Madrasah Al-Umariyyah berlokasi
di daerah Hayy Ash-Shalihiyyah, kaki gunung Qasiyun di Damaskus. Lebih tepatnya
madrasah ini terletak di Hayy Syekh Muhyiddin yang berada di tengah-tengah
antara Mesjid Syekh Muhyiddin dan Mesjid Abdul Ghani An-Nablusi. Daerah ini
sendiri memiliki ciri khas seperti banyaknya situs-situs peninggalan serta
madrasah-madrasah agama yang begitu terkenal pada masa Dinasti Ayyubiyah dan
Mamluk.
foto : Yasminalcham.com |
Tentang cerita pendirian
madrasah ini berawal dari Syekh Abu Umar yang mengungsi dari kampungnya pada
tahun 551 H / 1156 M beserta 3 orang dari kerabatnya menuju Damaskus untuk
melarikan diri dari pembunuhan dan penyerangan yang melanda desa mereka oleh
kaum Prancis. Ketika mereka sampai di Damaskus, mereka berkemah di mesjid
abu Saleh di luar pintu kota Damaskus. Setelah itu rombongan ini kedatangan
pengungsi lain yang berjumlah sekitar 35 orang dimana sebagiannya adalah
keluarga mereka. Mereka berada disana selama 3 tahun.
Setelah itu mereka pindah ke
kaki gunung Qasiyun dekat sungai Yazid. Di tempat inilah sebagian pengungsi
membangun rumah dan lingkungan mereka. Mereka mulai mendirikan mesjid,
madrasah, pasar dan lainnya. Daerah ini semakin lama semakin bertambah
penduduknya (terutama oleh para pengungsi dari Palestina) sehingga bangunan pun
bertambah banyak. Tempat ini pun dikenal sebagai Kampungnya Bani Qudamah dimana
mereka semua dikenal sebagai orang saleh. Hal inilah yang menjadi salah
satu sebab kenapa daerah mereka ini kemudian dikenal dengan Hayy
Ash-Shalihiyyah artinya kampung orang-orang yang saleh.
foto : Yasminalcham.com |
Adapun madrasah Al-Umariyyah sendiri
dibangun pada masa pemerintahan Sultan Nuruddin Zanki. Sultan yang dikenal
cinta ilmu ini ikut andil dalam perluasan madrasah yang mulanya hanya terdiri
dari 10 ruangan ini hingga menjadi kurang lebih 360 ruangan yang bisa menampung
seribu pelajar.
Madrasah Al-Umariyyah ini
dipandang sebagai madrasah terbesar dan terpenting di kota Damaskus dahulunya.
Hal ini bisa kita lihat dari keindahan arsitektur bangunannya serta posisinya
yang strategis dan luas walaupun hari ini sebagian penduduk yang tinggal di
dekatnya banyak yang “merampok” tanah dan bangunan madrasah ini untuk
kepentingan mereka. Madrasah ini juga dikenal sebagai Universitas pertama
yang dibangun di negeri Syam dimana ilmu pengetahuan diajarkan disana siang dan
malam. Madrasah ini dilengkapi berbagai fasilitas bagi para penuntut ilmu dan
pengajar baik dari sisi konsumsi, pakaian, asrama tempat tinggal serta biaya
harian yang semuanya Gratis. Semua fasilitas ini merupakan harta wakaf para
dermawan yang pada masa itu lazim terjadi.
Secara umum, Madrasah ini
sendiri berafiliasi ke mazhab Hanbali dalam fiqh. Dan konsentrasi utama dalam
pendidikannya adalah Ilmu Hadits dan Fiqh. Yang unik adalah madrasah ini juga
menampung pelajar perempuan sehingga pada masa jayanya, madrasah ini melahirkan
tokoh-tokoh di bidang hadits serta ulama yang mumpuni dari kalangan perempuan.
foto : Yasminalcham.com |
Mengingat sejarahnya yang begitu
megah, beberapa penduduk di sekitar gunung Qasiyun seperti Hayy
Ash-Shalihiyyah, Hayy Al-Muhajirin dan lainnya pernah menuntut pemerintah agar
memugar madrasah ini dan menjadikannya sebagai Pusat Budaya dan Ilmu
Pengetahuan untuk Damaskus. Ide ini sempat kuat namun tidak diteruskan. Di
tahun 2008, ada upaya positif untuk pemugaran situs sejarah peradaban islam ini
lewat Deklarasi ‘Damaskus sebagai pusat peradaban Arab’ dimana salah satu
agendanya adalah menjadikan Bangunan Madrasah Al-Umariyyah sebagai pusat
Peradaban Arab dan Islam di Damaskus. Harapan terbesar gerakan ini adalah
adanya identifikasi terhadap bangunan asli milik Madrasah ini agar kemudian dilakukan
pemugaran sehingga kembali megah seperti masa jayanya dulu.