Nama-nama mujtahid mazhab dalam mazhab Syafi’i (bagian 10 - terakhir)
2:51 PM
10.Ibn Abi Al-Jaarudi
Nama lengkap beliau adalah Abu Walid Musa bin Abi Al-Jaarudi Al-Makki.Beliau berasal dari Mekah.Termasuk salah seorang perawi tsiqoh di mazhab Syafi’i dan termasuk ulama yang tsiqoh dalam keilmuannya.
Imam As-Saji berkata : Aku berkata kepada Abu daud Al-Sijistani : Siapa saja Ashab Imam Syafi’i ? lalu beliau menjawab : Al-Humaidi , Ahmad bin hanbal , Al Buwaithi , Rabi’ , Abu tsur , Ibn Al-Jaarudi , Al-Za’faroni , Al-Karabisi ,al-Muzani dan Harmalah
Beliau merupakan ulama yang memiliki kedudukan tinggi di Mekah yang memberikan fatwa dalam mazhab Syafi’i.Beliau juga meriwayatkan kitab “Al-Amali” dari Imam Syafi’i dan kitab lainnya
Ia juga termasuk salah satu yang meriwayatkan perkataan imam Syafi’i yang masyhur “Jika aku berpendapat tentang sesuatu lalu datang sebuah hadits dari rasulullah yang menyalahi pendapatku maka ketahuilah bahwa pendapatku adalah sama dengan apa yang datang dari Rasulullah”
Tidak diketahui dengan pasti kapan beliau wafat
*Sumber : Kitab "Al-Ijtihad wa Thobaqot Mujtahidi Asy-Syafi'iyah" karangan Syekh Hasan Hito
Nama lengkap beliau adalah Abu Walid Musa bin Abi Al-Jaarudi Al-Makki.Beliau berasal dari Mekah.Termasuk salah seorang perawi tsiqoh di mazhab Syafi’i dan termasuk ulama yang tsiqoh dalam keilmuannya.
Imam As-Saji berkata : Aku berkata kepada Abu daud Al-Sijistani : Siapa saja Ashab Imam Syafi’i ? lalu beliau menjawab : Al-Humaidi , Ahmad bin hanbal , Al Buwaithi , Rabi’ , Abu tsur , Ibn Al-Jaarudi , Al-Za’faroni , Al-Karabisi ,al-Muzani dan Harmalah
Beliau merupakan ulama yang memiliki kedudukan tinggi di Mekah yang memberikan fatwa dalam mazhab Syafi’i.Beliau juga meriwayatkan kitab “Al-Amali” dari Imam Syafi’i dan kitab lainnya
Ia juga termasuk salah satu yang meriwayatkan perkataan imam Syafi’i yang masyhur “Jika aku berpendapat tentang sesuatu lalu datang sebuah hadits dari rasulullah yang menyalahi pendapatku maka ketahuilah bahwa pendapatku adalah sama dengan apa yang datang dari Rasulullah”
Tidak diketahui dengan pasti kapan beliau wafat
*Sumber : Kitab "Al-Ijtihad wa Thobaqot Mujtahidi Asy-Syafi'iyah" karangan Syekh Hasan Hito
Nambah sedikit .Dalam Mazhab Imam Syafi'i dikenal adanya qaul qadim dan qaul jadidi.Qaul qadim adalah kumpulan pendapat imam Syafi'i saat di Iraq sedangkan qaul Jadid adalah kumpulan pendapat imam Syafi'i saat di Mesir.Nah yang jadi pegangan adalah qaul Jadid , kecuali hanya dalam sedikit masalah dimana qaul qadim beliau yang dipakai.
Diantara Ashab beliau saat di Iraq / perawi Qaul Qodim :
Sedangkan Ashab beliau saat di Mesir / perawi qaul Jadid :
- Al-Karabisi
- Al-Za'faroni
- Ahmad Bin Hanbal
- Abu Tsur
Penelitian dari kiai-kiai Lirboyo dalam tradisi Bahtsul Masail yang mereka bukukan dalam buku "Istilah Fuqaha" tentang beberapa masalah dimana mendahulukan Qaul Qodim lebih utama dari Qaul Jadid , diantaranya :
- Al-Muzani
- Al-Buwaithi
- Rabi' bin Sulaiman Al-Murodi
- Harmalah (ada juga yang mengatakan Rabi' Al-jizi)
1. Sunnah mendahulukan shalat Isya.
2. Tidak mensyaratkan haul dalam persoalan wajibnya zakat rikaz (peninggalan jahiliyyah).
3. Tidak wajib menjauhkan diri dari sekitar najis yang berupa air yang banyak.
4. Boleh mensyaratkan tahallul bagi muhrim apabila sakit.
5. Waktu shalat magrib berakhir sampai hilang/terbenamnya syafaq yang merah.
6. Boleh niat shalat jama’ah ditengah-tengah sholat setelah takbiratul ihrom.
7. Wudhu’ tidak batal dengan menyentuh mahram.
8. Air yang sedikit (kurang dari 2 kullah) yang mengalir tidak dihukumi najis apabila bertemu dengan najis dengan syarat tidak berubah salah satu sifatnya (warna, bau, dan rasa).
9. Haram memakan kulit yang telah disamak.
10. Sunnah membuat garis (sutrah) dihadapan orang yang shalat.
11. Sayyid wajib di had disebabkan oleh zina yang dia lakukan dengan budak perempuannya (amat) yang masih mahromnya.
12. Sunnah membaca amien secara jahar bagi makmum shalat jahriyyah.
13. Mahar (mas kawin) yang rusak harus diganti dengan dhomanul yad (ganti yang ditetapkan syara’) artinya kalau barang tersebut termasuk mitsli (bisa ditimbang/ditakar) wajib diganti dengan barang yang sejenis dan walau dengan mutaqawwam (selain mitsl) wajib diganti dengan nilainya (qimat/ harga standar).
14. Disunatkan membaca tashwib pada saat adzan subuh.
15. Tidak disunatkan membaca ayat/surah pada rakaat ke-3 dan ke-4.
16. Makruh memotong kuku mayat.
17. Boleh bagi syarik (orang yang mempunyai hak bersama) untuk membangun dan merehab barang yang rusak
0 komentar