Belajar memimpin dari Luffy
3:13 PMPernah menonton one piece ? Di indonesia , komik karya echiro oda ini termasuk salah satu bacaan populer yang banyak peminatnya.Bukan hanya dari kalangan anak-anak yang entah kenapa selalu dianggap objek dari pasar komik , namun juga kalangan dewasa.Komik ini pun kemudian diadaptasi menjadi lebih hidup dalam bentuk animasi yang biasa disebut Anime.
Kali ini saya tidak akan menjadikan Alur one piece nya sebagai subjek tulisan.Saya (hanya) tiba-tiba saja tertarik untuk membahas tokoh sentral dalam komik ini.Seorang bocah remaja bernama “Monkey.D.Luffy” yang memiliki tekad kuat untuk menjadi seorang ‘Pirate King’.Dengan bekal semangat ini , ia lalu mengumpulkan beberapa orang untuk menjadi kru bajak lautnya.Sampai saat ini ada sekitar 8 orang kru yang berhasil ia kumpulkan.Tentu saja ia sendiri yang menjadi kapten dan pemimpin dari kapal tersebut.
Yang menarik adalah beberapa orang kru sangat kesulitan dalam meng-identifikasi model leadership apa yang dipakai oleh Luffy dalam memimpin krunya.Tidak seperti ciri khas seorang kapten kapal yang ucapannya adalah Hukum , memiliki ketegasan dan kebijaksanaan , sangat ditakuti oleh krunya , serta memiliki daya tarik luar biasa , semua ciri ini seakan luntur dari sosok seorang Luffy.Ketimbang menjadi orang yang tegas , Luffy malah sering plin-plan dalam menetapkan keputusan.Liat saja episode setelah mereka selesai mengalahkan Crocodile.Ketika Log pose nami menunjukkan ke arah atas , ia sangat ‘tidak jelas sekali’ dalam menentukan apakah akan mencari info ke Pulau Jaya atau malah diam di tempat.
Luffy juga bukan orang yang bijaksana apalagi berwibawa.Tidak memiliki aturan dalam segala hal terutama dalam soal makan membuat kepalanya lebih sering di’ketok’ oleh nami dan sanji.Ia malah lebih sering bermain-main dengan Ussop dan Chopper , hal yang tabu dikerjakan oleh seorang kapten.Meskipun ia adalah orang terkuat di atas kapal tersebut , namun tidak ada satupun kru yang takut padanya.Dalam beberapa kesempatan, kru-kru Luffy malah terlihat ‘menyesali’ pilihan mereka untuk bergabung dengan Luffy.
Nah, sebagai sebuah organisasi , Bajak laut topi jerami yang dipimpin Luffy ini jelas memiliki sistem yang salah.Namun ada suatu hal yang membuat saya tertarik.Beberapa sikap Luffy –lah yang justru membuat Kru ini menjadi solid walau tidak digawangi oleh sebuah manajemen organisasi yang baik.Ada beberapa hal yang membuat Luffy pada akhirnya -meskipun bukan sebagai orang yang ditakuti- menjadi orang yang disayangi dengan tingkat kesetiaan yang tinggid dari para krunya.
Pertama,Luffy selalu mengambil bagian yang terberat dalam setiap tugas yang didapatkan oleh Kru.Ketika mereka bertemu musuh , Luffy bukanlah orang yang bergerak di balik layar , memerintah kru-nya untuk melakukan ini dan itu.Ia sendiri yang pertama kali terjun ke Lapangan dan memilih tugas terberat.Dalam kehidupan sehari-hari , Luffy seringkali mendapat tugas untuk mencuci piring dan membersihkan geladak kapal.Suatu hal yang sangat mustahil di kerjakan oleh seorang kapten.Pada akhirnya sikap ini menumbuhkan rasa sayang tersendiri bagi setiap krunya.Bahkan kondisi inilah yang membuat mereka-walau tidak dekat secara organisatoris- namun sangat dekat dalam urusan hati.
Kedua,Luffy sangat mau mendengarkan usulan yang muncul dalam kru , walau terkadang ia sendiri harus diombang-ambing oleh kru-nya sendiri dalam penetapan keputusan.Sikap ini kemudian diikuti dengan munculnya potensi masing-masing kru sehingga pendapat yang muncul biasanya berasal dari kru yang ahli dalam bidangnya.Dalam hal ini, sosok Nami muncul sebagai penasehat Luffy dalam bertindak (walau kadang Luffy dikerjai nami juga ^_^).
Ketiga,Luffy jarang sekali mengeluh saat menghadapi sebuah masalah.Malah ketimbang mengeluh ia langsung menjawab masalah itu dengan penuh semangat.Hal yang sangat kontras dialami oleh krunya yang sudah patah semangat.Namun dengan dorongan semangat dari Luffy (plus adanya kesadaran diri untuk mematuhi perintah kapten walau ga jelas) , semangat ini lalu menular ke semua kru lainnya.Luffy jarang sekali menampakkan kelemahannya di depan krunya.Walau terkadang , ada beberapa kasus dimana Insting Luffy berjalan dengan baik dan membuat sebuah keputusan dengan sangat bijaksana.
Terakhir , Luffy sangat mencintai semua krunya.Bahkan sampai dalam prinsip bahwa keselamatan kru nya sama pentingnya dengan keselamatan dirinya sendiri.Makanya tak heran kalau ia sering menghadang bahaya yang besar bahkan beberapa kali hampir menghilangkan nyawanya hanya untuk menyelamatkan satu orang saja dari Krunya (ingat kasus Robin di Eniest Lobby).Sikap ini menyadarkan krunya bahwa memimpin itu lebih merupakan cinta ketimbang ketakutan.Bahwa memimpin itu lebih merupakan curahan rasa sayang dari pada pelampiasan kekuatan.
Nah, sikap-sikap diatas menurut saya sangat sederhana sekali dalam soal kepemimpinan.Jelas ciri khas tipe kepemimpinan otoriter jauh dari dia (kecuali dalam soal makan barangkali ^_^).Luffy kadang menjelma menjadi sosok demokratis karena mendengarkan seluruh opini kru nya.Kadang ia menjadi seorang bertipikal paternalistik karena adanya nilai kebersamaan yang dianut.Kadang ia juga bertipe kharismatik saat mulutnya mengucapkan kata-kata yang menggugah semangat juang kru.Dan kadang ia juga bertipe Laissez Faire yang menikmati semua krunya bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing tanpa harus banyak instruksi.
Sikap-sikap diatas menurut saya bagus dan layak untuk ditiru oleh pemimpin di dunia nyata.Pemimpin yang selalu berada di garda depan saat masalah menghujam.Pemimpin yang mau mendengar setiap ungkapan dan opini teman-temannya.Pemimpin yang lebih menganggap anggotanya sebagai sahabat ketimbang anak buah.Pemimpin yang mencintai seluruh anggotanya.Pemimpin yang jarang sekali mengeluh di depan anggotanya.dan tentu saja pemimpin yang mau merelakan kesenangan bahkan nyawanya demi memperjuangkan sahabat-sahabat dan anggotanya.
*Penulis yang sedangi belajar memimpin dengan hati
0 komentar