi
perbuatan sadar kita yang telah menghasilkan dosa tersebut ? karena kalau
tidak, lebih baik segera ke bengkel hati, ketimbang terus berbangga diri bisa menghujat
ulama dan berbangga diri karena bisa menunjukkan kesalahan mereka (dengan ilmu
kita yang tiada ada bandingannya dengan mereka).
اللهم وَمَنْ كان مِنْ أمة سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم على غير الحق،
وهو يظن أنه على الحق، فرده يا مولانا بالحق إلى الحق، حتى يكون من أهل الحق يا حق،
ولا حول ولا قوة إلا بك
Ya Allah, siapa saja dari Umat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi
wa sallam ini yang sedang berada di jalan yang bukan jalan kebenaran, namun ia
menyangka bahwa ia sedang berada di dalam kebenaran, maka kembalikanlah ia Ya
Allah dengan kebenaran pula ke jalan yang benar. Agar ia benar-benar masuk ke
dalam golongan yang benar Ya Al-Haqq. Sungguh tiada daya dan upaya melainkan
hanya milikMu.
0 komentar