Seperti Membaca Surat Cinta
5:33 PMSaya teringat sebuah kejadian unik waktu masih duduk di bangku kelas 2 SMP.Ceritanya , pagi itu kelas saya masih tenang, adem,ceria, persis seperti biasanya.Pak Guru dengan serius menerangkan pelajaran di depan kelas.Siswa-siswi pun dengan tenang menyimak apa yang disampaikan.Tiba-tiba pak Guru berjalan cepat ke arah dekat bangku salah seorang siswa.Layaknya seorang ninja , tangan beliau dengan gesitnya mengarah ke arah laci meja, seolah sedang menangkap sesuatu.Dan dengan ekspresi antara tertawa sadis dan senyum miris , beliau acungkan benda yang ia tangkap tadi tinggi-tinggi hingga terlihat oleh kami semua.
“Apes banget” , begitu mungkin yang dirasakan teman saya itu.Benda yang ternyata surat cinta itu , berhasil di’razia’ oleh pak Guru sebelum sampai ditujuannya.Sejatinya , surat tersebut akan dikirimkan secara sembunyi-sembunyi saat jam pelajaran berlangsung.Selain mengurangi kecurigaan pak Guru , juga ada nilai ‘romantis’nya ujarnya.Teman saya itu pun jadi bulan-bulanan sekelas.Ditertawai keras oleh teman , dan dipandangi sadis oleh guru.Beruntung , Pak Guru tidak menambah ke”kejam”an-nya lebih jauh.”Temui saya jam istirahat nanti di Kantor” perintah Pak Guru padanya.Barang bukti tersebut pun dikantongi dan pelajaran dilanjutkan lagi.Saya sempat kepikiran , kalau tiba-tiba Pak Guru membacakan isi surat itu di depan kelas plus menyebutkan siapa ‘alamat’ surat itu.Pasti lebih seru dan lebih tragis.
Bicara tentang surat cinta , media yang satu ini akan sulit kita temukan hari ini karena telah tergerus oleh perkembangan zaman.Anak-anak zaman sekarang cenderung lebih agresif , transparan dan tentunya mereka sudah punya ponsel untuk mengucapkan umbaran cinta mereka tanpa harus menunggu balasan lama seperti surat.Berbeda kalau dulu.Saya masih teringat dengan teman sekamar saya yang sempat menjadi ‘tukang pos’ penyampai surat cinta senior.Setiap hari dia harus bolak-balik dari asrama putra ke ke asrama putri untuk mengirimkan surat cinta seniornya.Lalu beberapa jam kemudian mengambil balasannya.
Beranjak ke tahun berikutnya , teman saya yang tukang pos itu pun naik level.Kali ia sendiri yang telah menemukan ‘tambatan hati’-nya.Dan seperti kasus senioritas yang sudah-sudah , junior nya pun menjadi korban sebagai tukang pos untuk surat cintanya.
***
Itu sekedar intermezzo.Lumayan buat refresh sejenak tentang masa lalu.Yang menarik bagi saya adalah ada sesuatu yang unik saat melihat seseorang membaca surat cinta dari ‘kekasih-nya.Surat yang dibungkus sedemikian rupa sehingga mirip ‘hati’ itu dibuka pelan-pelan.Baunya yang harum seperti disemprot parfum menambah daya pikat surat itu untuk segera dibaca.Nafas semakin sesak akibat menahan degupan jantung yang bergerak semakin cepat.
Surat pun dibuka dan dibaca perlahan-lahan.Setiap jengkal huruf dimaknai begitu dalam , terbayang seolah sang kekasih langsung bicara kepadanya.Terkadang setelah beberapa baris , mata terpejam sejenak membayangkan keindahannya.Membacanya pun tak cukup satu kali.Setelah selesai , lalu diulang lagi.Begitu seterusnya sampai ada muncul kepuasan dihati.Lalu surat tersebut dilipat dan disimpan di tempat yang aman agar hanya ‘saya dan dia’ yang mengetahui isinya.Oh sungguh romantis hahaha.
Surat cinta itu pun sakti.Begitu saktinya sampai teman saya itu berobah dahsyat dalam waktu singkat hanya karena mengikuti ‘petunjuk cinta’ sang kekasih lewat surat.Kata kekasihnya “Yang kamu rajin belajar ya biar nilai ujiannya bagus” lalu ia pun belajar dengan giat , “Yang kamu kalau ke sekolah pakai pakaian yang rapi donk” dan abrakadabra teman saya itu menjadi makhluk paling rapi sekamar.Begitu seterusnya.Setiap ada perobahan yang terjadi pada teman saya , baik pada sikap maupun penampilannya , bisa dipastikan itu adalah hasil ‘perintah’ sang kekasih lewat surat.
Pemandangan kontras terjadi kalau sesekali datang surat dari orang tua atau sanak familinya di kampung.Surat dibuka dengan cepat, amplop dirobek , lalu dengan secepat kilat surat dibaca , diambil intinya sambil sesekali mengangguk , dan akhirnya surat berakhir di Tong sampah.Ketika ditanya , apa bedanya baca surat cinta dengan surat dari kampung , ia menjawab “Yah karena cinta-lah”.Hufffftttt
***
Membaca dengan cinta ternyata memberikan kita energi lebih dari apa yang kita baca ketimbang membaca dengan biasa-biasa saja.Kita tentunya sudah seringkali membaca , apapun itu .Bisa membaca buku , koran ,surat bahkan status FB dan SMS.Namun kita akan bisa rasakan perbedaan energi yang didapat dari masing-masing objek yang kita baca.
Bagi penikmat sepakbola misalnya , membaca koran bola atau soccer jauh lebih nikmat ketimbang membaca kompas atau republika.Seseorang yang membaca status FB dari Bos kantornya tentu nya memilki rasa yang berbeda dengan membaca status FB temannya.Apatah lagi seseorang yang membaca SMS dari Kekasihnya , tentu jauh sekali perbedaan rasa yang didapat kalau ia membaca SMS dari Guru atau dosennya.
Lantas bagaimana dengan membaca Al-qur’an ?
Sikap kita dalam membaca Al-qur’an , akan mempengaruhi kualitas bacaan dan energi yang kita dapatkan dari al-qur’an.Kita bisa saja membacanya seperti membaca koran , cepat dan mudah bosan.Kita juga bisa membacanya seperti sikap pembaca Status FB , hanya yang menarik-menarik saja , lalu tiada satupun yang diamalkan.Kita tentu saja bisa membacanya dengan sikap seorang pecinta.Begitu rindu saat tiada , tidak tenang saat tidak membaca , lalu bertambahlah rasa cinta ketika membaca.Bukan itu saja , setiap apa yang tertulis dalam Al-qur’an pun akan dilaksanakan dengan sepenuh hati karena cinta pada Pemiliknya.
Andai kita bisa membaca Al-qur’an seperti membaca surat cinta.Begitu tunduk , tenang dan khusyuk karena tidak ingin terlewat satu huruf pun.Setiap rangkaian kata , kita maknai dengan dalam dan meresapinya dengan cinta.Setiap kata yang terbaca , menambah kerinduan untuk bertemu dengan-NYA.
Membacanya pun belum puas kalau hanya sekali.Diulang dan terus diulang tanpa ada rasa bosan di hati. Setiap baris kata mengandung cinta yang luar biasa buat diri.Apabila didalamnya ada perintah Mengerjakan sholat dan membayar zakat, akan segera dipatuhi.Kalau ada larangan untuk tidak men-dua-kan NYA dengan yang lain akan segera dita’ati.
Seperti membaca surat cinta, seperti itulah membaca AL-qur’an yang kita dambakan.Karena Al-qur’an memang diturunkan dari NYA yang kita cintai.Ketika kita membaca al-qur’an masih sama dengan gaya membaca koran , maka bertanyalah pada diri , apakah kita masih menjadikan Cinta pada Allah sebagai landasan utama diri.
Mari kita mulai membaca Al-qur’an dengan cinta , memaknai setiap kata dengan cinta , merindukan kehadirannya karena cinta , menghadirkan hati tatkala membacanya karena cinta , serta melaksanakan isi nya karena cinta.
Yah , seperti membaca surat cinta...
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci ? " (Q.S.Muhammad : 24)
Bila kita ingin berbicara dengan Allah, dirikanlah shalat;
bila kita ingin Allah berbicara dengan kita, bacalah al Qur'an
*refleksi nuzul Al-qur'an...semoga bisa membacanya dengan cinta
0 komentar