Laki-laki minang
11:52 PM
Bujang terdiam.Tidak ada satupun kata yang sanggup keluar dari mulutnya.”Sudah ibu bilang,jangan pernah jatuh cinta apalagi sampai menikah dengan laki-laki minang” bentak ibu mertuanya pada Leli,istrinya.”Laki-laki minang itu pelit,penipu,omongan mereka tidak bisa dipercaya.Kamu pikir dari mana mereka bisa mengembangkan usaha besar macam toko Pitalo,raja kain di wilayah Tanah Abang.Dari menipu,Leli.Dari Menipu.” Lanjut Mertuanya.Istrinya terisak-isak.Sedih dan perih namun tidak bisa melawan.
Akibat usahanya yang bangkrut, siang itu mertuanya langsung datang ke rumah.Tanpa sempat istirahat dan basa-basi, ia memaki Bujang dan istrinya habis-habisan, seolah-olah seluruh kekesalannya tumpah ruah hari itu juga.”Tidak ada kata lain, kamu harus cerai dengan laki-laki itu Leli , harus cerai sekarang juga.Mau hidup macam apa kamu nanti Hahh.” Maki Ibunya.
Leli masih menangis.Wajah marah ibunya tak kunjung padam.Walau untuk sementara waktu masih terdiam, namun dari garis wajahnya terlihat bahwa ia belum selesai.”Kamu mau pilih Ibumu atau suami mu ?” ibu mertua bujang pun mengeluarkan kalimat pamungkasnya.Leli berteriak histeris.”Ibu mana mungkin aku akan memilih satu diantara dua orang yang sangat kucintai” jawabnya masih dalam keadaan terisak-isak.”Bukankah kita lebih baik bicara dulu dengan tenang Bu..Leli mohon bu , tolong dengarkan Leli” pinta Leli pada ibunya.
Ibunya menarik nafas “ hmmmhhh baiklah...” ucapannya terpotong suara Azan yang menggema masuk melewati celah-celah jendela rumah.Ia berhenti sejenak , lalu memandang Bujang yang masih terdiam menunduk di dekat pintu.Tak pernah Bujang bayangkan kalau nasib nya seperti ini.Bukan kesalahan Bujang kalau dia terlahir sebagai laki-laki minang.Ujian yang menimpa usahanya pun tidak ada sangkut pautnya dengan status “minang” yang melekat di badannya.Namun hari ini , ada setitik sesal menelusuk dalam batinnya, kenapa darah minang harus mengalir di nadinya.Kenapa ia harus disalahkan dan dimaki lantaran minang ?
“Baiklah,,,mari kita buka puasa dulu” kata ibunya pelan.Bujang dan Leli hanya diam,terpana.
0 komentar