Ulama Pencari Berkah di Kuburan
12:24 PM
Oleh : Ustadz Muhammad Ma'ruf Khozin (Ketua LBM NU Surabaya)
Kata menyeramkan ‘Ubbadul Qubur (penyembah kubur) pertama kali
disebut oleh Ibnu Taimiyah dalam ar-Radd ala al-Manthiqiyyin bagi orang yang
mencari berkah di makam para Nabi atau Auliya’, padahal mereka bertauhid hanya
kepada Allah.
Berikut ini ada 2 ulama ahli hadis dan ilmu qira’ah yang gemar
mencari berkah Allah dengan ziarah ke makam Auliya’, namun tak satupun yang
mengatakan bahwa kedua ulama ini adalah ‘Ubbadul Qubur atau Quburiyun.
1. Ibnu Hibban (Ahli Hadis)
- Makam Ali bin Musa ar-Ridla
وَقَبْرُهُ بِسَنَا بَاذٍ خَارِجَ النَّوْقَانِ
مَشْهُوْرٌ يُزَارُ بِجَنْبِ قَبْرِ الرَّشِيْدِ قَدْ زُرْتُهُ مِرَارًا كَثِيْرَةً
وَمَا حَلَّتْ بِي شِدَّةٌ فِي وَقْتِ مَقَامِي بِطُوْسٍ فَزُرْتُ قَبْرَ عَلِى بْنِ
مُوْسَى الرِّضَا صَلَوَاتُ اللهِ عَلَى جَدِّهِ وَعَلَيْهِ وَدَعَوْتُ اللهَ إِزَالَتَهَا
عَنَىَّ إلاَّ اسْتُجِيْبَ لِي وَزَالَتْ عَنِّى تِلْكَ الشِّدَّةُ وَهَذَا شَئٌ جَرَّبْتُهُ
مِرَارًا فَوَجَدْتُهُ كَذَلِكَ أَمَاتَنَا اللهُ عَلَى مَحَبَّةِ الْمُصْطَفَى وَأَهْلِ
بَيْتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَيْهِمْ أجْمَعِيْنَ
(ثقات ابن حبان - ج 8 / ص 457(
“Makam Ali bin Musa di Sanabadz sebelah luar Nauqan sudah masyhur
dan diziarahi di dekat makam ar-Rasyid. Saya sudah ziarah berkali-kali. Saya
tidak mengalami kesulitan ketika saya berada di Thus kemudian saya berziarah ke
makam Ali bin Musa, semoga Salawat dari Allah dihaturkan kepada kakeknya (Nabi
Muhammad) dan saya berdoa kepada Allah untuk menghilangkan kesulitan tersebut,
kecuali dikabulkan untuk saya dan kesulitan itu pun lenyap dari saya. Ini saya
alami berkali-kali, dan saya temukan seperti itu. Semoga Allah mematikan kita
untuk cinta kepada Nabi dan keluarganya Saw” (ats-Tsiqat 8/457)
2. Imam Ibnu al-Jazari (Ahli Ilmu al-Quran)
- Makam Abdullah ibnu al-Mubarak
وَقَبْرُهُ (عَبْدُ اللهِ بْنِ الْمُبَارَكِ)
بِهَيْتٍ مَعْرُوْفٌ يُزَارُ زُرْتُهُ وَتَبَرِّكْتُ بِهِ (غاية النهاية في طبقات القراء
- ج 1 / ص 198(
“Makam Abdullah bin Mubarak di Hait sudah dikenal dan diziarahi.
Saya menziarahinya dan mencari berkahnya” (Ghayat an-Nihayah fi Thabaqat
al-Qurra’ 1/198)
- Makam Qasim bin Fairah
وَدُفِنَ (قَاسِمُ بْنُ فَيْرَهْ) بِالْقَرَافَةِ
بَيْنَ مِصْرَ وَالْقَاهِرَةِ بِمَقْبَرَةِ الْقَاضِي الْفَاضِلِ عَبْدِ الرَّحِيْمِ
الْبَيْسَانِي وَقَبْرُهُ مَشْهُوْرٌ مَعْرُوْفٌ يُقصَدُ لِلزِّيَارَةِ وَقَدْ زُرْتُهُ
مَرَّاتٍ وَعَرَضَ عَلَيَّ بَعْضُ أَصْحَابِي الشَّاطِبِيَّةِ عِنْدَ قَبْرِهِ وَرَأَيْتُ
بَرَكَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ قَبْرِهِ بِالإجَابَةِ رَحِمَهُ اللهُ وَرَضِيَ عَنْهُ
(غاية النهاية في طبقات القراء - ج 1 / ص 285(
“Qasim bin Fairah dimakamkan di Qarafah, antara Mesir dan Kairo di
makam Qadli al-Fadlil Abdurrahim al-Baisani. Makamnya menjadi tujuan ziarah dan
saya sudah berziarah berkali-kali. Sebagian pengikut Syatibiyah memperlihatkan
kepada saya di dekat makamnya dan saya melihat berkah doa di makam itu
terkabul” (Ghayat an-Nihayah fi Thabaqat al-Qurra’ 1/1285)
0 komentar